Forty-nine

599 36 5
                                    

Kanada, pukul 12.00 (jauh amat di skip nya)

Kini sudah pukul dua belas siang. Jemma juga sudah menjalankan operasinya dengan lancar. Operasinya sudah selesai sejak dua jam yang lalu dan kini hanya tinggal menunggu jemma sadar saja. Diruang inap ini hanya ada arsen, arjuna, ruby, dan jihan yang menunggu jemma. Yang lainnya? Mereka pulang karna ada urusan.

"Arsen, arjuna. Jagain jemma dulu ya, saya mau beli makanan dulu" ujar ruby pada arsen dan Arjuna. Arsen dan Arjuna menatap ruby dan tersenyum

"Silahkan tante, kita bakal jagain jemma kok" jawab arsen. Ruby tersenyum dan beranjak pergi dari sana meninggalkan arsen dan Arjuna yang menemani jemma.

"Gue penasaran, siapa yang jadi pendonor jantung buat jemma" ucap arsen.

Arjuna hanya diam dan tak ingin menjawab. Tatapannya fokus menatap lantai, matanya terpejam. Arsen menatap temannya ini dengan tatapan curiga. Arjuna seperti menyembunyikan sesuatu. Kenapa arsen tau? Dia sudah berteman lama dengan Arjuna jadi dia tau bagaimana gelagat Arjuna jika sedang menyembunyikan sesuatu.

"Lo kenapa? Ada yang lo sembunyiin jun? " tanya arsen. Arjuna tersentak dan menatapnya

"N-nggak, gue gak nyembunyiin apapun"

"Bohong. Gue tau gelagat lo kalo lagi nyembunyiin sesuatu. Jujur! " sentak arsen. Arjuna menghela nafas

"Gue tau siapa yang donorin jantung buat jemma, sen" ujar Arjuna. Arsen pun menatapnya tak percaya

"S-siapa? Kenapa lo ga bilang? " ujar arsen. Kenapa Arjuna menyembunyikannya?

"Karna ini rahasia. Yang donorin jantungnya buat jemma itu... " Arjuna menghentikan ucapannya. Haruskah ia jujur?

"Siapa?! "

"Lilly." arsen terkejut. Kenapa pengkhianat itu yang mendonorkan jantungnya?

"What the fuck?! Kenapa dia donorin jantungnya? Masa iya jemma gue yang suci make jantung pengkhianat" ujar arsen. Bukannya ia tak bersyukur jika jemma mendapat jantung baru tapi mengingat pengkhianatan Lilly pada mereka membuat ia sakit hati. Terutama Lilly membiarkan gemma penuh luka walau ia sesekali mengobati luka gemma.

"Sebelum ini gue ketemu sama Lilly. Dia pernah bilang kalau dia bakal ngedonorin jantungnya buat jemma. Dia ngelakuin ini buat bayar pengkhianatan dia. Dia memang gak bisa nyelamatin gemma waktu itu, maka dari itu dia ngelakuin ini buat bayar kesalahannya. Kalau dia ga bisa nyelamatin gemma seenggaknya dia bisa nyelamatin jemma" ujar arjuna. Arsen tertegun, ia tak seharusnya begini. Walau Lilly sudah berkhianat tapi Lilly sudah menyelamatkan nyawa kekasihnya.
.
.
.
Jemma pov

Saat aku membuka mataku, aku melihat disekelilingku semuanya berwarna putih. Aku bangkit dan melihat sekitar, bahkan pakaian yang aku pakai juga berwarna putih. Aku bertanya tanya. Apa aku sudah mati dan berada di surga?. Aku berjalan, mungkin aku akan menemukan jalan keluar.

"Mommy!! Daddy!! " teriakku meneriakkan kedua orang tuaku berharap ada sahutan. Tapi harapanku tidak terkabulkan. Disini sunyi.

Aku mendudukkan tubuhku, lalu aku memeluk kedua lututku menyembunyikan wajahku disana. Aku menangis, aku ingin pulang. Aku tak suka disini. Aku tak suka sendirian.

"Kakak.. "

Aku mengangkat kepalaku ketika seseorang memanggilku dari arah depan. Saat aku mendongak kedepan aku melihat seseorang berjalan mendekatiku. Orang itu juga memakai pakaian putih dengan rambut hitamnya yang tergerai indah dan wajahnya yang begitu indah. Awalnya aku tak bisa melihat jelas wajahnya karna cahaya dibelakangnya. Namun semakin orang itu mendekati diriku, aku bisa melihat wajahnya dengan jelas meski perlahan lahan.

Bibirku terangkat ketika aku semakin jelas melihat wajah orang itu. Sosok yang begitu aku rindukan.

"G-gemma.. " lirih ku. Sosok itu adalah adikku, adik kesayanganku, gemma.

Gemma berjalan ke arahku dengan senyumannya. Saat ia sudah berada dihadapanku ia melebarkan kedua tangannya seolah meminta agar aku memeluknya. Aku bangkit dan berlari untuk memeluknya.

Saat sudah berada di hadapan gemma aku langsung memeluknya. Dia memelukku begitu erat, aku juga memeluknya. Ia melepaskan pelukan kami dan memegang kedua bahuku

"Gemma.. A-apa yang kau lakukan disini? " tanyaku. Gemma tersenyum

"Aku ingin menemuimu makanya aku kesini, waktuku tidak lama kak" ujar gemma. Aku menatapnya, air mataku sudah berlinang

"Jangan tinggalkan aku gemma. Aku tak ingin sendirian" ujarku

"Tidak bisa kak. Ada keluarga kita, arsen, Arjuna dan banyak lagi. Kau tidak sendirian" ujar gemma. Aku menggeleng

"Bawa aku ikut denganmu" ujarku. Gemma menggeleng

"Tidak bisa. Belum takdirnya untuk kau ikut diriku. Bangunlah, semua orang menunggumu" ucapan gemma. Perlahan gemma melangkah mundur beberapa langkah.

"Gemma.. Tunggu!! "

"Aku selalu disisimu kak. Berbahagialah tanpa diriku, aku yakin kau bisa. Aku pergi dulu.. " pamit gemma. Aku tersenyum

"Temani aku terus ya? Janji? "

Gemma tersenyum dan mengangguk. Ia membalikkan tubuhnya dan berjalan kedepan menuju cahaya tempat ia muncul tadi. Perlahan, aku melihat tubuhnya menghilang dimakan cahaya itu. Aku harus bangun

"Gemma.. Tetaplah menjadi keluargaku suatu hari nanti"

TBC

Dikit lagi menuju end..

Ramaikan cerita baru el ya :). Tenang, masih banyak kok cerita yang di draft nunggu di publish.

Jangan lupa vote and share

See you

My crazy twins{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang