"Bear, ayo makan!"
Jaejoong memanggil dari ruang tamu. Sarapan sudah siap, sebentar lagi dia harus berangkat kuliah.Tidak ada jawaban. Jaejoong memutuskan untuk mengintip ke dalam kamar. Ketika mau memasak tadi Yunho masih tidur, jadi Jaejoong membiarkannya. Apa sampai sekarang masih belum bangun?
Jaejoong sedikit mengernyit. Tidak hanya belum bangun, posisinya bahkan tidak berubah sejak pertama kali Jaejoong melihatnya 2 jam yang lalu, meringkuk memeluk bantal. Yunho tidak mati kan???????? Jantungnya berdebar, perlahan Jaejoong mendekat lalu berjongkok. 1 jari dia letakkan di bawah hidung Yunho. Hah..Jaejoong lega, masih ada napas..
"Eh?"
Jaejoong memegang kening Yunho untuk memeriksa. Napasnya sangat panas. Ternyata begitu pula dengan badannya.
"Yunho? Kau demam ya? Bangun, ayo makan dulu lalu minum obat."
"Nnggh..."
"Mau kubuatkan bubur?"
Yunho menggeleng lemah.
"Kalau begitu ayo cepat bangun lalu makan, badanmu panas. Kubelikan obat dulu sebentar."
Jaejoong kemudian turun untuk ke toko membeli obat penurun panas. Dan ketika kembali ternyata Yunho masih belum bergerak.
"Ck. Kau ini. Mau sembuh tidak?? Ayo bangun sebentar! Obatnya tidak bisa diminum kalau perutmu kosong!"
"Tinggalkan saja.. kuminum nanti.."
Jawab Yunho lirih."Aaah yasudah. Kutaruh di sini sarapan dan obatnya. Pindah ke atas saja, di bawah dingin."
Jaejoong menggeret Yunho ke kasur atas lalu menyelimutinya seperti burito, tidak lupa meletakkan lap kompresan di kening Yunho sebelum terpaksa meninggalkannya untuk berangkat ke kampus. Sejak tinggal bersama, baru kali ini Jaejoong melihat Yunho sakit. Mungkin Yunho kelelahan hari sebelumnya, sedang pergantian musim juga, jadi wajar kalau mudah terserang sakit.
3 jam berlalu. Jaejoong cepat-cepat pulang ke rumah begitu kelas selesai untuk memeriksa Yunho lagi, karena selama kuliah tadi chatnya tidak dibalas, akun Yunho bahkan tidak terlihat online sejak semalam. Awas saja kalau obatnya belum tersentuh. Jaejoong menaiki anak tangga dengan langkah besar.
CEKLEK.
Jaejoong masuk ke kamar, dan melihat Yunho masih meringkuk di balik selimut. Kompresan sudah tergeletak di bawah. Sarapannya berkurang sedikit, obat juga sudah tidak ada. Baguslah, Yunho memakannya, pasti demamnya sudah turun sekarang. Jaejoong menempelkan tangannya lagi ke kening Yunho untuk memeriksa."Hah? Kenapa tambah panas???"
Jaejoong kembali khawatir. Efek obat seharusnya sudah bekerja. Tapi ini malah sebaliknya.Jaejoong berusaha membangunkan Yunho untuk memberinya air. Mungkin Yunho kurang minum sehingga demamnya tidak turun-turun.
"Bear, bangun."
Panggil Jaejoong sambil menepuk-nepuk pipi Yunho. Tapi Yunho sama sekali tidak merespon, dia hanya bernapas berat dan panas.Jaejoong segera turun ke bawah untuk meminjam termometer kepada Bibi Sun. Ketika kembali lagi dan memeriksa suhu badan Yunho, Jaejoong menjadi benar-benar panik, karena ternyata sudah mencapai 42°C! Pantas saja Yunho tidak sadarkan diri. Dia harus cepat membawa Yunho ke rumah sakit.
.
.
.
.
.
.
.
.
Junsu baru saja keluar dari supermarket di dekat kampus, lalu mengambil handphonenya untuk menghubungi Jaejoong."Halo. Jae, aku dapat lobster besar yang bagus! Kau bisa memasaknya sekarang?"
"Jangan datang sekarang! Aku mau pergi! Yunho demam tinggi! Aku mau membawanya ke rumah sakit!"
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Years M-Contract
FanfictionKim Jaejoong dan Jung Yunho, 2 orang mahasiswa yang sama-sama miskin, berbagi rumah demi berjuang dalam kesulitan hidup mereka.