Thirty-eight

610 42 0
                                    

Indonesia, pukul 21.30

Suara sirine polisi dan ambulan terdengar memekakkan telinga. Para polisi mengamankan tempat kejadian serta para anggota aister. Dipta datang bersama gerald dan Chandra ke markas aister. Mereka mencari keberadaan putri mereka. Diantara kerumunan para polisi dan para petugas medis. Hingga mata dipta menangkap Arjuna yang keluar bersama teman temannya serta jemma, dapat dipta lihat Arjuna keluar dengan seseorang di gendongannya. Dipta memperjelas penglihatannya, matanya berkaca kaca ketika mengetahui sosok digendongan Arjuna. Dengan cepat dipta melangkahkan kakinya mendekati Arjuna diikuti gerald dan Chandra.

"Gemma!!!! " teriak dipta. Anggota liondez kecuali arjuna menatap ke arah dipta. Jemma juga menatap sang daddy dengan mata yang berair. Perlahan namun pasti dipta mendekati arjuna, arjuna hanya diam mematung dengan air mata yang menetes. Dipta menatap ke arah seseorang yang arjuna gendong, wajah orang itu ditutupi sebuah kain yang dipta pun tidak tau gunanya. Dengan tangan gemetar dipta membuka kain itu untuk melihat wajah seseorang digendongan Arjuna itu

"G-gemma... " lirih dipta. Tubuhnya tiba tiba kembali melemas, gerald datang dan menahan tubuh adiknya. Ia mengusap bahu dipta guna menguatkan adiknya.

"Apa yang terjadi dengan gemma, juna!? Sudah saya bilang bawa gemma kembali dengan keadaan baik baik saja!! " ujar dipta. Arjuna tak menjawab, wajahnya masih berfokus ke arah depan. Hatinya juga sakit

"Dad, jangan m-menyalahkan Arjuna. Ini salah jemma, karna jemma.. Gemma malah tertembak dad. Dia ngorbanin diri buat ngelindungi putri sulung daddy yang lemah dan gak guna ini! " ujar jemma. Dipta pun menatapnya dengan tatapan sendu.

"Om. Kita harus bawa gemma ke rumah sakit, dia udah lemah banget" ujar Farel. Dipta pun mengangguk lesu.

Arjuna membawa tubuh gemma ke dalam ambulans diikuti jemma, reashaka, Louis dan leon. Ambulans pun bergerak menuju rumah sakit dan dikawal oleh mobil dipta dan juga anak anak liondez.

"Gemma.. Bertahan please.. " lirih Arjuna. Ia menggenggam jari jemari gemma. Perasaan takut, khawatir, resah, dan senang bercampur aduk. Ia bahagia gemma sudah kembali namun ia khawatir dengan keadaan gadis ini.

' gemma.. Kakak mohon bertahanlah'

••••

Di rumah sakit

Saat dirumah sakit gemma langsung dilarikan ke IGD. Dokter mengatakan kondisi gemma sangat melemah, luka di sekujur tubuh, darah yang terus keluar dan leukimia yang ia derita semakin melemahkan tubuhnya. Saat dokter dan perawat masuk ke ruang IGD Arjuna dan yang lainnya menunggu di luar. Kemana dipta? Ia pergi keruangan ruby berada. Yap, ruby memang dilarikan ke rumah sakit karna kondisinya. Beruntung saat itu ada donoran darah dari seseorang yang bisa menyelamatkan ruby.

Arjuna mondar mandir didepan ruang IGD ini, ia tak bisa tenang. Sedangkan jemma kini sedang ditenangkan oleh reashaka dan Louis. Mereka sama sama berdoa di dalam hati. Hingga tak lama dipta datang bersama gerald, jihan, Chandra dan Theo. Raut khawatir tergambar disana

"B-bagaimana? " tanya Theo

"Dokter belum keluar, kami sedang menunggu" jawab leon. Jihan duduk didekat jemma dan memeluk keponakannya itu.

Setelah menunggu sekitar setengah jam dokter pun keluar. Semua orang sontak berdiri dan menghampiri dokter muda itu. Dipta maju paling depan dengan raut wajah yang sulit diartikan

"Bagaimana putri saya dokter!? " tanya dipta. Dokter muda itu hanya menghela nafas

"Nona gemma mempunyai banyak luka di tubuhnya. Dan ada peluru yang bersarang di dirinya, jika dilihat nona gemma tertembak di bagian punggung dan itu menembus hingga ke dalam untungnya tak mengenai jantungnya" jelas dokter tersebut

"Saya akan menjalankan operasi untuk mengeluarkan peluru itu. Saya hanya butuh persetujuan dari pihak keluarga" sambung dokter itu

"Lakukan.selamatkan putri saya" ujar dipta. Dokter itu pun mengangguk dan pergi untuk menyiapkan keperluan operasi bersama beberapa perawat.

Semua orang tidak mengetahui jika Arjuna sudah pergi dari sana. Ntah kemana tujuan pemuda itu. Arjuna pergi saat semua orang menemui dokter ketika dokter itu keluar, ada satu urusan yang perlu ia selesaikan.

Disisi Arjuna

Kini Arjuna sampai di tepi pantai. Ia sudah ditunggu seseorang disini. Perlahan Arjuna turun dari motornya dan pergi ke tepi pantai. Dari kejauhan ia melihat seorang gadis dengan pakaian serba hitam. Arjuna pun melebarkan langkahnya. Matanya memancarkan amarah

"Lilly!!! " teriak Arjuna memanggil gadis itu. Ya, itu adalah Lilly. Lilly yang dipanggil pun menoleh hingga Arjuna berada di dekatnya

"Juna.. " lirih Lilly. Mata Arjuna menatap Lilly tajam, tangannya mengepal kuat

"Apa maksud lo ngekhianatin kita, ngekhianatin liondez dan ngekhianatin gemma, Lilly!! " ujar arjuna. Amarahnya tak terkendali saat ini. Lilly menunduk

"Maaf. Tapi gue ada alasan dibalik semua ini juna! " lirih Lilly. Arjuna hanya diam

"Sakit dibayar maaf? Lo pikir itu adil hah!? Liat keadaan gemma sekarang dan lo mudah banget bilang maaf!? OTAK LO DIMANA LILLY" bentakan Arjuna membuat Lilly memejamkan matanya

"Alasan lo ga guna. Kami semua percaya sama lo tapi lo malah sia-siain ini semua. "

"Asal lo tau. Alasan gue ngelakuin ini karna adlan ngancem gue! Dia bilang kalau gue ga jadi anak buah dia, dia bakal ngehancurin keluarga gue. Gue terpaksa juna!! " ujar Lilly. Arjuna hanya tersenyum sinis

"Kenapa lo ga cerita sama kita, Li? Kita bisa bantu lo, tapi kenapa lo milih langkah yang salah? " ucap Arjuna

"Terserah apa yang bakal terjadi. Gue ga mau lagi liat muka pengkhianat kayak lo" ujar Arjuna dan berlalu pergi meninggalkan Lilly sendirian.

Arjuna menaiki motornya dan pergi dari pantai itu. Dengan perasaan yang bercampur aduk ia mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata rata, tak perduli jika ia bisa kecelakaan karna hal itu.

TBC

Double up malam ini!!!

Semoga suka ya. Hehe

Jangan lupa vote and share yak

See you

My crazy twins{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang