41. Berbicara Dengan Hati

623 69 14
                                    

Yunho berjalan cepat keluar dari gedung kantornya, berbelok menyusuri area pejalan kaki tanpa sedikitpun mengurangi kecepatan. Berjalan dan terus berjalan untuk menghilangkan lonjakan emosi yang terjadi pada dirinya beberapa saat yang lalu.

Melayangkan pikirannya ke mana-mana, Yunho perlahan menyadari jika tindakannya tadi sangatlah bodoh dan gegabah.. Langkah kakinya pun mulai melambat..

Berjalan pelan, kekacauan di hatinya menjadi sangat terasa. Pernyataannya kepada semua orang tentang Jaejoong tadi sama sekali tidak masuk dalam skenario. Dia hanya ingin membebaskan Jaejoong dari tuduhan dan mengeluarkannya dari perusahaan payah itu, tapi malah berakhir dengan merangkum isi hatinya..

Yunho merasa sangat buruk atas dirinya sendiri.. Apa haknya mengklaim status Jaejoong.. Dia bukan siapa-siapa.. Hanya seorang pengecut egois yang tidak tahu diri.. Seorang pengecut yang tidak berani memperjuangkan sesuatu yang dia inginkan..

Rasanya seperti baru saja memuntahkan sesuatu yang ditahan sangat lama. Membuang kotoran di depan banyak orang, benar-benar memalukan.. Tapi itulah yang selalu dia impikan.. Mengatakan dengan lantang kepada semua orang bahwa Jaejoong adalah miliknya..


'Milikku..'


Dadanya berdenyut sakit hanya dengan membatinnya, menyadari jika itu semua hanyalah obsesi biasnya, Jaejoong tidak akan mau menjadi miliknya lagi.. Ha, bodoh, sejak dulu pun tidak pernah menjadi miliknya.. Hubungan mereka hanya rekaan. Yunho mengepalkan tangan kuat-kuat untuk meredam perasaannya.


'Eh??'


Langkah kaki Yunho berhenti seketika.
Yunho meremat-remat kepalan tangannya.
Memijit-mijit benda empuk di antara jarinya.
Kenapa - terasa - seperti - terisi - oleh - sesuatu???


"Itu tanganku."
Jaejoong yang sejak tadi bersabar mengikuti ke manapun Yunho berjalan akhirnya bersuara.



Yunho menoleh dengan terkejut dan cepat-cepat melepaskan genggamannya, benar-benar tidak sadar kalau masih membawa Jaejoong. Dia pikir sudah mengembalikan Jaejoong ke ruangannya sebelum keluar dari kantor tadi. Kehilangan wajah, Yunho hanya bisa menunduk mengumpat dalam hati.

"Apakah sekarang aku bisa mendapat penjelasan?"

"Tentang apa.."

"Tentu saja tentang bualanmu tadi! Brengsek!"

Teringat jika dia sudah berhutang budi pada Yunho, Jaejoong menarik napas dalam-dalam untuk mengatur ulang emosinya.

"Aku paham niat baikmu, sudah kuikhlaskan juga tindakan gegabahmu tadi yang membuatku kehilangan pekerjaan. Tapi mencatut namaku sebagai istrimu?? Itu keterlaluan! Apa kau tidak sadar jika sudah melakukan kebohongan publik?? Kau bahkan ikut menghancurkan karirmu sendiri di sana! Bagaimana bisa pengacara hebat sepertimu bertindak bodoh se---"

"Aku tidak berbohong.."

"Apa?"

"Semua yang kukatakan, aku tidak berbohong.."

Jaejoong mengernyit.








"Yunho, kita sudah bercerai."

Yunho menggeleng.








"Kita menandatangani surat cerai 5 tahun yang lalu."

5 Years M-ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang