"Joshua, kita sudah bercerai ..."
Suara itu lagi. Joshua sangat membencinya.
Ia sangat benci dengan kenyataan, bahwa dia dan Jiya sudah bercerai.
"Pergilah. Aku tidak ingin melihatmu lagi."
Di dalam pandangan Joshua, Jiya berjalan menjauh dan menyebrang jalanan yang luas, seperti tak berujung. Ingin sekali, menghentikan kepergian wanitanya, namun ia tidak dapat menggerakan kakinya sedikitpun.
Dapat terdengar di telinga pria tersebut, jika sebuah truk akan melintas dengan kencang dan menghantam Jiya.
Suara itu. Dentuman suara truk, semakin jelas.
Ia berteriak dengan sangat kencang, tapi suaranya tidak dapat di dengar oleh Jiya.
TIIIINNNN!!!
Suara klakson dari truk tersebut, terdengar begitu nyaring.
Bruk!
"JIYAAAAAAAA!!"
Keringat membanjiri pelipisnya, tidurnya tidak tenang. Ia menangis tersedu-sedu.
"Maaf!"
"Hyung!" Dino mencoba membangunkan Joshua dari tidurnya. "BANGUN, HYUNG!"
Joshua langsung terduduk dari tidurnya, dengan nafas terengah. Bajunya basah akan keringat.
"Dino? Bagaimana bisa, kau ada di sini?"
"Aku terkejut, karena Joshua Hyung, berteriak sangat kencang."
"Ah seperti itu," Joshua lalu mengingat kembali, mimpi yang baru saja terjadi. Air matanya kembali menetes. Bagaimana jika wanitanya benar-benar meninggalkannya?
"Sepertinya mimpi buruk? Apakah ini tentang Jiya Noona?" tanya Dino, dengan suara pelan.
"Aku hanya mengkhawatirkan wanita itu, lima tahun tidaklah mudah ..."
Dino menjadi tau, bagaimana rapuhnya seorang Joshua yang ditinggalkan oleh Jiya. Lelaki itu, menjadi pria pemarah. Tidak ada senyum manis yang selalu ia sunggingkan.
Jika diliat dari sisi Jiya, ia juga mengetahui bahwa wanita itu sangat mencintai Joshua. Tatapan cinta masih melekat pada kedua bola matanya. Walaupun disembunyikan dengan berbagai cara, tapi ia jelas mengetahuinya.
Lalu ...
Mengapa keduanya bercerai?
Pertanyaan itu, selalu berputar-putar di kepala Dino.
Jika memang, karena mereka yang sering bertengkar. Tapi, apakah harus dengan cara bercerai? Tidakkah melakukannya dengan cara baik-baik?
"Apa yang sedang kau pikirkan, Dino?" tanya Joshua.
"Hah? Ap-kalau begitu, aku mandi dulu." Dino dengan segera keluar dari kamar dorm Joshua.
Aku harap, kau baik-baik saja, Jiya. batinnya.
Sungguh, mimpi itu terasa sangat nyata baginya. Apakah ini pertanda dari Tuhan, jika keduanya memang tidak ditakdirkan untuk bersama?
Walaupun mereka sudah bercerai, namun rasa cinta Joshua terhadap Jiya, tidak akan mudah hilang.
Ya, setelah kejadian dimana Joshua membawa Jiya kabur. Mereka memutuskan untuk tidak kembali bersama, meskipun keputusan itu menentang hati keduanya. Lebih tepatnya, hanya Jiya yang tidak ingin kembali bersama. Sedangkan Joshua? Ia hanya bisa diam, menunggu takdirnya.
Egois, memang.
Tapi nyatanya, dia tidak ingin kejadian serupa, kembali terjadi. Terlalu menyakitkan dan menyesakkan.
Hanya dia yang menjadi korban di sini, dan ia sangat membencinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Minus 1 [END]
Fiksi PenggemarSeorang gadis yang tidak menyangka akan bersanding dengan salah satu Idol ternama. pertemuan mereka yang tidak sengaja, membuat keduanya menjadi dekat dan akhirnya saling mengikat janji dalam sebuah pernikahan. meskipun mereka terhalang oleh tembok...