Twenty-Five

579 41 3
                                    

Indonesia,pukul 08.00

Kini sudah tepat pukul delapan pagi. Ruby dan gemma sedang diperjalanan menuju rumah sakit dengan diantar sopir pribadi Ruby. Setengah jam yang lalu cuaca tiba tiba mendung dan tak lama rintik hujan pun turun. Memang tak deras, hanya gerimis yang turun namun itu sudah membuat gemma kedinginan. Ntahlah, fisiknya lemah sekali beberapa hari ini. Tapi gemma tak mau mengeluh karna itu percuma saja.

"Gemma.. are you okey sayang?" Tanya Ruby. Gemma pun menatapnya dan tersenyum

"I'm okey. Tenang mommy, jangan terlalu khawatir seperti itu" balas gemma. Ruby menghela nafas dan mengangguk. Ia mengenggam tangan gemma untuk menguatkan putrinya.

Tak lama mobil mereka berhenti di rumah sakit. Sang sopir menurunkan mereka dan pergi menuju ke parkiran.

Gemma dan Ruby masuk ke rumah sakit ini. Jantung keduanya berdetak tak karuan. Saat di lobby, aroma obat obatan sudah menusuk di hidung mereka. Bahkan suhu dingin rumah sakit begitu berbeda. Hanya butuh beberapa menit untuk sampai di lantai dua tempat dokter yang merawat gemma berada. Mereka pun membuka pintu lalu masuk

Cklek..

Keduanya masuk dan disambut oleh seorang dokter dengan jas putih kebanggaannya. Dokter itu mempersilahkan Ruby dan gemma duduk.

"Nona gemma. Kenapa anda sudah tiga Minggu tidak datang kemari?" Tanya dokter itu dengan nada lembutnya

"Aku sibuk" jawab gemma

"Dokter...bisa periksa putri saya? Saya ingin tau tentang leukimia putri saya dok" ujar Ruby. Dokter itu tersenyum tipis, dari netra wanita dihadapannya tersirat kekhawatiran yang mendalam.

Dokter itu mengangguk dan mengajak gemma untuk diperiksa. Sedangkan Ruby menunggu dengan dihantui rasa khawatir dan takut. Ia mencengkram ujung bajunya.

5 menit kemudian

Setelah 5 menit dokter itu pun kembali dengan gemma dibelakangnya. Gemma duduk disebelah Ruby lalu dokter itu duduk dihadapan mereka. Ruby dapat melihat wajah dokter itu yang sepertinya sedih. Itu menambah rasa takutnya

"B-bagaimana kondisi putriku?" Tanya Ruby. Dokter itu hanya diam sembari menatap secarik kertas ditangannya

"Dokter?jawab dok!!"ujar Ruby. Dokter itu menghela nafas dan menatap Ruby dengan tatapan sedih dan kecewa.

"Leukimia yang awalnya stadium 2 kini menjadi stadium 4,nyonya. Leukimia gemma ini leukimia akut yang cepat menyebar. Ia sudah tak berobat selama tiga Minggu dan kini leukimia itu semakin berbahaya. Dengan berat hati saya katakan jika sisa hidup gemma hanya beberapa Minggu lagi" ujar dokter itu. Ruby terkejut,tubuhnya diam membeku. Air matanya turun tanpa izinnya

"K-kau berbohong kan ?" Tanya Ruby. Namun dokter itu menggeleng yang artinya ini kenyataan.

Ruby segera membawa gemma kepelukannya. Matanya masih mengeluarkan air mata begitupun gemma. Keduanya menangis, Ruby mengelus rambut gemma. Hatinya sakit ketika mendengar bahwa leukimia gemma sudah di stadium akhir yang artinya tak ada harapan lagi untuk sembuh. Hanya dalam hitungan Minggu ia akan kehilangan putrinya,putri bungsunya.

Dokter yang melihat moment itu tersenyum getir dan menghapus air matanya yang menetes. Ini adalah moment paling menyedihkan selama ia menjadi dokter.

.
.
.
Disisi lain

Seorang gadis bersama kekasihnya kini sedang berada diruangan khusus dokter khusus jantung. Gadis itu memeriksa keadaannya ditemani kekaishnya. Jemma,ia adalah Jemma. Gadis itu sedang memeriksa keadaan jantungnya ditemani adlan.

"Nona Jemma" panggil dokter itu. Jemma menoleh

"Bagaimana dok?" Tanya Jemma. Dokter itu menghela nafas dan menatap Jemma.

"Jantungmu begitu lemah dan saat diperiksa ada sebuah virus yang masuk ke tubuhmu dan sudah menyebar hingga jantung. Jika tak ada pendonor kau bisa tiada" ujar dokter itu. Jemma terkejut

"A-apa?!"

"Saya akan berusaha mencarikan pendonor untuk anda,nona"

Jemma mengangguk dan pamit pergi bersama Adlan. Mereka meninggalkan dokter itu dan keluar dari ruangan itu. Setelah keluar mereka bergegas pergi agar tak bertemu orang yang mereka kenal.

Tak lama Jemma dan Adlan pergi gemma bersama Ruby keluar dari ruangan dokter itu. Mereka segera menuju parkiran dan pulang.

Jemma dan gemma memang melakukan pengecekan dan pengobatan dirumah sakit yang sama namun mereka tak ada yang tau.

Gemma pov

Setelah keluar dari ruangan dokter itu aku dan mommy langsung ke parkiran. Tak butuh waktu lama kami sampai di parkiran dan menaiki mobil kami. Sopir menjalankan mobilnya menuju mansion.

Selama diperjalanan perasaan ku bercampur aduk. Mendengar penuturan dokter itu bahwa aku sudah tak ada harapan lagi untuk sembuh. Hanya tinggal menghitung Minggu dan dengan izin Tuhan maka aku akan pergi.

Tetapi sebelum itu aku ingin memperbaiki hubunganku dengan Jemma. Setidaknya sebelum aku pergi aku ingin menghabiskan waktu bersamanya. Jika hal itu tak bisa aku lakukan setidaknya kami bisa melihat bintang dimalam hari bersama sama untuk terakhir kalinya .

TBC

Hahahaha nuella kembali lagiii. Gimana? suka ceritanya?

Janlup vote and share yaa

See you di chapter selanjutnya

My crazy twins{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang