Setelah setengah jam menunggu akhirnya iya bertemu dengan Arm, Gulf merasa lega tentu saja karna sejak tadi dia seperti orang hilang.
"Kenapa kau lama sekali?"
"Maaf! Tadi aku harus membuat laporan dan menunggu bos dulu, setelah selesai aku langsung kesini,"
"Memangnya pergi kemana bos mu itu? Apa dia suka pergi kelayapan di saat jam kerja?'
"Namanya juga bos, jadi ya suka-suka dia mau pergi di jam kerja juga,"
"Aku menjadi penasaran, seperti apa wajahnya itu,"
"Dia sangat tampan, namun dia sangat mengerikan karna dia selalu memasang wajah datar,"
"Apa dia sekejam itu! Aku menjadi takut,"
"Dia memang seperti itu dingin dan sedikit angkuh sama siapa saja, namun dia sangat baik jadi kau tidak perlu hawatir,"
"Pasti dia sering marah-marah, dan pasti itu semakin menyeramkan,"
"Nanti kau akan tau sendiri saat sudah bertemu dengannya,"
"Apa besok aku langsung mulai bekerja?"
"Besok kau datang dulu ke kantor, menemui tuan joss jika dia bilang kau langsung bekerja berarti kau langsung bekerja,"
"Siapa dia! Apa dia bos nya?"
"Bukan, tapi dia masih sepupu dengan bos,"
"Dari tadi kau hanya menyebutnya bos, apa dia tidak punya nama?"
"Dia namanya Mew suppasit Jongcheveevat,"
"Jadi pemilik perusahaan itu dari keluarga Jong?"
"Ya, namun Tuan Jong dan istrinya sudah tiada dua tahun yang lalu, dan sekarang yang mengurus perusahaan itu adalah putra semata wayangnya Tuan Mew,"
"Kasihan sekali, apa Tuan Mew belum berkeluarga?"
"Entah aku tidak tau, karna dia tidak pernah mengajak orang sepesial saat memiliki acara, dia akan hanya datang dengan putra kecilnya,"
"Apa dia seorang duda?"
"Sudah aku katakan aku tidak tau,"
"Aishh..dasar payah!"
Tidak lama mereka pun sampai di apartemen dan Arm membawa Gulf ke kamar yang iya akan huni. Kamarnya hanya berjarak dua kamar dengan milik Arm.
"Nah ini kamar mu, maaf ya tidak terlalu luas tapi percayalah kau akan merasa nyaman tinggal disini, kamar mandi ada di dalam kamar karna di sana sedikit luas, dan disini seperti ini ada ruang makan dapur dan ruang tamu menjadi satu,"
"Tidak apa-apa seperti yang kau katakan, sepertinya disini sangat nyaman, karna semuanya sudah tersedia, berapa aku harus membayar sewa?"
"Seperti yang sudah aku katakan tempo hari, untuk bulan ini biar aku yang bayar kau hanya tinggal bayar untuk bulan depan,"
"Kau baik sekali pada ku, terimakasih Arm jika nanti aku sudah bekerja dan mendapat gaji aku akan menganti uang mu,"
"Tidak perlu, nah sekarang lebih baik kau istirahat besok jam enam kau harus sudah bersiap saat aku menghampiri mu,"
"Baiklah! Sekali lagi terimakasih banyak sahabat ku, i love you,"
"Jika ada maunya aja, bersikap sangat manis, aku ke kamar ku jika kau butuh sesuatu kau datang saja ke nomor 204,"
"Oke!"
"Jangan lupa tidur, jangan sampai tidak jika tidak besok kau kesiangan,"
"Iya bawel!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart's of choice (END)
Romancejika kau tidak mencintai ku, lebih baik kau lepas aku Phi jangan pernah bermimpi