"Dino!"
Seruan itu, membuat Dino tersenyum di sana, semua membernya kecuali Joshua, tengah menatapnya dengan raut wajah bahagia bercampur sedih. Sedih karena Joshua belum juga bangun dari masa kritisnya, ah mungkin bukan masa kritis, tapi ia sedang mengalami masa koma.
"Hyung ..."
Isakan kecil dari Dino, membuat beberapa member segera menghampirinya dan memeluk tubuh lelaki itu. Berbeda dengan Cheol dan Jeonghan, mereka lebih dulu menghampiri ranjang yang di tempati oleh Joshua.
"Aku berharap bahwa kau akan segera bangun, Joshua." Cheol menghapus air matanya dengan kasar.
Jeonghan merangkul bahu sang leader, lalu menepuknya dengan pelan.
"Ini bukan salahmu, Cheol ..." ucapnya.
"Aku terlalu jahat, Jeonghan. Joshua seperti ini, karena aku ..." lirihnya.
"Berhenti berbicara seperti itu, Cheol! Mari kita panjatkan doa untuk Joshua kita," ucap Jeonghan, ia lalu ikut bergabung bersama member lain.
"Jiya-ya, apa kau sudah makan?" tanya Cheol.
Jiya menatap Cheol dengan tatapan sendu, ia lalu menatap Dino yang sedang bersenda tawa bersama member lain. Air matanya jatuh, lagi dan lagi. Menghiraukan pertanyaan dari lelaki di hadapannya.
"Jiya?" lelaki itu mengguncang tubuhnya dengan pelan.
Wanita itu mengerjap pelan. "Ah?" beonya.
"Apa kau sudah makan?" tanyanya lagi.
Jiya menggeleng pelan. "Aku tidak bisa meninggalkan Joshua."
"Lihatlah kondisimu sekarang, Jiya. Kau sangat kurus, aku tidak ingin mendengar ocehan darinya," Cheol berbicara, seraya menatap tubuh tak berdaya seorang Joshua. "Tolong pikirkan kondisi tubuhmu juga, hm?" pintanya dengan suara lembut.
"Aku tidak ingin meninggalkan Joshua, barang sedetik saja."
Cheol menghela nafas panjang. "Jiya, tolonglah. Jangan seperti ini ..."
"AKU TIDAK INGIN MENINGGALKAN JOSHUA SEDETIKPUN, CHEOL. K-KAU, TOLONG MENGERTILAH!" Jiya berteriak, hingga membuat semua member terdiam.
"Hey, ada apa?" tanya Dk, ia menghampiri Jiya dan mencoba menenangkannya.
"DIAMLAH! MENJAUH DARIKU!" teriak Jiya pada Dk. Membuat lelaki itu membeku di tempat.
"Tenangkan dirimu, oke?" pinta The8. "Aku mengerti bahwa kau sedang frustasi menghadapi Joshua yang tak kunjung bangun, mengapa hanya dia yang belum sadarkan diri. Kita-pun sama, Jiya." The8 menghela nafas lelah. "Kita setiap hari selalu berdoa untuk kesembuhan Joshua dan Dino, lalu Tuhan ... Dia mengabulkan permintaan kita, dengan menyadarkan Dino terlebih dahulu. Tapi, taukah kamu ... mungkin Tuhan punya rencana lain terhadap Joshua? Cobalah berpikir lebih luas, ya? Atau mungkin Joshua sedang mengadu pada-Nya, maka dari itu, dia belum juga bangun." penjelasan The8 membuat Jiya terdiam. "Sadarlah, Jiya. Kau tidak bisa seperti ini. Makanlah, meskipun itu hanya sedikit. Jika suatu hari nanti Joshua bangun, dia pasti akan sedih, ketika melihat wanita yang dicintainya seperti ini. Lihatlah dirimu, benar apa yang sudah dikatakan Cheol Hyung, kau tidak sehat. Tubuhmu menjadi kurus. Setidaknya, pikirkan Gia. PIKIRKAN ANAKMU!" ucapnya.
"Dino, apakah kamu bersama Joshua? Apa yang sedang dia lakukan di sana? Mengapa dia tidak ikut pulang denganmu?" rentetan pertanyaan yang dilontarkan untuk Dino, membuatnya mengernyit bingung.
"Apa yang kau maksud, Jiya?" tanya Dino. Ia nampak bingung dengan segala pertanyaan yang Jiya berikan.
"MENGAPA JOSHUA TIDAK JUGA SADAR, APA KAU SENGAJA MEMBUATNYA TERSESAT?!"
"A-apa yang kau maksud?" tanyanya lagi.
Jiya menghela nafas panjang, ia lalu berjalan mendekat. "APA KAU MELIHAT JOSHUA? MENGAPA KAU TIDAK MENGAJAKNYA UNTUK PULANG?"
"Joshua? Joshua, Hyung? Apa maksudmu? Aku jelas tidak mengerti."
"AUH, JINJJA! BABOYA!" teriak Jiya, ia sudah tidak bisa menahan amarahnya. Joshuanya tak kunjung kembali.
"Jiya, semua ini sudah takdir. Kumohon, jangan seperti ini. Tolong ..." pinta Wonu.
"Jika Joshua tak kunjung bangun, aku akan membunuhmu, Dino!"
Setelah mengancam itu, Jiya dengan segera meninggalkan ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Minus 1 [END]
FanfictionSeorang gadis yang tidak menyangka akan bersanding dengan salah satu Idol ternama. pertemuan mereka yang tidak sengaja, membuat keduanya menjadi dekat dan akhirnya saling mengikat janji dalam sebuah pernikahan. meskipun mereka terhalang oleh tembok...