**********
"Akhhhhh!! Ini novel kok menyebalkan banget sih! padahal si bocil kagak ada salah apa-apa malah di cuekin! dasar mama kagak ada akhlak, tak punya otak, kalau gw jadi maknya, si bocil dah dipastikan si bocil hidup bahagia!" omelan kekesalan keluar dari bibir Lerina Lilya.
Lerina berguling-guling di kasur setelah melempar novel yang sudah mencapai end, Lerina duduk dari acara berguling-guling nya karena haus, dengan terpaksa Lerina harus ke dapur.
Melihat ke jendela yang menyilaukan karena cahaya matahari, Lerina turun dari kasur dan berjalan keluar kamar menuju ke dapur.
"ngapain Lo?" Tiba-tiba saja suara yang mengagetkan Lerina, Lerina Melihat ke orang tersebut dan yah, itu adalah kakak keduanya Kenzo Lilya.
" Lagi cosplay Emak! Udah tau gw pegang gelas yah pastinya mau minum, bdh!" Lerina Melirik sinis Kenzo dan berjalan ke kursi untuk minum.
Hubungan keduanya agak sedikit bermasalah, semenjak Lerina menceramahi kenzo hingga tidak sengaja menginjak ulat pemberian pacar Kenzo.
Kenzo pastinya marah dan kesal, dirinya langsung memarahi Lerina namun Lerina malah lari kekamar membuat Kenzo harus menahan kekesalannya.
"Ck!" Lerina sungguh kesal dengan kakaknya ini, kenapa kakaknya jadi kayak cewek aja kalau marah, padahal dirinya hanya menceramahi kakaknya agar berhenti pacaran dengan cewek yang matre dan Gonta ganti cowok.
Lerina pernah melihat secara nyata, kalau cewek kakaknya sedang kissing dan berpelukan dengan lelaki lain sekitar 2 minggu lalu.
Lerina yang tidak mau kakaknya ditipu dan keluarga nya dibuat hancur hanya karena satu wanita ular, yang tidak punya harga diri, murahan, jalang, penggoda, aneh, dan jelek!
Lerina menaruh gelasnya dimeja dan berniat pergi healing, melewati Kenzo yang sedang menonton televisi.
"Mau kemana lo?!" Suara Kenzo agak keras, melihat sebentar Lerina dan kembali melihat tontonan nya.
"Mau jadi antagonis!" Lerina yang kesal Hanya menjawab sesuai apa yang dia pikirkan.
"Gw lapor mama kalau Lo pergi jalan sama laki-laki lain" ancam Kenzo melihat adiknya berjalan dengan kesal ke pintu.
Salah satu Aturan keluar mereka adalah tidak boleh pacaran sebelum genap 18 tahun sedangkan umur Lerina baru 17 tahun.
Lerina Melihat kesal kakaknya, batinnya telah mencaci maki Kenzo sejak tadi.
"Dasar pengadu, gw mau ke taman untuk healing! nggak kuat gw disini dengan kakak yang tidak percaya dan bodoh!" Lerina Melirik kakaknya sebentar dan pergi ketaman memakai sepeda kesukaannya.
Mata Kenzo memang Melihat televisi, namun pikirannya tertuju pada yang adiknya katakan, dirinya terus memikirkan ceramah adiknya 2 Minggu lalu.
***********
Sekarang, Lerina sedang memakan Chiki kesukaannya sambil melihat pemandangan anak orang yang lagi main.
Dirinya memikirkan bocil yang ada di novel, merasa kasihan dan sedih, jika saja dirinya yang menjadi mama dari bocil, maka sudah dipastikan bocil dapat bermain sesukanya.
Karena terlalu fokus sama pikirannya dan melupakan sekitar, hingga sesuatu menghantam kepala Lerina.
Lerina memegang kepalanya seharusnya ini tidak terlalu sakit, karena cuma bola yang menghantam kepala Lerina. ( Yah cuma bola kok :) )
Kesadarannya seperti ditarik, Lerina jatuh ditanah dan kegelapan mulai memenuhi matanya.
"Masa iya gw pingsan cuma karena bola,... Padahal Chiki gw belum habis, gw sumpahin orang yang makan Chiki gw!" Gumam Lerina sebelum menutup matanya.
Orang-orang orang yang melihat Lerina pingsan langsung berkerumun untuk menolong lerina, bocil yang sengaja melempar bola ke Lerina menatap dalam wajah pucat Lerina.
"Seharusnya gw lebih kuat lempar nya, tapi tidak apalah, yang penting tugas gw selesai"
Bocil itu melempar bolanya asal dan berjalan menjauh dari kerumunan orang yang lagi menolong Lerina.
***************
"Hngghh....kepala gw pusing banget cok! Dasar bocil kematian!" Lerina bangun dan kepalanya masih pusing, dirinya memegang kepalanya dan berusaha menahan rasa pusing.
"Nyonya sudah bangun?" Tanya wanita yang sedikit kelihatan tua dari Lerina dan wanita tersebut berpakaian pelayan.
"Nggak, ini masih tidur! Udah tau pake nanya, lagian anda siapa yah? Manggil-manggil nyonya, suami aja kagak ada." wanita berpakaian pelayan dibuat kebingungan oleh perkataan nyonya nya, dirinya segera menelpon seseorang membuat Lerina ikut bingung.
beberapa menit kemudian, seseorang yang berjas kedokteran masuk dan memeriksa Lerina membuat Lerina kesal yang tertahan.
"Nyonya mengalami amnesia sementara akibat kecelakaan, dirinya akan ingat tapi mungkin membutuhkan waktu" jelas dokter tersebut ke wanita berbaju pelayan.
"Amnesia? Perasaan kepala gw hanya di hantam bola, kok bisa amnesia?" Gumam Lerina sambil memegang Keningnya.
Dokter mengambil tasnya dan berjalan keluar, Wanita atau pelayan Lerina segera mengambil kan Lerina minum.
Lerina menerima gelasnya walaupun dirinya merasa bingung dengan keadaan sekarang, dirinya mengernyitkan dahinya saat merasakan rambutnya panjang. Bukankah rambutnya pendek? Kok tiba-tiba panjang?.
"Nyonya baik-baik saja?" Tanya wanita pelayan atau kita panggil saja Bi lili.
Bukannya membalas pertanyaan bi Lili, Lerina malah lari ke kaca dekat kasur dan Melihat rambutnya, awalnya hanya lihat rambut tapi matanya tidak sengaja melihat wajahnya yang berbeda.
"Yakk!! Wajah gw kenapa??! Tidak! Pasti ada yang merubah wajah gw! setelahnya, gw di bawa kesini? Yah! Itu pasti!" Gumam Lerina sambil meraba-raba wajahnya.
Bi Lili yang melihat nyonya nya meraba wajahnya sendiri dibuat bingung, apakah setelah pingsan akibat kecelakaaan nyonya jadi sedikit kurang waras?atau aneh?.
Lerina berhenti meraba wajahnya, dirinya berdiri tegak dan berbalik melihat bi Lili yang langsung menunduk kan kepala.
"Itu....hm....anda siapa? Dan kenapa saya bisa disini?" Lerina awalnya bingung untuk memulai percakapan.
"Hah?..oh, saya bi Lili nyonya dan saya telah kerja disini selama 10 tahun nyonya, dan nyonya berada disini karena anda menikah dengan tuan besar Galeandra Xanders Wijaya, nyonya menikah dengan tuan 7 tahun yang lalu." Jelas Bi Lili.
.......
...........
......
Tunggu Galeandra Xanders Wijaya?....
Kayak kenal tapi tidak kenal.......
Namanya Nggak asing tapi asing.....
Lerina kebingungan, Dirinya mencoba mengingat nama yang baginya tidak asing tapi asing.
Keheningan beberapa saat, membuat bi Lili melihat Lerina yang tidak berkedip dan menatap lurus kearah lain, saat bi Lili hendak maju selangkah untuk membuyarkan lamunan Lerina.....
Brak.....
Lerina jatuh pingsan dilantai membuat bi Lili kaget dan khawatir, bi Lili berusaha membangunkan Lerina namun nihil.
Bi Lili memanggil beberapa pengawal dan menyuruh mereka untuk memindahkan Lerina ke kasur, bi Lili langsung menelpon dokter terlebih dahulu dan setelahnya menelpon tuan besar Galeandra Xanders Wijaya.
***********
KAMU SEDANG MEMBACA
Melissa
Randomperpindahan jiwa / transmigrasi Lerina yang awalnya mencari udara di taman, namun saat lagi asyik nya melamun, kepalanya malah dihantam sesuatu membuat nya transmigrasi ke tubuh seorang wanita antagonis beranak 1. ******...