Forty-six

619 42 3
                                    

Kanada, pukul 08.00

Kini mereka sudah berada di Kanada. Kenapa tiba tiba? Karna pihak keluarga mereka memutuskan untuk memakamkan gemma di tempat kelahirannya. Mereka berangkat dari Indonesia pukul sembilan malam dan sampai di Kanada pukul enam sore. Saat sampai di Kanada mereka langsung disambut keluarga besar mereka. Tangisan tak luput dilewatkan saat tubuh tak bernyawa gemma dibawa. Keesokannya mereka langsung menyiapkan pemakaman gemma, tepat pukul delapan pagi.

Nyonya erlangga kini menangis disisi gemma. Tak menyangka jika cucu nya yang nakal ini akan pergi mendahului dirinya. Ia tak sempat menghabiskan waktu sebanyak mungkin karna berpisah dengan gemma. Setelah sekian lama mereka berpisah kini mereka bertemu kembali, namun dalam kondisi yang berbeda.

"Waktu nenek terbuang sia sia untuk bertemu dengan mu, cucuku. Setelah sekian lama kita berpisah kenapa Tuhan mempertemukan kita dengan kondisi berbeda? " lirih nyonya erlangga. Ia masih belum bisa merelakan cucu bungsunya pergi.

"Sudahlah ibu. Ayo, gemma harus dimakamkan" ujar dipta menenangkan sang ibu. Nyonya erlangga mengangguk lemah dan berdiri. Mereka berdua berjalan keluar diikuti petugas medis yang membawa jenazah gemma.

Mereka pergi ke pemakaman menggunakan mobil, mobil mereka membuntuti ambulan. Selama perjalanan tak ada pembicaraan melainkan isakan tangis. Jemma, gadis itu menyenderkan tubuhnya ke kaca dan menatap ke arah luar melalui kaca. Air matanya turun, dan dipelukannya ada foto gemma.

Awan berubah menjadi mendung dan menurunkan rintik rintik hujan, menambah kesan sedih. Jemma tersenyum getir, dunia pun ikut menangis bersamanya. Jemma mengingat kenangan bersama gemma

" tenang saja. Kita akan tetap bersama sama hingga memiliki keluarga kecil yang bahagia"

"Aku tak menyukai tangismu jadi berhentilah"

"Kau marah? Hei ayolah aku hanya bercanda"

Kalimat kalimat gemma selalu berputar di ingatannya. Jemma belum merelakan kepergian adiknya namun ia harus bagaimana? Ini takdirnya.

Tak berselang lama kini mereka sampai di pemakaman. Semua orang turun dari mobil. Sebuah peti berisikan tubuh gemma dikeluarkan dari ambulans. Ruby menatap kosong ke arah peti itu, air matanya masih mengalir. Didalam sana ada tubuh putrinya, putri nya yang nakal.

" mommy, apapun yang terjadi jangan menangis. Gemma tidak suka"

Ucapan gemma selalu terngiang-ngiang dikepalanya. Sebagai seorang ibu ruby sangat sulit merelakan gemma tapi ini lah takdir dari Tuhan.

Peti dimasukkan ke lubang yang sudah disediakan di pemakaman itu. Saat peti itu sudah masuk orang orang menimbun nya menggunakan tanah hingga membentuk sebuah gundukan tanah. Jemma tak kuasa menahan tangisnya ketika peti yang berisi tubuh adiknya kini sudah ditelan tanah. Tubuhnya melemas, kakinya tak ada tenaga untuk berdiri. Hingga akhirnya jemma jatuh terduduk disisi makam adiknya.

"Gemma!! Kau pembohong!! Kau ingkar janji padaku!! Aku membencimu" teriak jemma dengan isakan pilunya. Semua orang yang mendengar itu tak bisa menahan kesedihan mereka.

Arsen yang melihat jemma pun duduk di dekat jemma dan membawa gadis itu kedekapannya, membiarkan jemma menangis. Arsen membawa tubuh jemma untuk berdiri kembali, ia akan menopang tubuh jemma.

Sesi pemakaman kini telah selesai. Semua orang sudah pergi dan menyisakan keluarga serta anggota liondez inti. Mereka masih ingin disini, mereka tak bisa meninggalkan gemma sendirian.

"Gemma.. Gimana? Udah ga sakit ya? Nggak pusing lagi kan? Tenang disana ya... " ujar Theo. Ia meletakkan sebuah buket bunga diatas makam gemma. Gemma memang sering membuatnya kesal namun percayalah ada rasa kasih sayang yang tersimpan disana.

"Sayang, udah ga sakit lagi hm? Tenang disana. Mommy disini bakal jaga diri. Kamu tenang, ada daddy dan yang lainnya buat jaga mommy. I love you gemma" ujar ruby disertai senyumannya walau air matanya tetap mengalir. Ia mengelus batu nisan gemma.

"Putri kecil daddy, tenang disana. Maaf atas semua kesalahan daddy nak. Daddy sayang gemma.. Love you" lirih dipta. Pria itu menaburkan bunga diatas makam gemma.

"Jemma.. Ayo pulang nak" ajak ruby. Jemma menoleh

"Jemma masih mau disini. Kalian duluan saja" jawab jemma. Ruby yang mengerti perasaan putrinya mengangguk dan pergi bersama keluarga besar mereka.

Kini tersisa jemma, arsen dan Arjuna. Anggota liondez inti lainnya sudah pulang karna mereka tak bisa berlama lama. Jika mereka disini terlalu lama bisa bisa semakin sulit untuk mengikhlaskan ketua mereka.

"Gemma, gue janji bakal jaga kakak lo. Tenang disana ya bro, jaga kita semua dari atas sana" lirih arsen. Gemma memang ketuanya namun sudah ia anggap seperti saudari nya sendiri.

"Gemma.. Makasih udah nerima perasaan gue waktu itu. Gue lega, tapi kenapa lo harus pergi? Gue gabisa tanpa lo gemma" lirih Arjuna. Baru saja kemarin ia menyatakan perasaannya namun gemma sudah pergi duluan.

' gue bakal nyusul lo gemma, tungguin gue ya? ' - ??

"Kamu tau ga gemma? Aku udah dapat kabar dari dokter. Dalam hitungan minggu dan aku gak dapet pendonor aku bakal nyusul kamu! Tungguin ya? " ujar jemma. Arsen dan Arjuna menatap dirinya

"Nggak, lo pasti dapet pendonor. Gue yakin" ujar arsen. Jemma hanya tersenyum

"Hehe.. Semoga"

Arjuna menatap nisan gemma dengan penuh arti. Bibirnya terangkat, ia tersenyum. Gemma cinta pertamanya, cintanya habis di gadis itu. Ia tak bisa tanpa gemma.

TBC

Hoho.. Belum selesai guys. Ada beberapa chapter lagi. Sabar ya? Bentar lagi nakal tamat kok.

Jangan lupa vote and share

See you kesayangan el! Bye bye

My crazy twins{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang