Satu Minggu sudah terlewatkan, sekarang Melissa sedang dalam perjalanan menuju sekolah gevon, berniat menjemput gevon.Namun, Melissa merasa aneh karena sejak keluar dari rumah. Dia terlihat diikuti mobil bewarna hitam Alphard.
Merasa curiga, Melissa menaikkan kecepatan mobil dan memasuki jalan tikus menuju sekolah gevon.
Sesuai kecurigaannya, dia benar-benar diikuti, Melissa segera menaikkan lagi kecepatan mobil.
"Sial!" geram Melissa saat melihat dispion mobil, mereka masih mengikutinya, melihat kembali kedepan, dia dikagetkan dengan kucing yang berada di tengah jalan.
Shessh..
Melissa langsung rem mendadak, menyebabkan dahi Melissa terbentur dengan stir mobil.
Merasa pusing, Melissa mencoba mengambil handphone miliknya yang terjatuh ke bawah kursi, tapi terlambat. Orang yang mengikuti Melissa berhasil menangkap mobilnya dan berusaha membuka pintu mobil.
Jari-jari Melissa hampir saja menggapai handphone, namun terhenti saat Melissa yang sudah tidak sadarkan diri, mereka berhasil membuka pintu mobil Melissa.
"Sudah selesai?" Tanya seseorang di balik telepon.
"Anda tenang saja, karena kami sudah menangkapnya bos." jawab pria berkepala botak.
🌵🌵🌵
"Uhh... Pusing." Ringis Melissa saat dia terbangun dari pingsannya.
Menutup mata sebentar, setelah dirasa pusing telah mereda, Melissa kembali membuka mata dan melihat sekeliling.
"Ini dimana? Bukannya tadi aku di mobil.." ujar Melissa yang belum sadar.
Setelah sadar dan mengetahui dia di culik, Melissa melempar selimut yang menutupinya dan turun dari kasur.
Namun, tubuhnya terasa lemah mungkin ini efek dari bius yang diberikan saat di mobil, "Akhirnya sayang ku sudah bangun." ujar seseorang yang baru saja masuk.
Melissa melihat kearah orang itu dan mengepalkan tangan, ingin sekali meninju orang yang berjalan mendekat.
"Dion!" Geram Melissa.
"Kamu pasti senang, kamu sekarang sudah menjadi milikku." ujar Dion yang mendekati Melissa.
Melissa berdecak najis, "Tch! Milik Lo? Sampai mati pun gue bukan milik Lo!"
Mendengar hal itu, membuat Dion menjadi naik darah, segera Dion menampar wajah Melissa.
"Jika Lo masih ingin hidup, sebaiknya perbaiki sikap yang menyebalkan itu." ujar Dion sambil menarik rambut Melissa keatas.
"Tidak akan!" Jawab Melissa, bukannya merasa kesakitan Melissa malah menatap benci Dion.
Dion terdiam dan melepaskan Melissa, dia segera berjalan ke pintu dan keluar kamar, tidak lupa mengunci pintu dengan adanya dua penjaga diluar.
Melissa berdiri dan melihat sekitar, kamar ini terlihat estetik dengan kayu jati yang diketahui sangat mahal.
Sadar akan sesuatu, Melissa melihat kejendela kecil dan dapat dia lihat hanya pohon-pohon disekeliling.
"Aku tidak menyangka kalau dia akan mengurungku di tengah-tengah hutan, jika begini semuanya akan susah.." batin Melissa.
🤹🤹🤹
"Kerahkan seluruh bodyguard! Cari istriku di seluruh kota!" Teriak Galen, setelah mendapat kabar kalau Melissa menghilang dan diculik, Galen dengan gercep pulang untuk mengerahkan seluruh bodyguard.
Para bodyguard Galen mulai mencari Melissa, bahkan ada yang mencari melalui sistem lacak milik keluarga Wijaya.
"Brengsek! Siapa yang berani menyentuhnya!?" Marah Galen, disaat bersamaan, suara dering telepon berbunyi.
Galen menerima telepon itu yang ternyata dari Kesya, mengetahui orang yang menelpon adalah Kesya membuat Galen menjadi lebih naik pitam.
"Hallo Galen! Lagi sibuk yah? Aku ganggu tidak?" Ujar lembut Kesya dibalik telepon.
"ya, sangat menggangu!" Balas galen, Kesya yang mendengar balasan Galen menjadi kesal.
"Heh, padahal aku mau kasih tau hal penting, tapi karena kamu tidak mau di ganggu, aku tidak akan beritahu." Ujar Kesya.
Galen terdiam dan menghela nafas, "katakan! Dan jangan buang-buang waktuku!" Ujar galen.
Kesya tersenyum mendengar penuturan Galen, "kamu pasti sibuk cari Melissa yah, kasihan banget sih."
Galen mengepalkan tangan, urat nadi bahkan dapat terlihat jelas.
"Tapi tenang saja, aku akan memberikan kembali kepada sang pemilik jika sang pemilik datang kesini sendirian." Ujar Kesya di balik telepon.
"Kau!" galen berusaha untuk mengendalikan emosi.
"sesuai tebakan! Sekarang Melissa sedang berada dalam tanganku, jika kamu berani datang dengan para bodyguard mu, akan kepastikan kamu tidak akan melihat si cantik mu lagi." Peringatan Kesya untuk Galen.
"See you mine." setelah kalimat itu, Kesya mematikan telepon, Galen hanya memandang telepon sebentar dan melihat ketangga, dengan adanya gevon yang menatap sang ayah.
Mata antara anak dan ayah itu ketemu, setelah beberapa menit, gevon memutuskan tatapan mereka dan berjalan menuju kamar.
🚴🚴🚴
"APA!" Fayra terkejut saat mendengar Melissa diculik, segera fayra menatap serius kenzi.
"Lo tau darimana kalau Melissa diculik?!" Tanya Fayra khawatir dan takut kalau sahabat tersayang akan terluka.
"Galen, kebetulan aku dan Galen adalah rekan bisnis." ujar kenzi
Fayra terdiam dan segera mengambil tas, dan berjalan keluar dari restoran, mereka berdua sedang makan bersama.
Setelah beberapa hari, Kenzi dan fayra sudah sangat dekat selama beberapa hari ketemu, mereka berdua berjanjian untuk makan bersama.
Kenzi segera menyusul fayra, mereka berdua memasuki mobil dengan kenzi yang mengendarai mobil menuju mansion Melissa dan Galen.
Fayra segera menghubungi Lerina, pada telepon pertama handphone Lerina tidak berdering dan akhirnya ditelepon ke tiga ponsel lerina berdering.
"Halo?"
"Rin, Sasa Rin!" Rasa khawatir fayra semakin memuncak, dia ingin sekali menangis.
Lerina yang mendengar suara Fayra ikut khawatir, "kenapa fay? Melissa kenapa?"
"Sasa di culik, Rin! Gue takut Sasa terluka, gimana jika penculik itu lukai Sasa?! tidak, gue kagak terima!" Kenzi melirik fayra dan dibuat khawatir, khawatir mata fayra bengkak jika menangis.
Jadi dengan inisiatif, Kenzi memegang tangan Fayra, menyisakan satu tangan untuk menyetir.
"Lo tenang dulu, kan masih galen gue yakin Galen tidak akan tinggal diam, Lo tenang aja dulu gue mau kabarin Laras." ujar lerina.
"Iya, nanti kita ketemu di mansion sasa." balas Fayra, Fayra sudah sedikit tenang, tapi hatinya masih khawatir.
Sebentar lagi mereka berdua sampai di mansion Galen, dengan fayra yang terus memikirkan apa yang sedang Melissa lakukan sekarang.
🧘🧘🧘
Melissa terus memperhatikan jendela, Melissa tidak ada niat untuk nyerah sebelum berusaha, sekarang Melissa sedang memikirkan cara agar bisa membuka jendela yang tergembok.
Pintu kamar terbuka dan memperlihatkan seorang pelayan dengan troli makanan, pelayan itu menaruh semua makanan di meja dan meninggalkan Melissa setelah selesai menyelesaikan tugas.
Melissa merasa ada yang aneh dengan ekspresi wajah pelayan tadi, merasa curiga Melissa membuka satu piring makanan yang ditutup.
'kunci?' pikir Melissa
Melissa mengambil kunci tersebut dan melihat kearah pintu, dia juga menemukan secarik kertas kecil.
'dari rekan mu, tenang saja' tulisan di kertas tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melissa
Randomperpindahan jiwa / transmigrasi Lerina yang awalnya mencari udara di taman, namun saat lagi asyik nya melamun, kepalanya malah dihantam sesuatu membuat nya transmigrasi ke tubuh seorang wanita antagonis beranak 1. ******...