GEMINI - 9

454 60 5
                                    

Multimedia: Aryn dan Abigail

*-----*

               Aryn tak berani menjawab, ia hanya terdiam pada tatapan Abigail yang terlihat bersungguh-sungguh.

Gadis cantik bergigi kelinci itu kemudian menyunggingkan senyum "Sepertinya kamu mabuk" jawab Aryn menyimpulkan perkataan Abigail yang terdengar tak masuk akal di kedua gendang telinganya.

Ada jejak senyum kecewa di bibir milik Abigail yang terlihat kemerahan. Wanita cantik itu kemudian membuka selimut yang sedari tadi menutup mereka berdua dan mulai kembali fokus pada layar televisi yang sialnya tengah menampilkan adegan ranjang.

Aryn terpejam, terlalu malu untuk melihat adegan panas di layar yang ada di hadapan keduanya. Gadis cantik itu kemudian memutuskan untuk meringkuk dan memejamkan mata. "Selamat malam" ujar Aryn pada Abigail yang mengangguk mengiyakan.

"Kesempatan akan selalu terbuka, Aryn. Aku bersungguh-sungguh saat berkata seperti itu. Tapi aku tak akan mengulangi pertanyaannya"

Aryn menggeleng, berusaha untuk tidak terlalu mempercayai perkataan perempuan di sampingnya yang tampak sedikit mabuk.

Di dalam pikiran Aryn yang seduktif, Aryn mengira kalau mungkin saja wanita itu mengutarakan hal-hal tidak jelas dikarenakan pengaruh alkohol dan Aryn tak ingin terlalu memikirkan perkataannya.

Aryn bergerak untuk memunggungi Abigail lantas mematikan lampu ruangan dengan bertepuk tangan dua kali.

Gadis itu memegang bibirnya yang masih terasa lembab semenjak terakhir kali ia dicium oleh Abigail.

Perasaan membuncah yang sempat ia rasakan tadi, nyatanya begitu mengganggu pemikirannya.

Apa ia juga menyukai Abigail seperti sebagaimana wanita itu menyukainya?

Layaknya laki-laki terhadap perempuan?

Tapi.. Apa itu mungkin?

Abigail? Atasannya sendiri? Mereka bahkan baru bertemu beberapa kali secara tidak sengaja, lantas kemudian dipertemukan di rapat pertama ketika Aryn mengajukan pendapat dan wanita cantik kaya raya itu tiba-tiba saja tertarik padanya?

Kening Aryn mengkerut dalam-dalam.

Ini.. terlalu rancu.

Apa Abigail memiliki alasan lain selain menyukai Aryn seperti sebagaimana ketika ia mengutarakan bahwa ia hanya membutuhkan komentar saat mengajak Aryn pergi ke hotel?

Apa Abigail akan memanfaatkannya?

Tapi.. untuk apa?

Aryn tak memiliki banyak uang. Tak mungkin Abigail akan memoroti dirinya bukan?

Lantas apa?

Ah! Sial! Kepala Aryn terasa pening secara tiba-tiba hanya karena memikirkan hal seperti ini.

Sedikit terkejut ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang, Aryn mencoba tetap tenang ketika ia merasakan lengan-lengan itu membungkusnya dengan lembut "Selamat tidur, Aryn" bisik si wanita cantik. Ia mengelus perut milik Aryn dengan lembut sampai menimbulkan sensasi aneh di sana. Itu seperti dorongan keinginan yang bahkan tak bisa diartikan oleh Aryn sendiri.

"Kumohon. Pikirkan baik-baik permintaanku. Aku bersungguh-sungguh"

Apa wanita cantik itu memang benar-benar serius terhadap dirinya?




*-GEMINI By Riska Pramita Tobing-*




               Pagi menjelang begitu cepat. Saat Aryn terbangun dari tidurnya, tak ada siapapun di sisi kasur.

Tapi, ketika ia merentangkan tangan lantas melirik ke seluruh isi ruangan, ia bisa melihat tumpukan makanan di atas dipan dengan satu buah catatan yang ditinggalkan di bawah mangkuk yang ternyata isinya adalah bubur ayam.

'Aku diluar, sarapan dulu. Habiskan semuanya sebelum kamu menghubungiku'

-AbigailEdna =)

Aryn terkekeh saat ia melihat gambar senyum buatan Abigail. Dengan segera, Aryn menyuapkan sedikit demi sedikit dari bubur ayam yang masih mengepulkan asap tipis di hadapannya.

Rasa buburnya tak begitu enak karena tak ditambahi kecap. Aryn merogoh laci di bawah dipan dan mengambil beberapa bumbu untuk melengkapi cita rasa dari bubur yang tengah ia makan sekarang.

Dengan menambahkan sedikit bumbu penyedap serta kecap, Aryn sudah dapat menikmati bubur yang lebih nikmat daripada tadi.

Gadis itu kemudian menghabiskan sisanya hanya dalam hitungan menit sebelum kemudian minum air mineral dan mengambil ponsel di atas meja kecil yang sejak semalam ia sambungkan ke kabel pengisi daya.

Tanpa menunggu lagi, Aryn mendial nomor Abigail yang langsung dijawab dideringan pertama "Hi" wanita itu terdengar kehabisan napas di sebrang telepon.

"Kamu dimana?"

"Gym. Baru selesai lari. Mau lanjut angkat beban setelah ini" ujar wanita itu memberitahu.

Aryn mengerutkan kening "Sejak jam berapa ke gym?"

"Sekitar pukul 5 pagi" jawabya singkat, Aryn bisa mendengar deru napas milik Abigail sudah mulai teratur meski itu masih satu-dua.

"Gym ada di sebelah mana bangunan?"

"Lantai pertama. Kamu mau ke sini? Biar aku yang jemput ke sana supaya tidak tersesat"

Aryn mengulum senyum "Tapi aku tidak suka di gym" ujar Aryn, sedikit cemberut di akhir kata.

Wanita cantik di sebrang telepon terkekeh "Kamu boleh jalan-jalan kalau bosan di kamar. Siang ini kita pulang, manfaatkan sisa waktu di hotel. Aku membayar mahal untuk ini" ujarnya yang langsung membuat Aryn terkekeh.

"Kalau begitu, aku akan pergi berenang" seru si gadis cantik memberitahu.

Suara bising yang sedari tadi terdengar di sebrang telepon tiba-tiba memudar, seolah Abigail keluar dari sana "Tunggu" katanya yang langsung membuat Aryn mengerutkan kening tidak mengerti.

"Kenapa aku harus menunggu?"

"Give me five minutes"

Sambungan telepon terputus, meninggalkan Aryn yang mengerutkan kening tidak mengerti tentang apa yang dimaksud oleh wanita cantik itu.

Sambil sedikit heran, Aryn menggulung rambutnya dengan rapi lantas kemudian mengenakan pakaian renang milik Abigail.

Setelah membungkus pakaian renangnya menggunakan handuk, Aryn merogoh laci perlengkapan P3K yang disimpan di atas wastafel untuk mengoleskan sedikit sun cream pada kulitnya yang terbuka.

Saat tengah asik mengolesi kakinya, suara klik dari luar kamar serta dorongan pintu dan langkah terburu-buru disusul dengan munculnya Abigail yang hanya mengenakan celana pendek serta sport bra dan rambut tergulung dengan dilengkapi head phone yang mencantol di lehernya muncul di dekat pintu kamar mandi.

"Loh?" ujar Aryn terkejut pada Abigail yang terlihat kehabisan udara.

"Ngapain kesini?" lanjut Aryn pada Abigail yang masih kesulitan mengatur napas.

Abigail mengangkat telunjuk pada Aryn, seolah meminta waktu untuk bernapas dengan baik terlebih dahulu sebelum menjawab dan Aryn terkekeh saja saat melihatnya "Ayo renang bersama" lanjut si wanita cantik dengan cengiran tak terartikan.

Aryn tak tahu ia harus menolak atau menerima, ia hanya mampu menggedigkan kedua bahunya tanda membiarkan wanita itu untuk melakukan apapun yang ia inginkan.

Dan sekarang, Abigail tengah mengganti pakaiannya dengan tergesa. Pemandangan itu tentunya membuat Aryn terheran-heran sekarang "Mau kemana?"

Abigail, yang tengah mencoba menutup sleting baju renang yang ia kenakan melirik pada Aryn dan tersenyum padanya "Kan tadi udah bilang, renang bareng" ujarnya setelah selesai mengganti pakaian.

Abigail mendekat pada Aryn dan mengulurkan tangan untuk mengambil handuk lain dari kabinet yang bersebelahan dengan gadis itu.

"Ayo" dan dengan itu, Abigail mengaitkan jemari mereka, mengajak si cantik bergigi kelinci untuk berenang bersama.

*-----*
Riska Pramita Tobing.

GEMINI [BECKYXFREEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang