16. Teman yang Licik dan Teman yang Menutup Mata

360 49 3
                                    

Jaejoong baru saja menurunkan handphone setelah selesai berpamitan dengan orang di seberang panggilan.

"Siapa?"
Yunho iseng bertanya sambil mengeringkan rambut dengan handuk. Dari sebelum masuk kamar mandi, sampai dia selesai buang air besar, bercukur, sikat gigi, mandi, bahkan keramas, Jaejoong masih asik bertelepon ria dengan seseorang, Yunho jadi penasaran, meskipun sudah bisa menebaknya.

"Changmin sunbae."

"Oh."

"Dia bertanya kenapa beberapa bulan ini kita tidak lagi datang ke pertemuan klub."

"Oh."

"Kubilang kita sedang kerja sambilan karena butuh uang, mungkin semester depan baru aktif lagi."

"Oh."

"...."

"Lalu?"

Jaejoong mendengus geli. Meskipun terdengar sumbang dan acuh, nyatanya Yunho masih bertanya lagi. Kenapa sangat ingin tahu sekali?

"Tidak ada. Hanya itu."
Jaejoong memilih untuk menghentikan obrolan canggung di antara mereka sebelum atmosfernya menjadi semakin aneh.

"Oh."

Yunho melirik untuk melihat apa yang Jaejoong lakukan karena tidak lagi mendengarnya bersuara. Ternyata Jaejoong sudah kembali berkonsentrasi ke tugas kuliahnya, memandangi layar leptop dengan serius. Sudah 2 hari ini, Jaejoong memang terlihat sibuk mengerjakan presentasi untuk tugas kelompok. Jaejoong bahkan ijin tidak masuk kerja untuk itu. Yunho jadi harus berpasangan dengan orang lain di tempat kerja sambilan mereka.

"Kenapa tidak mengerjakan bersama temanmu?"
Yunho sedikit banyak merasa gemas melihat Jaejoong mengaku membuat tugas kelompok, tapi nyatanya sibuk sendirian. Bahkan sejak kemarin, Yunho yang harus mengajarinya menggunakan aplikasi presentasi.

"Yeri sedang sakit. Ini tugas untuk 2 orang, besok sudah harus dikumpulkan, jadi ya terpaksa kukerjakan sendiri."

"Apa dia sekarat sampai tidak bisa menggerakkan jari untuk mengerjakan sebagian?"

"Bagaimana bisa kau tega menyuruh orang sakit bekerja Bear..."

"Jangan terlalu baik pada orang lain."

"Yah mau bagaimana lagi, lagipula ini untuk nilaiku juga."

Yunho menggelengkan kepala tidak habis pikir. Jika itu dia, sudah pasti tidak akan mau mencantumkan nama rekan yang sama sekali tidak membantu. Bisa-bisanya Jaejoong menerima ketidakadilan seperti itu dengan sangat mudah.

"Eh, tidak apa-apa kan leptopmu kupakai terus?? Akan kuusahakan selesai malam ini~"

"Tidak apa-apa. Pakai saja. Aku sedang tidak ada tugas."

"Thank you Bear, kau memang yang terbaik!"
Jaejoong melempar senyum cerah.

Yunho berpaling setelah melihatnya sekilas. 'Terbaik? Hanya meminjamkan sebuah leptop bekas yang sudah retak dan tidak canggih, apanya yang terbaik?' Sama ketika Jaejoong menerima handphone usang yang mungkin sudah tidak ada lagi orang yang memakainya, Jaejoong sangat gembira. Bagaimana bisa, sampai sekarang Yunho masih tidak mengerti. Hampir seumur hidupnya dia menggunakan barang bekas atau pinjaman, tapi dia tidak pernah merasa bahagia seperti itu.

"Bear,"

"Hm?"

"Apakah kau masih ingin aktif di klub debat?"

"Tidak tahu. Aku masih ingin kerja sambilan. Tambahan uangnya lumayan."

"Sama, tapi aku juga ingin bisa terus aktif di kegiatan klub. Sangat menyenangkan berkumpul bersama mereka.'

5 Years M-ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang