23. Cincin Pernikahan

450 58 5
                                    

"Bear, kau yakin aku tidak perlu minta maaf pada Bibi Siyoung??"

"Mn, tidak perlu."
Yunho berkata dengan mulut penuh.

"Bagaimana kalau dia marah lalu menuntutku??"

"Ya, mungkin saja."

"Jadi dia benar-benar bisa menuntutku???"

"Tentu. Ujaran kebencian, pencemaran nama baik, pemaksaan, pencurian."

"Aaaa~ bagaimana ini~"

Jaejoong sudah mendapatkan lagi kesadarannya, jadi dia mulai cemas akan tindakannya 3 hari yang lalu. Dia sendiri juga heran, kenapa bisa berani bertindak sangat lancang seperti itu di rumah orang yang tidak dia kenal. Apa lagi orang itu orang kaya. Jaejoong merasa sudah membuat marah orang yang salah, dia jadi tidak tenang jika mengingatnya lagi.

"Tenang saja, aku akan membelamu jika kau dituntut."

"Bagaimana kau mau membelaku, kau belum jadi pengacara~"

"Kalau begitu aku akan membebaskanmu setelah jadi pengacara nanti. Aaaaaak"
Yunho membuka mulutnya.

"Brengsek, aku tidak mau dipenjara~"
Umpat Jaejoong sambil masukkan sesuap nasi lagi ke dalam mulut Yunho yang menganga.

"Apa kau menyesali tindakanmu?"

Jaejoong terlihat berpikir sejenak.

"Jika aku berkata tidak menyesal, apakah hakim akan menambah masa hukumanku?~"

"Tentu saja. Hukuman maksimal."

"Oh tidak!~ Bear, berikan nomor telepon Bibi Siyoung, aku akan bicara padanya!"

"Hahahaha!"
Yunho benar-benar terpingkal sekarang. Sejak tadi dia menanggapi serius kekhawatiran tidak berdasar Jaejoong, meskipun tahu jika itu tidak mungkin terjadi. Yunho hanya ingin menggoda.

"Brengsek, kenapa malah tertawa! Aku benar-benar takut~"

"Hihihihihi, dia tidak akan bisa menuntutmu Boo. Atas dasar apa? Dia marah hanya karena harga dirinya terlukai oleh perkataanmu. Perkataan yang tidak bisa dia bantah, karena semua yang kau katakan itu benar.. Dan lagi, sejak awal aku tidak pernah menjadi miliknya.. Dia tidak pernah menginginkanku ada di rumahnya.."

"....."
Tiba-tiba Jaejoong merasakan sedikit nyeri di dadanya seperti saat melihat kondisi Yunho di rumah Bibi Siyoung kemarin.

"Kau tidak membuat kesalahan apapun Boo, jadi tidak perlu cemas."
Yunho tersenyum sambil menepuk pipi Jaejoong dan sedikit mengusapnya dengan ibu jari.

"....."

"Aaaaak."

Jaejoong sudah lupa akan ketakutannya. Dia segera menunduk untuk menata nasi dan lauk di sendok, menyembunyikan wajah malunya. Hanya sentuhan kecil, tapi kenapa bisa membuatnya tersipu? Sial.

"Kau yakin belum bisa makan sendiri?"
Sesuap nasi kembali masuk ke mulut Yunho.

Yunho menggeleng cepat sambil menunjuk lap basah yang terikat di kepalanya. Yunho masih sedikit demam, jadi Jaejoong mengompresnya. Karena Yunho banyak duduk dan bergerak, lap itu selalu terjatuh, jadi Jaejoong mengikatnya.

"Tapi kau terlihat bugar."

"Ehem. Kenapa setiap hari masak daging? Apa kita punya uang untuk itu?" Yunho mengalihkan topik.

"Ini dari Junsu. Katanya supaya kau cepat sembuh, biar dia bisa segera kemari lagi untuk makan. Dia belum pernah kena cacar, jadi masih takut datang ke sini. Kemarin dia menitipkan daging dan udang untukmu waktu bertemu denganku di kampus."

5 Years M-ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang