31. merah?

1.5K 81 10
                                    


Happy reading  💕💕

"Kenzo, aku mau itu" rengek Novi sambil menunjuk penjual permen kapas.

Kenzo mengikuti arah tunjuk Novi dan tersenyum, "yaudah ayo." Ucap Kenzo dengan menggenggam tangan Novi.

"Kamu mau rasa apa?" Tanya Kenzo dengan melirik Novi.

Novi berpikir dengan melihat beraneka rasa nya dan memilih yang rasa strawberry.

"Mau yang pinkk" ucapnya dengan suara yang imut...

"saya beli satu rasa strawberry" pesan Kenzo ke abang-abang penjual.

"Oke , siap!" Balas penjual itu sambil mengambil kan pesanannya.

"Ini neng." ucap Abang itu memberikan ke Novi, Novi memandang penjual itu dari bawah ke atas dan mengambil permen kapas nya dengan cepat.

"Berapa?" Tanya Kenzo sambil membuka dompetnya.

" 10 ribu aja"  ucap penjual itu dengan menunjukkan angka 10 dengan jarinya.

Kenzo membuka dompetnya dan tidak ada uang berwarna lain selain merah, "apakah bisa di bayar dengan kredit?" Ucapnya sambil memegang black card.

Penjual itu mengangah dan menggelengkan kepalanya, "tidak bisa dek, ini bukan toko mewah.." ucap penjual itu menolak.

Kenzo mengangguk dan memberikan uang merahnya, penjual itu mengambil dan akan mengambil kembaliannya.

"Tidak usah, ambil saja sisanya" ucap Kenzo yang memeluk pinggang Novi dan pergi dari sana.

Sang penjual hanya tersenyum dan melambai-lambai sambil teriak terimakasih.

Setelah berkeliling di pasar malam, mereka berdua beristirahat di kursi yang cukup dua orang.

Novi yang asik sendiri dengan handphone dan cemilan nya, sedangkan Kenzo asik memandangi kalung Novi.

Tapi, entah apa yang salah mata Kenzo seperti melihat sedikit warna merah di rambut Novi, Kenzo memegang rambut Novi membuat Novi terkejut dan segera menjauhkan rambutnya.

"Apa yang kamu lakukan?!" Ucapnya khawatir, Kenzo yang melihat kekhawatiran Novi menjadi aneh.

"Aku hanya memegang rambut mu, apakah ada yang salah dengan itu?" Ucap Kenzo, Novi seperti tersadar dan segera tersenyum.

"a-aku hanya terkejut, di rumah aku selalu di marahi dan disakiti, jadi aku agak takut jika kamu memerhatikan rambut ku" ucap Novi dengan wajah sedih.

Kenzo yang merasa bersalah segera memeluk Novi, "maaf, aku hanya penasaran tadi" ucapnya sambil mengelus pipi Novi.

"Penasaran?" Bingung Novi sambil melihat lekat mata Kenzo.

Seperti terhipnotis, mata Kenzo malah tidak bisa memalingkan diri dari mata Novi.

"Apakah cuma perasaanku? Atau ada sesuatu di sembunyikan?" Batin Kenzo.

Sadar akan sesuatu, Novi malah memalingkan diri dan mendorong Kenzo sedikit menjauh, "aku sepertinya harus pulang sekarang, aku takut nanti orang tua ku marah " ucap Novi yang segera berdiri.

Kenzo yang tidak mau berpikiran panjang sekarang, hanya mengiyakan permintaan Novi.

^^^^^^^^^^^

"Ini data dari pemberontakan yang terjadi di moldovi dan lainnya, dari data ada beberapa mata-mata yang telah ditangkap dan ada yang lolos dengan bunuh diri" ucap Haris sambil memberikan map ke Galen.

galen melihat dokumen tersebut dan tersenyum, "bagaimana dengan jadwal hari ini?" Ucap Galen tanpa mengalihkan pandanganya dari map.

" Hari ini jadwal anda kosong, tapi besok lusa akan ada pertemuan dengan pemimpin perusahaan di negara Guinea" ucap Haris sambil melihat tab iPad nya.

galen hanya berdehem dan beberapa kemudian melirik kearah jendela mobil.

"apakah ada kabar bagus dari dia? setelah bertahun-tahun di negara lain seharusnya  kerjanya tidak mengecewakan " ucap galen.

Haris tersenyum lalu berkata "tidak perlu di ragukan lagi, karena sebagian mata² dan pasukan musuh telah di tangkap olehnya" ucap Haris.

galen hanya diam sambil melihat jendela, karena Sekarang dia sedang kepikiran  Melissa.

^^^^^^^^^^^^

"Kakak kenapa sih? lerina lihat kakak kayak lagi orang kebelet" ucap lerina yang penasaran dengan wajah tegang kakaknya.

"Tidak apa-apa" ucap kenzi yang tidak mengalihkan pandanganya dari jalanan. -bahaya juga kalau pandanganya teralihkan.

"yaelahh... gini nih punya kakak yang kurang bersosialisasi dengan orang." ucap lerina malas sambil melihat kearah lain.

Kenzi hanya diam dan terus memikirkan hal lain, "apakah dia ada disana?" Batin kenzi.

tanpa sadar kenzi tersenyum kecil, lerina berkedip-kedip dan melihat dengan seksama kenzi.

"Gawat, kakak gue sepertinya memang harus diajak bersosialisasi dengan masyarakat sekitar deh." Ucap lerina pelan dan hati-hati. -bisa gawat kalau kenzi dengar.

^^^^^^^^^^^^^^

"Sial!! Sial!! Bagaimana mereka bisa menang!! Akhhhh!! Tidak!! Kesya Astoria tidak akan pernah menyerah semudah ini, Melissa....!! gue bakal buat Lo kagak pernah melihat matahari lagi.." ucap Kesya dengan sekitar yang berantakan.

"Lo terlalu terobsesi Kesya, bahkan Lo rela sia-siakan nyawa pasukan ayah Lo hanya karena cowok." Ucap seseorang sambil meniup kukunya.

"Ck! ga sadar diri, Lo aja membunuh  dan mengurung seseorang hanya karena cinta" ucap Kesya malas dan berjalan ke jendela kamar.

Wanita itu tersenyum dan tertawa, "ternyata cinta serumit ini" ucap Kemala Astoria.

"Tapi bagaimanapun usaha kita, musuh mu adalah seorang Francis, kita tidak boleh bertindak gegabah, atau..." Jeda Kemala sambil melirik Kesya.

"nasih kita akan sama dengan nenek dan kakek.." lanjut Kesya dengan kepalan tangan dan marah yang tertahan.

^^^^^^^^^^^^^

"Haccih..." Bersin Melissa lalu mengusap hidung nya.

"Lo sakit, sa?" Ucap fayra sambil menonton televisi, tapi gaya nontonnya ituloh yang sangat memalukan.

"Kagak, orang sehat begini dikira sakit." ucap Melissa yang sedikit jengkel melihat cara nonton fayra.

fayra mengangkat kepalanya untuk melihat Melissa, "itu artinya seseorang lagi ngomongin lo, ck,ck,ck... tak baik,tak baik.." ucap fayra sambil menggelengkan kepala.

Melissa menghela nafas panjang dan mencubit kaki fayra yang ada diatas sofa, "duduk lo yang kagak baik!" Ucapnya dengan cubitan yang sudah ditahan sejak tadi.

"akhhh, sakit Sasa!!!" Teriak fayra yang menggelegar hingga lantai dua.

^^^^^^^^^^^^^^^^




MelissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang