10

191 51 161
                                    

"Jadi ... apakah kau memaafkanku?" tanya Joshua, kedua matanya menatap lekat sang istri tercinta.

"Hm," jawab Jiya dengan sekenanya.

"Jangan seperti itu, kau membuatku kebingungan."

"Terus apa maumu?!" sentak Jiya.

"Bicara--"

"Bicara apa? Ini ... aku sedang berbicara denganmu!" omel Jiya.

"Maafkan aku ..."

"Hm."

"Apa kau tidak mau memaafkanku, sayang?" tanya Joshua.

"Tanyalah pada rumput yang bergoyang," gumam Jiya, lalu pergi dari hadapan suaminya.

Mereka sepakat untuk pulang, tapi tanpa Georgia. Sang anak dititipkan pada Seungcheol dan Gitta, beruntung mereka memahami situasi yang ada dan mau menampung Georgia dengan senang hati.

"Bagaimana bisa rumput bergoyang?" tanya Joshua dengan tatapan polos.

Jiya berdecak sebal, "Bagaimana bisa, aku menikahi pria bodoh seperti ini?!"

"Apa kau berbicara sesuatu?" tanya Joshua.

"Bodoh!" umpatnya.

"Apa sayang?" tanyanya lagi.

"APA KAU TULI?!" pekik Jiya.

"Aku bisa mendengarmu, sayang ..."

"Ya! Kau bisa mendengarku, karena suaraku sangat kencang!"

Bagaimana bisa dirinya menikahi Joshua yang sangat polos seperti ini? Bahkan lelaki tersebut tidak bisa marah sedikitpun. Tapi ... bisa membuatnya kesal sekaligus.

Andaikan bisa ... ia ingin menukar suaminya dengan pria lain.

Menikahi Joshua, sungguh itu sama sekali bukan impiannya. Sebenarnya, siapa yang bisa menolak pesona seorang Joshua Hong? Seorang Idol terkenal yang memiliki jutaan bahkan ratusan ribu fans.

Senyumnya yang manis, serta kelembutan hatinya, membuat siapa saja pasti tersihir olehnya.

Jika mengingat hal tersebut, membuat Jiya tersenyum dalam diam.

"Sayang ..."

Panggilan dari balik pintu, membuat ia terperanjat kaget.

"Kenapa?!" tanya Jiya dengan ketus.

"Mau makan malam bersama, sayang?" tanya Joshua.

"Tidak ... aku tidak lapar."

"Aku sudah memasak untukmu, apa kau tidak mengasihaniku?" tanya Joshua dengan membuat ekspresi sedih.

Jiya mendelik sebal, "Ini hanya karena aku menghargaimu, ya? Jangan berlebihan! Oh, dan jangan lupakan, jika aku masih marah padamu!"

Joshua tersenyum hangat, lalu menggandeng lengan sang istri untuk mencapai ruang makan. Menggeserkan kursi yang akan didudukinya, lalu mengecup salah satu pipi sang istri.

"Semoga kau suka masakanku, sayang ..." bisiknya, begitu selesai memberikan kecupan singkat.

Jujur saja, saat ini Jiya sedang menahan gejolak dari dalam tubuhnya. Ini sangat manis! Padahal pernikahan mereka sudah berjalan 5 tahun lamanya, tapi sikap Joshua yang seperti ini, masih saja membuatnya salah tingkah.

Kau memang lemah, Jiya.

(Jangan salahkan author, jika hati kalian tidak kuat menerima keuwuan mereka.)

Selamat menghayal, teman-teman online sekalian~

2 Minus 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang