35. berkunjung

681 26 0
                                    


Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya Mereka sampai di rumah Galen, Melissa yang berada di sofa single, dan mina di sebelah Bram.

"Apa yang ingin kamu ketahui Melissa?" Ujar ayah Melissa, Bram.

"Daddy, Melissa ingin tau kenapa mommy bilang kalau Daddy adalah pembunuh? Apa benar Daddy membunuh pemimpin terdahulu keluarga Astoria?" Ujar Melissa serius.

Gevon tetap berada dikamar atas keinginan Melissa, setelah pulang dari les, Melissa segera menyuruh gevon menunggu di kamar karena ada hal penting yang mau Melissa bicarakan dengan Bram.

Bram yang mendengar pernyataan Melissa di buat terkejut, melihat ke Mina lalu menghela nafas berat.

"Dia sudah besar Bram, kita tidak seharusnya menyembunyikan lebih lama, Melissa bukan lagi anak-anak. " ujar Mina mengerti perasaan bram.

Bram terdiam dan mengangguk setuju, "baiklah, jika kamu mau tau Daddy akan kasih tau semuanya, sebenarnya kamu memiliki-"

Ting tong....

bunyi bel rumah memotong ucapan Bram, Mina berdiri dan membuka pintu, ternyata mereka kedatangan tamu.

Yaitu demon, viorani, dan juga galen, Mina memeluk vio dan mereka berdua singgah ngobrol, sedangkan demon dan Galen masuk sendiri tanpa menunggu persetujuan mina.

Galen melihat Melissa duduk di sofa single membuatnya mau tak mau menyeret kursi kosong ke sebelah Melissa.

Sedangkan demon dan viorani duduk di sofa yang kosong, mereka semua diam selama beberapa menit.

"Apa yang kalian bahas?" Ujar vio saat mengetahui ada yang janggal.

"Melissa hanya ingin mengetahui lebih lanjut tentang ayahnya." ujar Mina.

"Loh, Melissa belum tau?" Ujar vio, vio kira Melissa sudah tahu semua dari awalh hingga akhir.

"Belum, Bram selalu berpikir dan terus menunda." Ujar Mina, mengingat bagaimana pusingnya Bram setiap ingin memberitahu Melissa.

"Sebenarnya apa Daddy?" Tanya Melissa penasaran dengan ucapan Bram yang terpotong.

"Kamu memiliki bibi dan paman, bahkan kamu punya keponakan." ujar Bram.

Melissa terkejut, selama ini Melissa tidak pernah punya anggota keluarga lain selain orang tuanya.

"Apa maksudnya dad? Bukankah Daddy anak semata wayang?" Tanya Melissa.

"Tidak, Daddy punya dua saudara, Daddy adalah anak bungsu."

"Jika begitu, Daddy juga bohong kalau Daddy yatim piatu sejak kecil."

"Tidak, Daddy memang sudah kehilangan orang tua sejak umur 12 tahun, saat itu pemimpin keluarga Francis dan Astoria bersahabat."

👷👷👷

"FAYRAA!!" teriakkan nyaring membuat fayra berbalik dan melihat Lerina dan kenzi yang berjalan mendekat.

"Lerina? Lo kenapa bisa disini?" Ujar fayra yang berada di tengah-tengah dua bersaudara itu.

"Gue bosan dirumah mulu, jadi gue kesini sekalian mau ajak Lo makan malam di rumah, mau tidak?" Lerina lebih mendekat ke Fayra dan berharap dengan mata yang terlihat berbinar.

"gw ada uru-" awalnya fayra akan menolak, namun karena tidak mau merusak suasana hati Lerina dan tidak mau Lerina jadi sedih, dia akhirnya menerima ajakan Lerina.

"hari ini?" Tanya fayra, yang dibalas anggukan oleh Lerina.

"Iya, nanti gue kasih tau alamat gue, astaga sudah jam begini! Gue ada urusan penting kalau gitu duluan pergi kak!, byeee!" Lerina langsung lari tanpa menunggu kenzi.

"KAKAK DISINI AJA, AKU PERGI SAMA TEMAN." teriak lerina sebelum pergi dari pandangan Fayra dan Kenzi. Sekarang atmosfer antara fayra dan kenzi menjadi canggung.

"Kamu ga ker-"

"bagaimana kea-"

Mereka berdua yang secara kebetulan saling berhadapan dan tidak sengaja saling membuka obrolan.

Wajah Fayra sedikit memerah, fayra mengalihkan pandangan kearah lain dan tersenyum canggung, "Kamu duluan saja." ujar fayra.

Disisi lain telinga Kenzi juga terlihat sedikit memerah, dan menawarkan agar fayra yang duluan berbicara.

Para pegawai di butik fayra mengheboh karena melihat majikan mereka malu-malu kucing, biasanya malu-malu setan.

"GA SABAR DAPAT BONUS NIH!!"  teriak pegawai laki-laki yang langsung lari saat di pelototi Fayra.

Kenzi tersenyum kecil dan melihat wajah fayra, "bagaimana dengan keadaan mu?" Tanya kenzi melihat sedikit bekas merah di pipi fayra.

"Aku baik, kamu?" Balas fayra, Kenzi tau fayra berbohong, dia mendekat dan memegang pipi Fayra yang merah.

"Yakin?" Tanyaa Kenzi dengan mengelus pipi Fayra yang merah.

fayra terkejut dengan tindakan Kenzi, fayra kira bekas tamparan semalam sudah hilang.

"Iya, ini merah karena nyamuk." jawab fayra, dia tidak ingin terlihat lemah atau menyedihkan hanya karena orangtuanya.

Kenzi diam tapi jari-jarinya tetap di pipi fayra, sedangkan fayra hanya diam dengan mata melirik lantai.

"BOS! Ada pelanggan di depan pintu, jadi berhentilah mesraan di depan pintu!" teriak pegawai dikasir mewakili hati pelanggan yang sudah menunggu untuk diperbolehkan masuk.

segera kenzi dan fayra menjaga jarak dan  membukakan jalan untuk pelanggan tersebut.

"Ho-ho-ho, anak muda jaman sekarang sungguh romantis." ujar pelanggan tersebut dengan melangkah masuk kebutik.

"Masuklah, kita bicara didalam ruangan ku." ujar fayra yang berjalan masuk ke butik, Tapi dapat kenzi  duga kalau fayra sedang malu dikarenakan hidung dan wajah fayra yang merah. 'lucu.'

🧠🧠🧠

Lerina meminum jus kesukaan sambil menunggu Laras, Urusan penting yang dimaksud Lerina adalah bertemu dengan Laras.

Dan juga Setelah Lerina  mengetahui masa lalu Kenzi dan Fayra. Lerina jadi punya harapan besar, memikirkan hal itu saja membuat lerina senyum-senyum sendiri.

Laras yang baru datang dan hal pertama dia lihat adalah Lerina yang tersenyum-senyum sendiri, Laras segera menjentikkan jarinya kening Lerina. Bisa-bisa Lerina dikira karena banyak pembeli yang melihat keanehan sahabatnya.

Laras menduduki kursi yang berada dihadapan lerina dan memesan minuman, "ada apa?" Tanya Laras yang tau kalau sahabat sedang kegirangan.

"gapapa." jawab lerina yang tersenyum.

Laras diam dan mengangguk saja, dia tidak akan memaksa Lerina untuk memberitahunya. lagipula itu adalah kebahagiaan lerina sendiri.

"Oh iya, aku hampir lupa." Ujar Lerina tiba-tiba dan membuka tasnya.

"Lupa apa?" tanya Laras sambil meminum jus alpukat.

"Ini!" Lerina mengambil sesuatu dan menunjukkan ke laras, Laras sedikit terkejut yang kemudian dia tersenyum.

"Hari ini bukan hari ulang tahunku." ujar Laras mengambil hadiah Lerina.

"Ini memang bukan hari ulang tahunmu, tapi hari ulang tahun Cici." Ujar lerina.

Cici adalah nama bunga yang di rawat di halaman rumah Lerina, bunga itu sudah ada sejak mereka berdua kecil.

"Sungguh, kau memang susah di tebak." Ujar Laras, padahal yang ulang tahun Cici tapi yang dapat hadiah adalah Laras.

💇💇💇

"Hm?"

" Hello cil, bapak Lo ada di situ cil?" 

"Papa ada dibawah, kenapa?"

"Padahal gue mau kasih tau hal penting"

"Katakan saja sekarang."

"Yeee, tapi okelah, lagipula gue ada urusan sebentar, jadi gue mau bilang kalau..."

Senyum terukir dibibir gevon saat mendengar penuturan orang yang baru saja menelpon, semua sudah dekat ternyata.

MelissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang