17. Lampu Mati

348 52 2
                                    

"Sedang apa?"
Tanya Yunho sambil menjemur handuk di balkon.

"Melihat hujan."

"Kau suka hujan?"

"Ya.. itu seperti memberi kita alasan untuk tidak melakukan apa-apa. Bukankah itu menyenangkan?"
Jawab Jaejoong sambil menopang dagunya di pagar balkon, melihat tetes air jatuh dari atas. Sedang musim hujan sekarang, hampir setiap hari hujan turun.

"Kau masih bisa merapikan barang-barangmu di kamar tanpa harus kehujanan."

"Ck. Kau merusak filosofi."

"Barang-barangmu memang berantakan."

"Aku akan merapikannya nanti oke!"

"Setelah hujan berhenti?"

"Jenggot marmut! Kenapa kau tidak masuk saja dan mengepel lantai! Hari ini jadwalmu!"

"Nanti, setelah hujan berhenti."

Pelipisnya berdenyut, Jaejoong sangat ingin menggantung Yunho seperti boneka teru teru bozu sekarang.

"Kenapa jenggot marmut?"
Yunho penasaran kenapa Jaejoong suka memanggilnya begitu.

"Karena jenggotmu seperti jambul marmut! Kupikir kau orangnya selalu rapi, ternyata malas bercukur."

"Ini bagus."
Yunho mengelus jenggotnya yang mulai panjang. Dia memang malas bercukur kalau sedang banyak tugas.

"Kau punya marmut?"
Tanya Yunho lagi.

"Pernah menemukannya 1 di hutan belakang rumah."

"Lalu jadi peliharaanmu?"

"Tidak. Kami makan."

"......."
Yunho terlihat shock.

"Hehe aku bercanda."

"......."
Hah...Yunho membuang napas lega. Belum pernah sekalipun dia dengar ada orang yang makan marmut.

"Tidak. Aku bohong. Marmut itu benar-benar kami makan."

"Boo~ yang benar saja!"

"Ck. Mau bagaimana lagi. Waktu itu musim kering, sawah dan ladang tidak menghasilkan banyak uang. Kami jadi harus mencari sesuatu di hutan, pantai, atau sungai untuk menghemat pengeluaran makan. Beruntung jika menemukan buah-buahan, ikan, kerang, kepiting, katak, ular sawah, atau hewan-hewan kecil di hutan yang bisa dimakan. Biasanya kami mencari kelinci liar, tapi ntah bagaimana malah marmut gemuk itu yang kami temukan. Mungkin dia peliharaan seseorang yang lepas, ntahlah hehehe, aku juga baru itu melihat ada marmut yang hidup di hutan."

"......."

"Ah.. aku jadi rindu rumah.. Kau tahu istilah home sick Bear.. kurasa aku sedang seperti itu.."

"........"

"Saat hujan begini, adik-adikku biasanya pergi keluar untuk bermain hujan-hujanan, karena tidak ada yang bisa dilakukan di dalam rumah. Tidak ada televisi, tidak ada radio, tidak ada handphone, tidak ada yang bisa dimainkan. Aku kadang juga ikut hujan-hujanan kalau sedang tidak mengantuk. Menyenangkan sekali.. hehe.. Kau pernah bermain di tengah hujan Bear?"

Yunho menggeleng. Dia pernah ingin saat masih kecil dulu, tapi takut sakit, karena kalau sakit dia pasti kena marah.

"Benarkah? Mau hujan-hujanan sekarang???"
Tanya Jaejoong bersemangat.

"Sebentar lagi ujian semester, aku tidak mau sakit. Kau juga, jangan sampai merepotkan orang lain karena sakit."

"Ck. Tidak asik sekali. Aku kuat tahu. Orang yang tidak pernah hujan-hujanan itu yang lemah. Ah~"
Jaejoong memegangi kepalanya yang dijitak.

5 Years M-ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang