'''''''''''''''''''''''''''''
Galen menghela nafas dan berdiri dari duduknya, sedangkan Melissa hanya melirik saja.
"Aku ada urusan penting diluar, apakah kamu butuh seseorang untuk menemani mu?" Tanya Galen mendekat ke ranjang Melissa.
"Nggak, aku bukan anak kecil Len." ucap Melissa sambil menggelengkan kepala.
Galen mengganguk dan mencium kening melissa sebelum keluar dari ruangan, setelah Galen keluar Melissa Melihat langit langit ruangan.
Namun belum 20 menit setelah kepergian Galen, Melissa mulai balik kanan kiri untuk mencari suasana.
'lama-lama gw bosan juga disini! Mending cari Udara di luar' batin Melissa yang mulai kebosanan
Karena tidak tahan dengan suasana yang mulai membosankan, Melissa duduk dari tidurnya, kakinya hendak turun sebelum seseorang memasuki ruangan dengan menendang pintu.
"SASA!!" Teriak seseorang yang menendang pintu dan berlari memeluk Melissa, membuat Melissa sesak karena pelukan yang kuat.
"Le..pas" ucap Melissa, saat Melissa berhasil melepaskan pelukan yang sesak, Melissa Melihat wajah gadis yang seperti akan menangis.
"Fayra?" Tanya Melissa memastikan, sedangkan yang dipanggil fayra menggangguk.
Fayra Carolina dari keluarga Carolina, Melissa dan fayra sudah bersahabat sejak mereka sd sampai sekarang. Awet kali bah tu persahabatan ';) - author
"Iya, ini gw fayra, Lo nggak lupa kan sama sahabat Lo yang cantik dan manis ini." pede fayra menghempaskan rambutnya ke kanan
Melissa Hanya melirik malas dan lanjut untuk turun dari ranjang, fayra yang melihat nya segera menghalangi Melissa untuk turun, dengan merentangkan tangan didepan melissa.
"Lo mau kemana?" Tanya fayra dengan mata melotot nya.
"Ke taman fay, lama-lama gw suntuk disini" Melissa menyingkirkan tangan fayra dan turun.
Fayra Hanya mengangguk dan membiarkan turun,sebelum keluar melissa sempat merapikan selimutnya dan berjalan keluar diikuti dengan fayra.
/////////////
Sampainya ditaman rumah sakit, Melissa duduk di kursi panjang tanpa pegangan, sedangkan fayra duduk di kursi roda yang tidak di ketahui siapa pemiliknya.
"Sa, Lo tau nggak?"
"Nggak Fay"
"Lo berubah" fayra mendekat sambil melotot ke melissa.
"Berubah? Lo kira gw Superman." Melissa menjawab sambil menyentil dahi fayra.
Gatra memegang dahinya seperti kesakitan padahal sentilan Melissa pelan kagak ada rasa, "Bukan gitu, maksudnya Lo selama ini selalu acuh tak acuh, bahkan saat gw cerita panjang lebar, Lo hanya diam sambil memandang langit, saat gw mau ajak Lo jalan-jalan, Lo selalu bilang 'tidak' setelahnya Kembali ke kamar"
Melissa diam, dia hanya mendengarkan ocehan fayra tentang tubuhnya yang selama ini ditempati Lerina.
"Bahkan Lo menganggap suami dan anak Lo seperti tidak ada, Lo selalu menjauh dari mereka, bahkan orang tua Lo sendiri Lo panggil lo-gw, kayak anak remaja, setiap orang tua Lo mau peluk Lo, Lo selalu mundur dan bilang 'jangan peluk gw!', dan itu terus terjadi sampai 7 tahun, tapi Lo yang sekarang berbeda, Lo terlihat lebih hidup, tadi saja saat gw cerita di jalan Lo tanggapi."
Fayra terus mengoceh sambil memundur majukan kursi roda yang dia pakai, Melissa sesekali menghela nafas dengan kelakuan sahabat satu-satunya.
"Gw hanya mau berubah untuk keluarga gw, gw udah tenang jadi gw mau melanjutkan kehidupan seperti semula." ucap Melissa seadanya, tidak mungkin dia bilang kalau selama ini tubuhnya ditempati jiwa lain bisa-bisa dianggap aneh Melissa.
Fayra mengangguk, dan setelahnya dia tertawa kagak jelas sambil mendekat ke Melissa, Melissa Hanya melirik dan menaikkan alisnya.
"Lo kenapa dah?" Tanya Melissa
"Tidak apa-apa, hanya saja gw nggak bisa nahan tawa saat mengingat semua perjuangan Lo untuk mendapatkan cinta Galeandra, itu terlalu bulol!" ucap fayra disela-sela tawa-nya.
"Ck! Jangan ketawa Lo! Nggak ada lucunya sumpah." telinga Melissa memerah, dirinya berusaha menahan malu.
"Masaa? Saat Lo jatuh ke selokan karena kegirangan Melihat Galen sampai tidak memperhatikan kalau di depan ada selokan, saat Lo berteriak di cafe karena melihat Galen di luar cafe, saat Lo di kejar-kejar anjing, saat Lo di bully saat SMA tapi Lo balas pastinya, saat Lo menarik rambut klien Galen karena mengira dia saingan, dan yang paling memalukan, saat Lo udah nangis sampai 2pcs tisu habis memenuhi kamar hanya karena mengira adik Galen adalah saingan terkuat, dan saat Lo buat drama memalukan diperusahaan Galen, dan saat Lo berusaha untuk main ML karena teman Galen bilang kalau Galen suka main ML, tapi nyatanya itu bohong, dan masih ada keabsuran yang Lo lakukan"
Wajah Melissa memerah, jika diingat-ingat banyak juga perjuangan Melissa untuk mendapatkan cinta Galen, tapi pada akhirnya jiwa nya pergi ke raga lain.
"Yah.. seru sih, tapi kenapa setiap gw kena sial Lo kagak bantu jir! Masa sahabat lagi jatuh sahabatnya malah ketawa!" Melissa sangat malas mengingat satu kejadian yang sedikit membuat Melissa ingin terjun dari lantai atas rumah sakit.
"Ya, habisnya Lo lucu kalau jatuh." fayra ketawa terbahak sambil sesekali memukul pelan Melissa.
Melissa mendengus malas, dan melirik ke arah suster yang sedang mencari sesuatu sambil menggaruk kepalanya.
"Oh iya sa, crush gw ternyata ada disini juga loh! Astaga!! Gw jadi malu!" Ucap fayra dengan wajah yang memerah.
Melissa melihat fayra "crush? Lo punya crush?" Ucap Melissa dengan sedikit kebingungan.
Fayra mengangguk dan melihat langit yang cerah "iyalah, udah tiga tahun lagi gw ngecrushin tapi dia nya kagak peka njir! Mana dia lagi dekat dengan cewek lain, mau move on tapi susah"
Melissa mengangguk "emang crush Lo siapa?" Tanyanya sambil memakan buah yang tersedia di meja di samping kursi yang dia duduki, entah milik siapa.
"Kenzo Lilya, dia disini karena adiknya koma." ucap fayra kegirangan dan ikut memakan buah.
-------------------
ruang inap VIP Melissa
(Anggap aja kagak ada orang )
KAMU SEDANG MEMBACA
Melissa
Randomperpindahan jiwa / transmigrasi Lerina yang awalnya mencari udara di taman, namun saat lagi asyik nya melamun, kepalanya malah dihantam sesuatu membuat nya transmigrasi ke tubuh seorang wanita antagonis beranak 1. ******...