part 13

1.2K 185 23
                                    

Jangan lupa like nya di tambah ya jangan baca saja author juga butuh semangat dari kalian...

Happy Reading...
.
.
.

Sejak kejadian itu Gulf tidak pernah datang lagi kerumah Mew, jika Alex rindu Alex yang akan mendatangi Gulf, dan sejak hari itu Mew tidak menyerah mendekati Gulf walaupun Gulf menolaknya mentah-mentah.

"Enak sekali bisa terbebaskan darinya, tapi bagaimana keadaan Alex, sayang maafkan Buna karna memang terpaksa harus pergi,"

Bagaimanapun juga rasa sayang Gulf pada Alex telah tumbuh, dan ia tidak akan tega jika melihat Alex menangis, entahlah rasanya Gulf sangat menyanyangi Alex meskipun mereka tidak memiliki ikatan darah dan apapun akan Gulf lakukan untuk membuat Alex senang.

"Buna menyanyangimu, sedang apa kau saat ini, kau tidak marah kan pada Buna karna harus pergi tanpa berpamitan padamu?"

Saat itu Gulf memang pergi begitu saja, bahkan saat itu Mew tidak melakukan apapun meskipun dalam hatinya ia ingin melakukan sesuatu pada Gulf namun ia urungkan, saat itu Mew hanya mengungkapkan perasaannya pada Gulf namun Gulf menolak dengan alasan belum siap.

Ting...

Satu pesan masuk dalam ponselnya saat melihat siapa yang mengirimkan pesan padanya membuat Gulf jengah.

Gulf terkejut saat melihat foto itu, bahkan ia berpikir apa Bosnya itu tidak memiliki rasa malu padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gulf terkejut saat melihat foto itu, bahkan ia berpikir apa Bosnya itu tidak memiliki rasa malu padanya.

"Dasar gila, untuk apa kau mengirim foto ini padaku?"

"Bagaimana? Apa kau masih ingin menolak ku?"

"Jika kau sakit, lebih baik kau pergi kedokter saja,"

"Hanya kau yang bisa menyembuhkan sakitku, jadi kembalilah,"

"Aku tidak akan sudi,"

"Alex sakit! Apa kau akan tega melihatnya seperti itu,"

"Kau pasti bohong!"

"Tak mengapa jika kau tidak percaya, yang terpenting aku sudah memberitahu mu,"

"Aku akan datang,"

"Cepat jangan lama-lama,"

"Kau pikir tempat tinggal kita berdekatan? Ingat jika sampai kau bohong aku tidak akan segan memukul wajahmu itu,"

"Apapun kau boleh melakukannya, bahkan jika kau ingin mencium ku pun tak mengapa,"

"Dasar idiot!"

Tut.. Tut..

Pangilan terputus sepihak, entah mengapa semakin hari Gulf merasa jika Bosnya itu semakin gila.

"Gulf! Ayo kita makan siang,"

"Arm! Sepertinya aku harus pergi,"

"Kemana? Bukankah hari ini tidak ada jadwal keluar?"

Heart's of choice (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang