" Aku harap senyum dan tawa selalu menghiasi kehidupan ku"
_......_
"Aku pulang." Ucap pelan fayra dengan melangkah masuk ke dalam rumah.
Saat memasuki rumah, hal pertama yang dia lihat adalah kedua orangtuanya dan satu gadis muda di tengah-tengah kedua orangtuanya.
"Darimana aja kamu!! Sudah tidak ingat rumah?! Makanya suka kelayapan kesana sini, udah dewasa tidak bisa nentuin yang mana benar dan salah!" Marah sang bunda.
Fayra Diam, dia hanya menghela nafas dan melanjutkan langkahnya menaiki tangga.
"SUDAH BERANI KAMU FAYRA!! DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI!" Teriak sang ayah sambil menunjuk fayra.
"Ayah sabar, mungkin kakak capek habis main sama temannya." Ucap gadis ditengah kedua orangtuanya, gadis yang bernama Novia Ardhana.
"Ck! Novi jangan terlalu baik pada kakak mu itu, dia perlu di beri pelajaran supaya tidak mengulangi perbuatannya lagi." Ucap sang ayah sambil mengelus kepala novi.
Fayra dapat mendengar perkataan mereka, berjalan menuju kamar, tempat yang menjadi salah satu tempat berteduh di balik kesedihan nya.
Menutup pintu kamar dan tidak lupa mengunci nya, fayra berjalan ke kasur dan berbaring dengan helaan nafas.
Kilasan ingatan mulai membanjiri ingatan nya, kenangan bersama orang kesayangan, seseorang yang selalu tersenyum dan tertawa padanya, dan juga seseorang yang membantu bertahan hingga sekarang.
"Ayoooloh! Cucu kakek dari mana aja? Kok jadi kotor begini?"
"Lihat sini, peaceee!"
"Ira adalah cucu kesayangan kakek!"
"Bagaimana mainnya? Seru? Kakek jadi mau ikut main"
"Ira jangan lambat makan, kakek tidak mau Ira sakit."
"Ira harus baik-baik yah."
"Kalau ada yang nakal, Ira boleh lawan tapi seadil-adilnya yah."
"Ira akan selalu menjadi cucu kakek satu-satunya, kakek tidak pernah mempunyai cucu selain Ira."
"Jangan sedih, kan masih ada kakek."
"Ayo kita main, yang kalah harus cubit hidung"
"Hahahah Ira kalah, sini kakek cubit hidungnya "
"Kakek cuma mau bilang, kalau kakek sayang Ira dan hanya Ira."
"Ira jaga kesehatan, jaga pola makan, ira akan kuat seperti nenek disana, kakek dan nenek sayang Fayra Carolina. "
Perlahan-lahan air mata keluar tanpa di undang, fayra menutupi matanya menggunakan lengan dan berusaha tidak memperlihatkan mata yang basah.
Suara tangisan yang tidak dapat ditahan, emosi yang telah lama di tahan, kesedihan yang selalu ditutupi, serta mata yang tidak pernah menyerah akhirnya menyerah.
Fayra memang anak semata wayang, namun itu hanya awal, sebelum datangnya gadis yang mengambil kasih sayang orang tuanya.
Gadis yang bukan darah daging keluarga Carolina, gadis yang sudah merebut kasih sayang orang tua nya, gadis yang lembut diluar tapi menyakitkan di dalam.
Empat belas tahun fayra mengalah dan membiarkan gadis itu, empat belas tahun fayra harus tetap mempertahankan senyuman dan tawanya, empat belas tahun juga fayra harus tetap kuat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Melissa
Randomperpindahan jiwa / transmigrasi Lerina yang awalnya mencari udara di taman, namun saat lagi asyik nya melamun, kepalanya malah dihantam sesuatu membuat nya transmigrasi ke tubuh seorang wanita antagonis beranak 1. ******...