51. Burung Kertas untuk Jendra

30 6 0
                                    

Halloooo! How's it going? I hope you're always happy❤️

Udah gak sabar mau baca part ini? Lumayan panjang nih, semoga gak bosan yaa, lluv🤗❤️

Selamat membaca, semoga suka❤️🌹

Jam pelajaran terakhir sedang berlangsung sejak satu jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam pelajaran terakhir sedang berlangsung sejak satu jam yang lalu. Bu Evi selaku guru Ekonomi sedang menuliskan sesuatu di papan tulis. Semua murid yang ada di dalam kelas 11 IPS juga terlihat begitu serius memperhatikan Bu Evi yang sembari menerangkan materinya.

Di bangku nomor dua dekat pintu kelas, terlihat Shannaya sedang asyik dengan dunianya. Gadis itu bersandar di tembok kelas, ini sudah lebih dari lima belas menit ia tak memperdulikan gurunya yang berbicara di depan kelas.

Naya sibuk dengan beberapa lembar kertas origami yang dia minta pada Silla, teman sekelasnya yang duduk tepat di belakangnya. Jari-jemari Naya dengan lihai melipat kertas tersebut hingga membentuk sebuah burung.

Bahkan Arin sudah berkali-kali memperingatkan Naya untuk menghentikan aktivitasnya dan memperhatikan Bu Evi. Akan tetapi, Naya tetaplah Naya. Ia sama sekali tak mengindahkan perkataan Arin.

"Nay, lo gak mau catat materi di papan tulis?"

Arin melirik ke arah buku tulis milik Naya yang masih bersih tanpa ada jejak pena sedikitpun. Naya benar-benar tidak mencatat materi yang diberikan Bu Evi.

Naya menggeleng samar. Fokusnya masih tertuju pada kertas origami kedua yang sedang dia lipat.

Arin menghela napas panjang, sahabatnya ini memang keras kepala. Sampai mulut Arin berbusa juga Naya tidak akan mengindahkannya. Arin memilih untuk kembali fokus dengan pelajaran. Mumpung dia masih bersemangat.

"Warna kuning melambangkan keceriaan. Sama kayak kamu yang selalu ceria." Naya bergumam pelan, pandangannya tertuju pada burung kertas yang dia pegang.

***

Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba. Bel pulang berbunyi, menggema di seluruh penjuru sekolah. Semua siswa-siswi mulai berbondong-bondong keluar kelas dan meninggalkan sekolah. Tak terkecuali Naya dan Arin yang sudah siap untuk pulang.

"Naya, gue duluan ya. Supir gue udah nunggu di depan. Bye-bye, Naya!" pamit Arin pada Naya.

"Oh iya, buku catatan gue jangan lupa dibawa besok!" serunya sebelum benar-benar melenggang pergi.

Naya mendengus, gadis itu bergumam, "Bawel banget!"

"Doorrr!!" Seketika Naya tersentak, tubuhnya menegang. Jantungnya seakan berhenti berdetak satu detik.

Melihat itu suara tawa terdengar menggelar di dalam kelas IPS 3. Si pelaku tertawa puas melihat Naya yang terkejut karena aksinya.

"Jendraaa!!" pekik Naya murka. Ia melempar tatapan tajam ke arah Jendra yang cekikikan.

Burung Kertas untuk NayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang