Tidak, tidak ada air mata yang jatuh dari kedua mata Jiya. Dia tidak apa-apa, sungguh.
Namun, hanya sesak. Itu yang tengah ia rasakan saat ini.
Jisoo, mengapa kamu merebut kebahagiaanku terus-menerus? batin Jiya.
Entah mengapa, kebencian Jiya terhadap wanita itu semakin menjadi. Benci yang benar-benar rasanya, ia ingin membunuh wanita tersebut.
Kakinya melangkah menuju dimana member seventeen tengah menunggunya. Ia mengeratkan genggamannya pada lengan kecil, Georgia. Mencoba untuk meminta kekuatan pada sang anak, tapi apalah daya, itu hanya seorang anak kecil semata yang tidak mengetahui apapun.
"J-Jiya?" beo Joshua, dengan suara bergetar.
Di sana, pria itu melihat jika mantan istrinya benar-benar datang. Ia tak percaya itu, sungguh! Ini adalah salah satu doa yang selalu ia lontarkan pada Tuhan.
Dan nyatanya, doa tersebut kini terkabul.
Terima kasih, Tuhan ... batin Joshua.
"Daddy!" Georgia berlari, hingga ia hampir terjatuh. Dengan refleks, Jiya dan Joshua hendak menangkap tubuh kecil itu.
"Ekhm! Asik ketemu mantan!" cibir Seungkwan.
"Jika masih cinta, mengapa kita harus berpisah?" tanya Dk mendramatisir.
"Aku mencintaimu, tapi aku tidak bisa melupakan perbuatanmu dahulu. Ouoohh sayang.~" timpal Hoshi.
Jiya yang mendengar itu, hanya bisa membuang muka. Sungguh, kini wajahnya dipastikan sudah merah bak kepiting rebus.
"Kita mau kemana, Daddy?" tanya Georgia.
"Kita akan ke Indonesia, Gia-ya!" jawab Woozi dengan cepat.
"Paman! Bernarkah itu?" tanyanya, dengan raut wajah antusias.
"Benar, Paman tidak sedang berbohong, sayang." Woozi lalu tersenyum. "Bahkan aku tidak menyangka, jika anakmu benar-benar diberikan nama 'Georgia.'"
Joshua mendelik sekilas.
"Oke! Jadi seperti yang kita tau, mobilku tidak cukup banyak menampung orang. Maka dari itu, kita bagi menjadi beberapa mobil." Cheol mulai membagi tugas.
Mobil pertama ditumpangi oleh Cheol, Gitta, Gicheol, Georgia, Wonwoo dan Pia.
Mobil kedua ditumpangi oleh Jeonghan, Nura, Dk, Melani dan The8.
Mobil ketiga ditumpangi oleh Jun, Rere, Woozi, Mingyu dan Vernon.
Mobil terakhir ditumpangi oleh Seungkwan, Dino, Joshua, Jiya dan Hoshi.
"Bisakah kita bertukar tempat?" tanya Jiya, pada The8.
The8 hanya menatapnya dengan sekilas. "Tidak, aku ingin berdekatan dengan Dk."
"Aku tidak ingin satu tempat dengan ..." Jiya menjeda kalimatnya.
"Aku mengerti." Wonwoo lalu beralih menatap Joshua. "Hyung! Tolong jaga Jiya untukku dan untuk yang lain, oke?"
Jiya melotot sempurna. "A-maksudku bukan seperti itu."
"Kajja! Let's be havefun, guys!" Cheol berteriak dengan semangat.
Akhirnya Jiya pasrah, ia duduk di kursi belakang. Sedangkan Hoshi yang mengemudikan mobil, di sampingnya ada Dino.
"Aku akan duduk di pojok," ucap Jiya.
"Oh, tidak bisa!" Seungkwan lebih dulu duduk. "Aku terkadang sering mabuk kendaraan, jadi maaf."
Jiya mengigit bibir bawahnya, ia gugup setengah mati.
"Apa kau tidak nyaman duduk dekat denganku?" tanya Joshua dengan suara halus. "Aku bisa pindah, biar aku yang menyetir."
"A-maksu-ya, terserahmu saja. Aku nyaman-nyaman saja," ucapnya dengan gugup.
Joshua tersenyum dalam diam. Ia tak menyangka akan menjadi seperti ini. Ide gila dari Cheol, memang paling menyeramkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Minus 1 [END]
FanfictionSeorang gadis yang tidak menyangka akan bersanding dengan salah satu Idol ternama. pertemuan mereka yang tidak sengaja, membuat keduanya menjadi dekat dan akhirnya saling mengikat janji dalam sebuah pernikahan. meskipun mereka terhalang oleh tembok...