47. Pernikahan, Kasih, dan Pengampunan (2)

583 66 16
                                    

"Ibu.. Itu helikopter!"
Siwon menepuk-nepuk pundak ibunya.

"Ibu juga tahu!"

Suara mereka tenggelam oleh suara baling-baling capung besi yang semakin mendekat.

Helikopter berlogo KCG besar mendarat di lahan kosong di sebelah rumah Jaejoong. Beberapa orang kemudian turun dari badan heli itu, Yunho dan Jaejoong salah duanya.

"Mereka menjemput tamu dengan helikopter???"
Daniel menganga.

Siyoung tidak berkomentar, mulutnya masih menganga juga, tidak tahu harus mengucapkan apa. Kemarin limosin dan sekarang Heli?? Pertunjukan macam apa ini??

Dari kejauhan Siyoung dapat melihat Jihoon dan Taehee menyambut kedatangan tamu-tamu yang baru saja turun, lalu menggiring Yunho dan Jaejoong ke arahnya. Siyoung menyilangkan kaki dan membetulkan posisi duduknya sebelum mereka sampai. Ini saatnya.

"Bibi.." Sapa Yunho.

"Tidak perlu berbasa-basi. Kurasa mertuamu sudah bercerita apa yang harus kalian lakukan."

Raut Yunho mengeras, tangannya mengepal. Jihoon langsung merangkulnya dan membisikkan sesuatu di telinga Yunho.

"Ingat apa yang ayah katakan tentang kasih dan pengampunan? Tidak apa-apa, lakukan demi anak kalian. Jika ada yang menampar pipi kirimu, maka---"

"...berikan juga pipi kananmu.."
Gumam Yunho. Yunho tahu itu. Dia hanya tidak mengira jika bibinya akan meminta dengan cara seperti ini. Apalagi---

Jaejoong menjadi orang pertama yang bergerak, menekuk lututnya perlahan sambil menopang perut. Yunho langsung sigap membantunya berlutut. Dia sendiri pun akhirnya ikut berlutut juga.

"Maafkan kami Bi.." Yunho berucap.

"Hanya itu?"

"Maafkan kami, Paman, Siwon, Daniel.. Maaf jika selama ini aku dan Jaejoong bersikap kurang sopan kepada kalian.. Terima kasih, telah merawatku hingga dewasa.."

Yunho dan Jaejoong kemudian membungkuk kepada satu per satu keluarga Choi yang duduk di depan mereka.

"Bagus. Seharusnya kalian melakukan ini sejak dulu. Kenapa harus kuminta dulu baru kalian lakukan? Dasar anak tidak tahu terima kasih. Lihatlah, karena sikapmu kepadaku kau mendapat karma. Menikah dengan seorang pria? Haha. Kasihan sekali adikku, garis keturunannya terputus padamu. Apa tidak ada gadis cantik yang mau denganmu? ---Dan kau, lihat dirimu, apa kau terserang penyakit hingga perutmu membesar seperti itu? Makanya jangan bersikap tidak sopan pada orang tua." Siyoung bahkan tidak segan untuk merendahkan Jaejoong di depan orang tuanya.

"Bibi, dia sedang---"

Jaejoong menghentikan ucapan Yunho.

"Kami dulu masih muda dan tidak berpikir panjang. Kami menyesal. Semoga bibi sekarang bisa memaafkan kami dan merestui hubungan kami untuk seterusnya." Jawab Jaejoong.

"Hmh. Baiklah, kuakui kalian cukup bernyali. Semoga berhasil membina rumah tangga. Aku tidak bisa mendoakan banyak. Ini, kurasa ini cukup." Siyoung menyodorkan angpaonya.

Yunho menggelengkan kepala.
"Terima kasih Bi, bukannya tidak menghargai pemberian, tapi kami memang tidak mengharapkan angpao dari siapapun, kami hanya menggelar perayaan ini untuk berbagi kebahagiaan dengan para tamu. Bibi bisa menyimpannya lagi untuk keperluan lain yang lebih berguna, atau menyumbangkannya kepada orang lain yang lebih membutuhkan."

"Itu benar Bi, doa dari Bibi sudah lebih dari cukup untuk kami." Jaejoong menambahkan.

Junghwa yang turut melihat itu semua nampak berkaca-kaca, sementara suaminya hanya bisa menghela napas.

5 Years M-ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang