2 Desember, 2023.
Sudah dua bulan berlalu, namun Joshua dan Dino tak kunjung membuka kedua matanya. Setiap hari, Jiya serta Asti selalu datang dan berharap agar pujaannya itu kembali sadar. Tak lupa, member seventeen pun ikut menjaga keduanya. Di tengah jadwal padat mereka, mereka sepakat untuk menghentikannya sementara waktu. Bukan tanpa alasan, mereka hanya tak ingin melewatkan kabar dari Joshua ataupun Dino.
Air mata Jiya menetes, lagi. Hatinya hancur berkeping-keping, ketika melihat pria yang sangat ia cintai, terbaring tak berdaya dengan berbagai macam alat bantu. Wajahnya nampak tirus, tubuhnya kering keronta, karena ia hanya mengandalkan cairan makanan yang diberikan melalui infusan.
Entah sudah berapa kali, dirinya membuang nafas dengan kasar. Menyeka air matanya dengan kasar, mencoba menahan isakan tangisnya, namun tak bisa. Isakan itu, keluar menjadi erangan kecil.
Aku mohon, bangunlah. batin Jiya, dengan penuh harap.
Bahkan di saat seperti ini, dirinya masih berharap jika keajaiban Tuhan, akan datang dan menyelamatkan kedua orang yang paling berarti dalam hidupnya.
Takdir itu jahat. Ia memberikan Jiya, cobaan yang sebesar ini. Mengapa masalah selalu datang silih berganti? Apakah dirinya tidak patut untuk bahagia? Kebahagiaan itu, nampaknya haram baginya. Tidak ada sedikitpun kebahagiaan yang ia rasakan secara kekal abadi, semuanya hanya sebentar. Dan ia benci.
Keajaiban? Haha! Itu hanya bualan semata! batin Jiya.
Ia tau, ia paham. Sebenarnya ia tak seharusnya menyalahkan takdir, karena, ini semua sudah diatur oleh Sang Maha Pencipta.
Tapi ... bolehkah dirinya meminta satu hal?
Ia hanya menginginkan keduanya untuk kembali sadar, hanya itu. Sudah cukup, ia merasakan bahwa selama ini Tuhan tidak berpihak padanya. Takdir mungkin membencinya, dengan memberikan berbagai macam masalah.
Jangan ambil Joshua, jangan ambil dia, Tuhan. Aku tidak akan meminta lebih, cukup kabulkan permintaanku yang satu ini saja. Tolong sadarkan keduanya. I-ini sangat menyakitkan ... batin Jiya, dengan isakan pelan. Ia memohon sembari menutup kedua matanya, kedua tangannya menggenggam tangan lemah Joshua. Mengecupnya berkali-kali.
Lalu ekor matanya melihat sebuah pergerakan kecil yang diberikan oleh Dino, membuat dirinya dengan segera berlari menuju ranjang lelaki itu.
"Dino-ya! Apakah kamu mendengar suaraku?" tanya Jiya. Ia untuk sebentar, mengabaikan kondisi Joshua. Namun masih tak ada jawaban, membuatnya dengan segera menekan tombol darurat. Dan nampaklah beberapa perawat dan dokter, yang mulai berdatangan.
"Tadi ada pergerakan kecil, Dok." Jiya dengan segera menjelaskan maksudnya.
Mendengar penjelasan dari Jiya, membuat dokter, dengan segera memeriksa keadaan Dino.
"Bagaimana?" tanya Jiya.
"Selamat! Pasien sudah berhasil melewati masa kritisnya," jelasnya.
Jiya tak bisa menyembunyikan air matanya, ia menangis haru.
Ayo, kamu bisa bangun, Joshua. batin Jiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Minus 1 [END]
FanfictionSeorang gadis yang tidak menyangka akan bersanding dengan salah satu Idol ternama. pertemuan mereka yang tidak sengaja, membuat keduanya menjadi dekat dan akhirnya saling mengikat janji dalam sebuah pernikahan. meskipun mereka terhalang oleh tembok...