32. dion

2.6K 141 12
                                    

Happy reading

Lerina dan kenzi memasuki kompleks permai indah bintang 5 yang terdapat rumah mewah khusus orang-orang ternama.

Saat mobil sudah tepat di depan rumah Melissa, lerina menelpon fayra hanya untuk memastikan jika ini benar-benar rumah  Melissa.

"Halo" ucap fayra setelah mengangkat telepon lerina.

"Gue udah didepan rumah melissa, yang blok 7 kan?"ucap lerina sambil melepaskan sabuk pengamannya.

"Iya, tunggu gue jemput Lo di luar" ucap fayra yang langsung mematikan teleponnya.

Lerina hanya berdengus saat fayra mematikan teleponnya, padahal ada yang mau di katakan lerina.

Kenzi mematikan mesin mobil dan melepaskan sabuk pengamannya, baru saja akan membuka pintu mobil, dirinya tiba-tiba mendapat telepon dari seseorang.

Lerina yang sudah keluar dari mobil berjalan ke depan gerbang rumah, namun, melihat kenzi yang belum keluar meniatkan lerina untuk mengetuk kaca pintu mobilnya.

Baru saja akan mengetuk, fayra tiba-tiba saja berada di belakangnya, "YAKKK!!" teriak fayra mengagetkan.

Lerina terlonjak kaget dan menatap garang fayra, "jangan teriak bisa tidak sih? Jantungan gue lama-lama" ucap lerina kesal.

"Hehehe" cengir fayra yang menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Yaudah yok masuk"  fayra menarik tangan  lerina berniat untuk menariknya masuk, tapi lerina malah menarik kembali tangannya.

"Bentar, kakak gue masih di dalam mobil" ucap lerina.

"Oh iya iya, pantas gue rasa ada yang kurang,  ternyata kakak lo yang kurang." ucap fayra yang sedikit memiringkan badannya untuk melihat jendela mobil.

Lerina berbalik dan mengetuk jendela, kenzi yang sedang menelpon membuka sedikit jendelanya dan memberitahu lerina untuk pergi lebih dulu tanpa melihat siapa di belakang lerina.

.
.
.
.
.

Tok..tok...

Ketukan pintu mengalihkan pandangan Kemala dari kukunya, "masuk." Ucapnya sambil memandang kuku indahnya kembali.

"Permisi nona, ada tuan Dion dibawah, nona" ucap seorang pelayan setelah membuka pintu kamar Kesya.

Kesya melirik malas pelayan rendahan, dan berdecih, "bukankah gue selalu peringatkan jika bajingan itu tidak boleh masuk!" Marah Kesya.

"Maafkan saya nona, saya dan lainnya berusaha menahannya tapi kita tidak kuat karena tuan Dion membawa anak buah mereka, nona"ucap pelayan bernama ina sambil menunduk, Kemala melirik pelayan itu dan dapat di lihat jika dia gemetar.

"DASAR TIDAK BERGUNA!!" Teriak Kesya, pelayan itu segera bersujud dan meminta maaf berkali-kali.

"tidak ada gunanya memarahi pelayan, sebaiknya Lo temui si fans mu itu.... Mungkin dia kangen sama Lo" ucap Kemala melirik Kesya.

Kesya terdiam sebentar dan berjalan kepintu, sebelum dirinya keluar dari kamar, Kesya masih sempat-sempatnya menendang pelayannya.

Kemala melihat pelayan yang menutupi lukanya dibagian lengan, "mulai hari ini Lo angkat kaki dari sini" ucap Kemala tiba-tiba.

Pelayan itu membeku, baru saja ingin mengatakan sesuatu, Kemala malah lebih dulu mengatakan sesuatu yang membuat nya lebih takut dan tidak bisa lagi berkata-kata.

"Keluar" satu kata Kemala yang di patuhi pelayan Ina, menyisakan Kemala sendiri di kamar.

Kemala melihat jendela yang memperlihatkan awan biru dan pohon dibawahnya, "indah" ucap Kemala yang dihadiahi senyuman dirinya.

.
.
.

Kesya menuruni satu persatu anak tangga, hingga sampai di ruang tamu, perhatian dion yang awalnya mengejek dan menginjak pelayan beralih ke Kesya.

"Ah, tuan putri sudah tiba" ucap Dion dengan menggerakkan tangannya untuk menyuruh anak buahnya mundur.

"Jangan banyak basa basi!, katakan apa yang mau Lo katakan!!" Ucap Kesya dengan tatapannya yang melihat Dion.

Dion hanya merasa tertantang dengan ucapan Kesya, dia tersenyum dan mendekat ke Kesya, hingga wajah mereka hanya berjarak  beberapa cm saja.

"Gue disini cuma mau menawarkan kesekapatan" ucap Dion yang kemudian menarik dirinya menjauh dari Kesya.

"Kesekapatan? Ck! Gue kagak butuh!"  Ucap Kesya sinis sambil tersenyum meremehkan.

"Wah, setelah kekalahan yang kalian dapat, Lo ternyata masih bisa sombong." Balas Dion dengan senyuman.

Senyum Kesya memudar, dia melihat marah Dion dan berteriak, " maksud Lo apa hah!!" Ucapnya sambil menarik kerah baju Dion.

"Maksud gue, setelah pasukan ayah Lo kalah, Lo ternyata masih bisa memasang wajah sombong begitu." bisik Dion setelah mendekati telinga Kesya.

Kesya yang akan mengatakan sesuatu, terhenti saat mendengar suara tepuk tangan dari saudara nya, Kemala.

"Wah-wah, sepertinya baru saja terjadi kegaduhan, apakah Lo masih mengganggu adik kesayangan gue, Dion." Ucap Kemala yang seperti pernyataan bukan pertanyaan.

Kemala mendekat ke arah mereka berdua dan duduk di sofa.

"Tentunya tidak! Gue kesini hanya menawarkan kesekapatan bagus dengan wanita yang terobsesi pada suami orang." Ucap Dion melirik Kemala.

"Kesekapatan yah..." Batin Kemala, kemala tersenyum lalu menggerakkan kakinya, menyuruh pelayan untuk membersihkan.

"Gue kagak akan mengganggu kalian, jadi silahkan lanjutkan keseruan kalian" ucap Kemala yang selalu senyum.

..
.
.
..

"apakah masih ada yang perlu dibicarakan lagi?" Ucap Kenzi melihat ke kaca depan mobil.

"Mungkin untuk kali tidak ada, tapi kita dapat menjelaskan lebih detail kerja sama di perusahaan saya nanti." ucap seseorang diseberang sana.

"Kalau tidak ada lagi, saya akan mematikan teleponnya, ada hal yang harus saya lakukan. " ucap kenzi.

Setelah perbincangan panjang dengan pemilik perusahaan lain, kenzi mematikan teleponnya dan menyimpan kembali ke saku jas nya.

Menjalankan kembali mobilnya melewati gerbang rumah Melissa, setelahnya kenzi mematikan mesin mobil dan Keluar dari mobil.

Kenzi berjalan ke pintu utama rumah, mengetuk pintu karena ini rumah orang ga mungkin asal masuk.

tok..tok..

Ketukan pintu mengalihkan perhatian ketiga cewek di ruang tamu, "sepertinya itu kakak gue" ucap lerina.

"Kalau gitu- ga usah Sasa! Biar gue aja yang bukain" ucap fayra memotong ucapan Melissa.

"Serah Lo ajalah" Melissa kembali duduk, sedangkan fayra memperbaiki penampilan nya.

Sambil jalan fayra berpikir 'kalau ini lebih ganteng, mungkin gue bisa embat dan buat si sialan itu kesal, hahahaha, gue memang cerdik" batin fayra.

Memegang knop pintu dan membuka dengan kedua tangannya, melihat seseorang yang lebih tinggi dan besar darinya.

Kenzi sedikit menunduk dan terkejut melihat seseorang didepannya.

Sama halnya dengan fayra, mata mereka seakan-akan seperti melihat sesuatu yang sangat mengejutkan.



MelissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang