"Pasti sudah bercerai."
"Sepertinya tidak, kemarin kulihat di sistem, statusnya masih menikah. Dan lagi, kalau sudah bercerai kan dia harus segera melaporkannya kepada kita. Bisa gawat kalau ada ketidakcocokan data karyawan saat audit."
"Hm...Benar juga. Apa mereka pisah ranjang ya?"
"Mungkin saja. Itu masuk akal. Mungkin karena rumah tangganya tidak berjalan dengan baik, makanya dia tidak pernah mau membahas tentang itu. Dia bahkan tidak pernah membawa istrinya ke acara Family Gathering atau acara pernikahan rekan kerja. Ya kan?
"Iya, aku sama sekali belum pernah melihat istrinya, bahkan namanya saja aku tidak tahu. Eh, bukankah nama istri ada di database employee? Kau bisa melihatnya?"
"Sudah pernah kucoba, tapi kolom nama istrinya kosong. Kurasa sejak awal dia tidak memberikan informasi itu ke perusahaan."
"Oh? Memangnya boleh seperti itu? Bukankah itu data wajib? Atau jangan-jangan data pernikahannya itu palsu?""Boleh kubantu menjawab?"
"Ya?"
Dua orang wanita yang sedang berkasak-kusuk itu berbalik untuk melihat suara ketiga yang menimbrung percakapan mereka.Dan merekapun langsung terkejut sampai jantungnya kempis, melihat orang yang tengah mereka bicarakan sedang duduk di belakang mereka, berpangku tangan.
"Yu..yunho~ Ehem. Sejak kapan kau di situ? Mengagetkan saja ahahaha.."
"Sejak kalian mulai membicarakan kehidupan pribadi seseorang. Apa kalian tahu jika tindakan kalian itu bisa dipidanakan?"
"I..itu~ tidak, kami hanya---"
"Membicarakan tentang istriku?"
Yunho benar-benar membuat kedua wanita itu tidak berkutik seperti diadili di meja hijau. Kedua staff HRD itu hanya bisa mengelap keringat karena jalan keluar mereka terhalangi oleh Yunho, jadi mau kabur pun tidak bisa.
"Aku bukannya tidak ingin membicarakannya, cuma merasa tidak berguna saja jika membicarakannya dengan kalian. Kehidupan pribadiku bukan sesuatu yang bisa menghibur kalian, percayalah, aku bisa memberi kalian banyak rekomendasi film drama yang bagus sebagai gantinya, kalau mau."
Kedua wanita itu tersenyum sumbang sambil menelan ludah.
"Coba pelajari lagi user manual sistem database kalian. Kolom nama istri dan anak itu opsional, artinya boleh diisi boleh tidak, itu adalah hak. Kalian tahu kenapa?"
Kedua wanita itu menggeleng.
"Karena istri dan anak tidak terlibat pada urusan pekerjaan. Jadi nama bukanlah data yang mutlak diperlukan oleh perusahaan. Lagipula,"
Yunho berjalan mendekat.
"Semua berkas yang kuberikan telah diverifikasi keasliannya, aku hanya menggunakan hakku untuk tidak mencantumkan beberapa data opsional ke dalam sistem. Apa kalian keberatan?"
"Tidak, tentu saja tidak! hahaha.. Kami hanya penasaran, maafkan kami Yunho~ Bolehkan kami pergi sekarang??"
"Oh, maaf, aku menghalangi jalan. Aku hanya mengantri untuk membuat kopi." Jawab Yunho sambil mengulurkan tangannya mengambil cangkir kosong di bekakang para wanita itu.
Mereka bergeser dan sudah siap mengambil langkah seribu, tapi ternyata Yunho belum selesai mengeluarkan kata-kata penutupnya.
"Oya, tidak perlu repot-repot membongkar map berkasku di gudang, kalian tidak akan menemukan salinan surat pernikahanku di sana, karena sudah kutarik begitu selesai diverifikasi oleh mm...siapa dulu ya? Aku lupa. Daripada membongkar data karyawan tanpa ijin, lebih baik tanyakan saja pada Kepala Divisi kalian kalau masih penasaran, mn? Siapa tahu dia masih ingat. Sepertinya dulu dia juga sempat membaca berkasku. Yah meskipun aku tidak yakin Pak Lee membaca bagian nama istri karena itu tidak penting."
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Years M-Contract
FanficKim Jaejoong dan Jung Yunho, 2 orang mahasiswa yang sama-sama miskin, berbagi rumah demi berjuang dalam kesulitan hidup mereka.