26

63 13 2
                                    

5 tahun kemudian ...

Sudah lima tahun lamanya, ia berpisah dari Joshua. Menikmati waktu berdua, hanya dengan Georgia.

Georgia is calling ...

Jiya tersenyum, melihat panggilan dari anaknya tersebut. Meskipun hak asuh anak, jatuh padanya. Tapi ia tidak melarang mantan suaminya untuk sekedar menjenguk Gia.

"Aku iri pada teman-temanku yang memilik Ayah dan Ibu yang sangat menyayanginya. Namun saat ini, hanya Mommy yang aku punya. Tapi mengapa saat ini, kau malah tidak mengangkat panggilan dariku? Apakah pekerjaanmu lebih penting, dibanding dengan anakmu sendiri?"

Sebuah pesan panjang lebar yang dikirim oleh Gia, membuat Jiya tersenyum lebar.

Jiya memijit pelipisnya, dia merasa gagal menjadi seorang ibu. Ia telah menelantarkan anak semata wayangnya, demi mengejar pekerjaannya yang sempat tertinggal. Dia tidak memikirkan bagaimana kesepiannya seorang Gia, tanpa kehadirannya dan kehadiran ayah.

Ia pikir, jika dia menghasilkan banyak uang, anaknya akan terjamin sampai kapanpun. Tapi nyatanya, kasih sayang lebih mahal dibandingkan dengan segudang uang yang ia bisa hasilkan. Jiya ingin membuktikan, bahwa ia bisa hidup tanpa seorang Joshua Hong dan tidak kekurangan apapun. Namun, sosok ayah sangat diperlukan dalam sebuah keluarga, bukan?

Dia tidak menyangka bahwa perpisahan keduanya, akan menyita banyak perhatian publik. Ia melupakan bahwa Joshua adalah wajah negaranya, lelaki itu pasti dikenal seluruh penjuru dunia.

Banyak hujatan yang ia terima, sampai saat ini. Ada rumor yang mengatakan bahwa ia hanya mengincar popularitas dari sang artis. Ada pula yang mengatakan bahwa dirinyalah yang berselingkuh dari idol kenamaan itu.

Membutuhkan waktu lama, bagi Jiya untuk bangkit. Dan membuktikan pada dunia, bahwa sebenarnya ia yang menjadi korban di sini.

"Kau melamun, lagi?" Jiya mengerjap pelan dan menegakkan posisi duduknya, ternyata itu suara Rere.

"Apa begitu ketara?"

Rere mengangguk. "Sangat. Apa yang kau pikirkan? Akhir-akhir ini, aku sering melihatmu melamun. Apa jangan-jangan, memikirkan Joshua?"

"Untuk apa aku memikirkan pria itu? Tidak ada gunanya. Dan dia juga, sudah hidup bahagia dengan keluarga barunya, bukan?"

Rere mengangguk ragu.

"Bagaimana hubunganmu dengan Jun? Kapan kau akan menyusul Wonwoo dan Pia?" tanya Jiya.

"Itu tidak mudah, Jiya ..." Rere mendesah pelan.

"Hey! Ada apa dengan desahan pelanmu itu? Hubungan kalian, baik-baik saja, bukan?"

"Ya, terlalu baik. Sampai aku tidak bisa membedakan, mana ucapan dia yang benar-benar serius dan yang tidak."

Jiya tertawa terbahak-bahak. "Ini sangat lucu! Hidup kalian berdua, terlalu menyenangkan. Hingga kalian tidak bisa membedakan mana kenyataan dan mana yang bukan!"

"Berhenti menggodaku, Jiya!" omel Rere.

"Oke maaf," ucapnya.

"Besok Woozi ulang tahun, dan kita semua diundang. Apa kau akan datang?" tanya Rere.

Jiya nampak bingung. "Aku tidak yakin."

"Datanglah, jika kau penasaran dengan mantan suamimu."

Setelah mengucapkan itu, membuat Jiya terdiam. Apa maksudnya?

2 Minus 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang