"Siapa wanita itu?" tanya Jiya, begitu sudah tiba di kediamannya. Untung Georgia dititipkan pada Seungcheol dan Gitta, jadi dia tidak bisa mendengar pertengkaran kecil ayah ibunya.
"Jelaskan semuanya!" bentak Jiya.
"Ini tidak seperti apa yang kamu bayangkan, sayang. Aku berani bersumpah," ucap Joshua.
"Lalu mengapa reaksimu seperti itu? Kamu terlihat terkejut akan kehadiran dia!"
"Aku jelas terkejut, bagaimana tidak? Bisa-bisanya dia mengenaliku," ucap Joshua. "Jangan seperti ini, sayang. Aku mohon."
"Aku sudah mengatakan, bahwa kita seharusnya di rumah saja. Tapi kamu tetap bersikukuh untuk mengajak Gia, pergi jalan-jalan!" teriak Jiya, ia hilang kendali.
"Iya, aku salah. Aku minta maaf, seharusnya aku mengikuti permintaanmu."
"Feeling seorang wanita itu kuat! Tapi kam--" Jiya yang emosi, kehabisan kata-kata. Ini kali pertamanya, mereka bertengkar. "Ah, sudahlah!"
"Aku minta maaf, aku salah ..." Joshua berlutut meminta maaf, kedua matanya sudah mulai sembab.
Jiya berdecih sebal, ia tersenyum getir. "Ya, sudah seharusnya seperti ini. Ini konsekuensinya, jika aku berkencan atau berumah tangga bersama seorang idol. Seharusnya aku bisa terima."
"Apa yang kamu bicarakan, Jiya? Dia jelas tidak ada hubungan apapun denganku,"
Jiya menghapus air matanya, "Jelas di sini hanya aku yang tersakiti."
"Apa yang kau maksud, Jiya?" tanya Joshua.
"Hanya aku yang berjuang, Josh."
"Kamu jelas cemburu yang berlebihan, sayang."
Joshua bersyukur, karena tadi bertemu dengan Seungcheol dan Gitta di tempat yang sama. Ia tidak ingin Gia mendengar perdebatan orang dewasa, tidak ingin merusak mentalnya.
"YA! AKU JELAS CEMBURU! WANITA MANA YANG TIDAK CEMBURU, MELIHAT INTERAKSI SUAMINYA DENGAN WANITA LAIN, YANG BEGITU INTENS? A--" Jiya menghela nafasnya, dengan lelah. "'--AKU LELAH! IZINKAN AKU UNTUK PULANG KE RUMAH IBU."
Joshua menggeleng, matanya berkaca-kaca. Tidak sanggup dengan pertengkaran ini.
"Jangan! Aku tidak mengizinkan," cegah Joshua.
"Aku akan bawa Gia bersamaku," putus Jiya. Lalu segera menuju kamarnya, dan merapikan barang bawaannya.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja, Jiya."
Jiya menatap Joshua, dengan tatapan terluka. "Aku kecewa terhadapmu, Josh. Aku pikir, kau bisa terbuka terhadapku. Tapi nyatanya tidak. Apa kau tau, sering kali aku memikirkan kejadian seperti ini, dan kali ini menjadi kenyataan. Ini sakit, Josh! Sering kali pula, aku mencoba meyakinkan diri ini, agar kau tetap teguh terhadap perasaanmu terhadapku. Aku juga wanita, Josh. Aku berhak mengetahui semua masa lalumu! Tahap kita berkenalan hanya sebentar, dan seharusnya aku sadar, jika kau hanya menjadikanku sebagai pelampiasanmu."
"S-sayang, aku mohon. Tarik kembali ucapanmu, itu semua tidak benar."
"Dimana letak ketidak benaran itu?" tanya Jiya.
"Semuanya," jelas Joshua.
"Sudahlah, Josh. Aku lelah."
Setelah mengucapkan itu, Jiya pergi dari hadapan Joshua. Ia tak menghiraukan panggilan darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Minus 1 [END]
FanfictionSeorang gadis yang tidak menyangka akan bersanding dengan salah satu Idol ternama. pertemuan mereka yang tidak sengaja, membuat keduanya menjadi dekat dan akhirnya saling mengikat janji dalam sebuah pernikahan. meskipun mereka terhalang oleh tembok...