Waktu sudah menujukan sore hari Gulf pun masih tertidur pulas di atas sofa, Gulf tidak menyadari bahwa kini Alex tengah duduk di depannya memandangi Gulf yang tengah memejamkan matanya.
Enghhh..
Gulf merenggangkan otot-ototnya, bahkan kini ia malah semakin menyamankan tidurnya.
"Buna!"
Terdengar samar suara yang memanggilnya Gulf pun dengan perlahan membuka matanya, dan ternyata ada Alex di hadapannya.
"Buna!"
"Kau!"
"Iya ini Alex, apa Buna masih mengantuk?"
"Tidak!"
Gulf pun melihat sekeliling dan ternyata tidak ada siapapun selain Alex.
"Buna mencari siapa?"
"Dady mu mana?"
"Dady pergi sejak tadi, dan Alex di suruh jagain Buna,"
"Pergi kemana? Jam berapa sekarang,"
"Sekarang sudah sore Bun,"
"Apa! Sudah sore?"
Gulf pun langsung pergi ke lantai bawah dan tidak sengaja ia bertabrakan dengan seseorang.
Brukkk..
"Maaf!"
"Tidak apa-apa! Kenapa kau terburu-buru? Dan sepertinya aku baru melihatmu,"
"Dia karyawan Tuan Mew di kantor, dia datang karna Tuan Mew yang menyuruh," Jawab Bi Sam.
"Pantas aku baru melihatnya, kenalkan aku Kao pekerja kebun di rumah ini,"
"Aku Gulf! Dan senang bisa berkenalan denganmu Phi,"
"Buna!"
"Iya! Ada apa?"
"Alex lapar Bun,"
"Lapar! Mau makan apa sayang?"
"Boleh nda Alex makan sayur dan udang goreng?"
"Udang goreng?"
"Iya Bun, Alex sangat ingin makan udang goreng,"
"Kita tanyakan Bi Sam dulu, di kulkas ada udang atau tidak,"
"Bibi ada tidak Bi,"
"Masih ada! Nanti Bibi siapkan bumbunya dulu,"
"Tapi Alex ingin Buna yang memasak,"
"Bibi saja!"
"Nda mau, maunya Alex makan masakan Buna,"
"Tidak apa-apa Bi, biar aku saja yang masak, Bibi membersihkan sayuran ya saja,"
Kao yang melihat kejadian itupun hanya bisa melongo, dia terkejut saat Alex memanggil Gulf dengan sebutan Buna bukankah Gulf seorang laki-laki tapi kenapa Alex memanggilnya Buna, walaupun Gulf memiliki wajah cantik seperti wanita di luar sana, dan mungkin saja jika di bandingkan lebih cantik Gulf.
Dengan sabar Alex menunggu Gulf memasak, saat satu persatu masakan sudah di letakan di atas meja Alex sudah tidak sabar untuk memakannya, namun ia harus bersabar karna ia harus menunggu dady nya pulang.
"Makanlah!"
"Nanti saja Bun, Alex tunggu dady pulang,"
"Untuk apa kau menunggunya? Jika kau lapar kau makan saja,"
"Nanti dady marah Bun, karena tadi dady sudah menghubungi Alex jika dady sedang menuju arah pulang,"
"apa dady mu habis dari kantor?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart's of choice (END)
Romancejika kau tidak mencintai ku, lebih baik kau lepas aku Phi jangan pernah bermimpi