39.

646 31 0
                                    


•••••••••••••••••••••••••••

Sekitar jam 12 malam, Melissa terbangun dan dikejutkan dengan suara gaduh diluar, "Apa yang terjadi?" Tanya Melissa sendiri, saat dia baru saja membuka jendela kayu, Melissa di kejutkan dengan anak panah yang hampir mengenai wajahnya.

"NYONYAA!! LARI!" teriak seseorang yang tiba-tiba saja berlari masuk dan menarik lengan Melissa.

"Dindin? Apa yang baru saja terjadi?" Tanya Melissa yang berusaha mengimbangi kemampuan lari dindin.

"Desa diserang." Dua kata dari dindin mengejutkan Melissa, segera dindin menarik Melissa keluar dari rumah lewat jalan tikus.

"APA! KALAU BEGITU KITA HARUS MEMBANTU YANG LAIN!" Seru Melissa yang ingin kembali.

"TIDAK!! Mereka bertarung untuk melindungi anda." Ujar dindin.

"Ya? Apa maksudmu?!!!" Tanya Melissa dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan.

"Ini disebut nyawa di balas nyawa." ujar dindin tanpa melihat Melissa.

"Suami anda telah menyelamatkan desa ini, maka desa ini bersumpah akan melindungi keluarga anda kapanpun kalian membutuhkan." Lanjut dindin.

"Anda tau? Suami anda adalah seorang mafia dengan musuh dimana², dan yang menyerang desa kami adalah salah satu dari kelompok kejam, jadi tugas kami sedesa hanya satu, yaitu melindungi keluarganya dan desa." Lanjut dindin.

"Tapi aku tidak bisa membiarkan mereka-"  ucapan Melissa terpotong oleh perkataan Dindin.

"-SAYA MOHON ANDA MENGERTI! MEREKA TELAH MENGORBANKAN NYAWA MEREKA! SETIDAKNYA ANDA TIDAK MENSIA-SIAKAN PENGORBANAN MEREKA!!!" Tekan dindin karena keras kepala Melissa.

Melissa terdiam dan hanya mengangguk mengerti.

'maaf'

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Kita sudah sampai, tuan muda." Ujar seseorang wanita yang berada disamping gevon, seorang wanita yang bernama Kana.

Gevon melihat kekacauan dan kegaduhan di desa, sekitar 10-15 warga telah tumbang, namun. masih banyak yang bertahan dan bertarung.

"Kemarikan." Ujar gevon, kana yang berada disampingnya menunduk dan dan memberikan sebuah pistol serta pedang tajam ke gevon.

"Bagaimana dengan ayah?" Tanya gevon sambil berjalan ke pertarungan.

"Tuan besar telah berada di markas besar mereka, dan sesuai data yang saya dapatkan , musuh memiliki sekitar 1000 orang, sedangkan tuan besar hanya membawa 70-80 bawahan disampingnya." Jelas Kana, dan seperkian detik kirin berada di samping Kana.

"Bagaimana dengan mama?" Tanya gevon yang berhenti sebentar dan melirik sekilas kirin.

"Nyonya sudah dibawa oleh dindin keluar dari desa sementara." Ujar kirin.

"Baiklah, jika begitu bersiaplah. " ujar gevon yang mulai tertarik dengan pertarungan didesa.

"BAIK!" siap Kana dan kirin.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Diruangan besar dengan meja bulat, di hiasi dengan berbagai dokumen yang berserakan, begitupun dengan sekelompok orang yang bisa saja mati jika mereka berani bergerak.

Haris mengkode para sniper agar tidak menembak dulu, sedangkan Galen duduk di kursi putar yang seharusnya ditempati oleh ketua dari kelompok tadi.

"Aku tidak mengira, aku akan menyerahkan diri secepat ini, Alexander." Ujar dari seseorang yang terlihat tenang walaupun nyawanya terancam.

MelissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang