"Benar. Pembelaan diri yang bagus. Bagaimana anda mendapatkan akses user milik Jaejoong, aku juga ingin tahu. Yah, meskipun sebenarnya aku punya sedikit petunjuk tentang itu. Tapi mari kita simpan untuk nanti. Aku yakin rekan anda pun tidak akan keberatan jika namanya tidak buru-buru disebut."
"Ha! Dan sekarang kau menuduhku berkomplot? Bilang saja kalau tidak punya bukti! Rekaman CCTV barusan hanya menyorotku dari samping, tidak dengan jelas menunjukkan apa yang sedang kukerjakan di komputer. Tuduhan tidak langsungmu itu hanya sebuah praduga."
Yunho menaikkan sebelah sudut bibirnya.
"Baiklah. Sekarang aku bertanya. Apakah anda melihat dengan mata kepala anda sendiri Jaejoong menginputkan data itu ke sistem, Bu Hayoung?""Tidak, tapi hanya dia yang bisa mengakses akun itu!"
"Bukankah sama saja? Aku juga tidak melihat langsung apa yang sedang anda kerjakan, tapi hanya anda yang ada di lokasi kejadian saat itu."
"Itu tidak---!"
"Cukup. Hayoung, kendalikan emosimu. Kita bicarakan tentang keterlibatanmu nanti." Ko Yonghan mengendalikan situasi.
"Terima kasih Pak Ko. Akan ku lanjutkan. Tinggalkan sejenak perkara penginputan data. Pertanyaannya sekarang, dari mana data itu berasal?"
"Jaejoong tidak berbohong mengenai invoice Vendor palsu yang muncul dan menghilang secara misterius di mejanya. Semua yang Jaejoong katakan terekam oleh kamera pengawas. Hanya saja, sesuatu menghalangi pandangan kita."
"Bu Hayoung, aku perlu bantuan anda kali ini. Bisakah anda menunjukkan lagi rekaman CCTV ruang akuntansi saat Jaejoong berkata mendapati map biru itu tiba-tiba ada di mejanya?"
Tidak ada respon dari Hayoung, wanita itu hanya diam menatap tajam pada Yunho, enggan diperintah lagi, memangnya siapa Yunho berani memerintah jabatan yang lebih tinggi?
"Aku bisa minta tolong hyung untuk membukanya dari sini kalau anda keberatan?" Terdengar seperti tawaran biasa bagi orang lain, tapi bagi Hayoung, Yunho tahu jika itu adalah ancaman yang menakutkan.
Mengepalkan tangan dengan erat, Hayoung akhirnya bergerak. Yunho tersenyum, dia tahu jika Hayoung tidak akan menolak.
Layar presentasi pertama kini menampilkan rekaman CCTV ruang akuntansi. Lagi, semua orang menonton Jaejoong keluar ruangan dan kembali dari toilet tanpa ada yang mendekati mejanya di selang waktu itu.
"Tidak ada siapapun yang datang meletakkan berkas, apa yang sebenarnya ingin kau tunjukkan??" Hayoung geram.
"Bisa tolong putar ulang?"
Hayoung membuang napas lalu memutar ulang rekaman.
"Kami sudah tahu kalau itu meja kerja Jaejoong Bu Hayoung, bisa tolong pindahkan kursor anda dari sana?"
Hayoung terdiam.
"Kenapa Bu Hayoung? Apakah mouse anda macet? Atau ada sesuatu di sana yang ingin anda tutupi? Karena kulihat, sejak kemarin anda selalu menempatkan kursor di titik yang sama selama rekaman diputar."
Ko Yonghan menoleh ke arah Hayoung yang masih membeku. "Hayoung?"
"Sejak awal beliau hanya ingin kita fokus pada orang yang datang dan pergi dari ruangan itu, Pak Ko. Siapa yang mengira kursor yang nampak diletakkan asal itu ternyata berguna untuk sesuatu. Bagaimana kalau kali ini kita fokus pada meja Jaejoong? Sepertinya ada hal menarik di sana. Benar kan Bu Hayoung?"
"Hayoung. Putar ulang videonya. Singkirkan kursormu."
Mendapat perintah dari Direktur Utama, Hayoung tidak berani menolak. Rekaman pun dia putar ulang. Hayoung menggeser mousenya dengan cemas. Kali ini semua orang bisa melihat meja Jaejoong dengan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Years M-Contract
FanficKim Jaejoong dan Jung Yunho, 2 orang mahasiswa yang sama-sama miskin, berbagi rumah demi berjuang dalam kesulitan hidup mereka.