49

85 10 0
                                    

"Nyonya Hong?" guncang Dk, ia melihat jika wanita tersebut hampir ambruk.

Jiya benar-benar terkejut dengan apa yang ia lihat.

Bagaimana bisa, Joshua tidak mengenali wanitanya sendiri?

Apakah hukum karma, sedang berlaku untuknya?

"A-aku tidak apa-apa," Jiya melepaskan kedua tangan Dk, pada bahunya. "Aku hanya membutuhkan udara segar."

Wanita itu terpaksa menampilkan senyumannya, ia tak ingin membuat member seventeen khawatir akan dirinya sendiri.

Ia menyusuri lorong rumah sakit yang ramai dengan orang-orang yang sedang berlalu-lalang. Dia berjalan dengan pelan, seraya berpegangan pada tembok di sepanjang lorong tersebut. Hatinya hancur. Air matanya kembali menetes begitu saja.

Ini sangat menyakitkan, Tuhan. batinnya.

Mengapa masalah terus saja menimpa dirinya?

Apakah ia memang tidak diizinkan untuk bahagia, barang sedetik saja?

Ia lelah.

Dunianya hancur.

Tempatnya berpijak, juga tidak ada.

Kedua tungkainya, lalu berjalan tanpa arah. Tatapannya kosong, seperti tak ada kehidupan di sana. Mencoba menahan genangan air mata yang sudah siap untuk keluar. Ia memalingkah wajahnya, begitu kembali mengingat ucapan Joshua tadi. Menghela nafas pelan, dan membuangnya dengan kasar.

Seperti ada magnet tak kasat mata, penglihatannya berpusat pada satu titik. Lagi dan lagi, ia hanya bisa diam. Ia membuang pandangannya begitu saja.

Memang, jangankan mencintai manusia. Mencintai diri sendiri saja, itu cukup sulit. Jika mencintai seseorang, sangat sulit bagimu. Maka, cobalah untuk mencintai dirimu sendiri.

Cerita ini tidak akan berhenti.

Sakit ini tak akan ada hentinya.

Ikuti saja alurnya, seperti air mengalir. Ikuti alurnya, seperti angin yang sedang bertiup. Karena dengan begitu, kamu bisa belajar banyak hal.

Bahwa rasa sakit, tak selamanya menyakitimu.

Jangan terlalu menyalahkan keadaan, Jiya-ya! Kamu harus berjuang, untuk mengubah keadaan itu menjadi lebih baik! - Author.

Secara perlahan, Jiya mulai mengerti rencana Tuhan.

Mungkin saja jalannya sudah begini. Jika saja waktu bisa diputar kembali, rasanya ia ingin memperbaiki keadaan dan mengubahnya, agar tidak terlalu menyakitkan seperti ini.

2 Minus 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang