29.

1.3K 120 5
                                    

Happy reading ⭐⭐


Drrrr....drrr....drrrr...

Suara dering handphone mengagetkan Melissa, segera fayra melirik dan hanya menggelengkan kepala mengetahui Melissa yang kagetan. kebiasaan Melissa selalu kaget.

Kemudian fayra mengambil handphone nya di saku dan melihat nama kontak yang tertera.

"Adik ipar 🥳" tanpa berlama-lama  fayra segera mengangkat telpon nya, "halo?" Ucapnya setelah menjawab telepon lerina.

Lerina yang menelpon fayra segera tersenyum saat teleponnya diangkat, "Fay, Lo dimana?" Ucapnya sambil guling guling dikasur.

"Gw lagi mau otw ke apartemen, emang kenapa Rin?" jawab fayra.

"Lo punya nomor handphone Melissa, tidak? Atau sekarang lagi sama Melissa?" tanya Lerina di seberang telepon.

"Iya, kebetulan gw lagi sama Melissa" jawab fayra.

"Yaudah, kalian kerumah ku yah, nanti ku sharelock." ucap Lerina.

"Ngapain?" Jawab fayra dengan berpikir untuk pergi atau tidak.

"Kakak sulung gw mau ketemu kalian, jika kalian tidak datang, kakak gw tidak akan setuju dengan persahabatan kita" jelas Lerina.

Fayra diam, sedangkan Melissa hanya menghela nafas, "kami kesana, suruh saja kakak Lo itu nunggu." ucap Melissa.

Fayra yang mendengar nya, segera melotot ke melissa, "tapi Sasa, gw...." ragu fayra sambil melihat tanah.

"Lo tenang aja fayy, gw tau bagaimana perasaan Lo, tapi kita tidak bisa menolak nya, gw ga mau persahabatan kita retak hanya karena cinta" ucap Melissa.

Fayra menghela nafas dan  mengangguk mengerti dengan ucapan sahabatnya, setelahnya mereka berdua masuk ke dalam mobil dan bersiap pergi ke rumah Lerina.

Sempat juga Melissa menelpon ibunya untuk mengabarkan kalau dirinya akan pergi ke rumah sahabatnya, dan menitipkan Gevon ke ibunya.

®®®®®®®®®®®

"mama kemana, omah?" Ucap gevon sambil celingak-celinguk mencari Melissa.

"Mama lagi pergi sama Sahabat nya, ada urusan penting yang mereka ingin bicarakan, Gevon sama omah dulu gapapa kan?." Ucap sang omah/Mina.

"Gapapa kok omah, Evon juga senang sama omah." Ucap gevon sambil memeluk sang omah.

Mina tersenyum dan menonton film dengan gevon di pangkuan, gevon yang asik nyemil Chiki kesukaan nya.

"Uhh.. Gevon haus, omah" cicit Gevon pelan, Mina terkekeh dan mengelus rambut Gevon.

"Yaudah, omah ambilkan yah" ucap Mina yang dibalas gelengan kepala Gevon.

"Ga mau, Evon ambil sendiri aja, evon kan udah besarrr" ucapnya sambil memperlihatkan lengannya yang okelah untuk anak-anak.

Mina terkekeh geli dan mengganguk, "iya-iya, evon ternyata udah besar." ucap mina.

gevon tersenyum dan segera turun dan lari ke dapur, sesampainya di dapur dia segera mengambil gelas dan  mengisinya dengan air.

Baru saja akan meminum air, kepala Gevon berdenyut sakit akibat pecahan memori yang tiba-tiba muncul.

PRANG...

suara gelas jatuh mengalihkan perhatian Mina dari televisi, segera Mina berlari ke dapur, "astaga, evon kenapa? Apa yang sakit nak?' ucap Mina khawatir melihat Gevon kesakitan sambil memegang kepalanya.

"Omahh..sakit ..." Lirih Gevon, rasanya kepalanya seperti di penuhi ucapan dan kenangan asing yang tidak jelas.

"Mama... Yaya kangen, yaya masih belum bisa ikhlasin mama pergi..." Lirih anak remaja dengan seragam sekolah.

"Mama... Yaya ga pernah  ngelupain mama, bahkan sampai saat ini rasa kasih sayang Yaya hanya untuk mama.." ucapnya sambil mengelus batu nisan didepannya.

"Mama pasti kecewa sama papa yah, papa jahat ya mahh, Yaya juga kecewa sama papa mah, ini semuanya karena ulah iblis itu mah...iblis itu menghasut papa! dia yang membuat papa berubah!!... Seharusnya mama Yaya hanya satu yaitu mama!! Bukan orang lain!" Ucapnya dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.

langit yang mendung kini mengeluarkan butir butir air dari atas, yang awalnya hanya seperti rintikan kini menjadi deras.

Membasahi tubuh lelaki remaja, namun, itu tidak menghalanginya, anak itu hanya terus menangis di samping makam sang bunda.

Tidak peduli Dengan derasnya hujan dan dingin yang menerpanya, "Yaya mau semuanya kembali, Yaya mau mama kembali apapun terjadi ..!! Yaya hanya mau MAMA!!"

"mama!!" Teriakkan gevon yang langsung membuka matanya dengan nafas yang memburu, apa-apaan itu tadi?.

"Gevon? Kamu kenapa sayang?" Gevon segera mengalihkan pandanganya saat mendengar suara dari seorang tersayang.

"mama...!!!" Segera gevon memeluk Melissa, Melissa yang sangat khawatir dengan Gevon ikut membalas pelukan putranya.

"Kenapa, hm? Masih sakit? Mau ke rumah sakit?"tanya Melissa khawatir.

Gevon hanya menggelengkan kepala, pelukannya erat, entah kenapa Gevon sangat rindu dengan ibunya.

"Evon tidak apa-apa mah, evon mau mama.." ucapnya sambil mendongakkan kepala melihat Melissa.

Melissa hanya tersenyum kecil dan mengangguk, "yaudah mama temenin" ucapnya sambil mencium dahi Gevon.





MelissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang