Multimedia: Sena
*-----*
Abigail terdiam saat melihat istrinya menangis dalam lelap. Wanita cantik bergigi kelinci itu sesekali terisak ketika ia terbuai mimpi dan itu menghancurkan isi hati Abigail.
Sudah beberapa hari terakhir semenjak dipulangkan dari rumah sakit, Aryn tak tidur lelap. Wanita cantik bergigi kelinci itu kerap kali terbangun lantas pergi ke ruang kerja Abigail untuk kemudian menangis di meja kerja.
Kadang kala, Abigail menemukan Aryn terlelap di sofa dalan posisi tidur yang terlihat tidak nyaman.
Selain tidur yang terganggu, Aryn juga kehilangan nafsu makan. Tak jarang wanita cantik itu hanya akan menyuapkan beberapa sendok makanan kesukaannya atau bahkan tak menyentuh isi piringnya sama sekali.
Hari ini, Abigail kembali mendapati Aryn yang tengah menangis di depan mesin cuci yang menyala.
Dengan lapang dada, Abigail menghampiri istrinya lantas kemudian memeluk wanita cantik yang tampak rapuh itu dari belakang "Hay sayang" sapa Abigail mencoba menghilangkan suasana buruk yang menempel di istrinya.
Aryn menarik napas panjang saat Abigail mengecup tengkuknya "Hy mommy" balas Aryn dengan senyum yang masih saja tampak sendu.
"Mau jalan-jalan ke teman?" sambil sedikit menyesap aroma manis yang dikeluarkan Aryn dari setiap senti tubuhnya yang cantik, Abigail meremas lembut lengan atas istrinya sebelum kemudian memutar tubuh langsing itu agar menghadap padanya.
"Kita bisa melihat anjing-anjing lucu di sana" lanjut Abigail dengan mata berbinar.
Aryn terkekeh lembut "Sure, tapi biarkan aku menyelesaikan cucianku dulu"
Abigail terkekeh kecil "Kalau begitu, Biar aku bantu" ia berjongkok ketika pengering berhenti bergerak sebelum kemudian mengambil beberapa pakaian bersih yang sudah agak kering dan memasukannya ke dalam keranjang yang digenggam oleh Aryn.
Mereka berjalan bersama menuju sisi kolam renang yang beberapa saat lalu ditambahi tiang untuk menggantung pakaian.
Aryn berkata, ia menggemari kegiatan mencuci pakaian. Semenjak hamil, ia menggemari kegiatan yang bersangkutan dengan membersihkan rumah sehingga Abigail memutuskan untuk membeli tiang jemuran dan menempatkan itu di ruang terbuka di samping kolam.
Meski sekarang ia sudah tak lagi berbadan dua, tampaknya kebiasaan ini masih melekat pada dirinya dan Abigail bahagia karena Aryn masih menikmati kegiatan rumahan seperti ini.
Awalnya, Abigail sempat takut kalau-kalau istrinya akan terus murung sepanjang hari dan malam. Tapi, wanita cantik bergigi kelinci itu ternyata masih gemar memasak, membersihkan rumah, mencuci pakaian, mencuci piring, menyirami tanaman, atau bahkan membersihkan kolam renang.
Abigail jadi tak perlu khawatir kalau istrinya akan stres berkepanjangan karena ia melihat bahwa Aryn juga sama-sama berjuang untuk sembuh dari lukanya.
Aryn memejamkan mata saat sinar matahari menyapa wajahnya, ia sedikit memicingkan hidung sebelum kemudian bersin hingga membuat Abigail terkekeh di sisinya "Debu?" ujar Abigail pada Aryn yang mengangguk seraya mengusap hidung mancungnya yang tampak memerah, mungkin karena gatal atau geli.
Pakaian yang sudah ditata rapi di atas tambang dibiarkan tersorot sinar matahari sementara kedua wanita cantik itu kemudian beranjak dari sana untuk menuju ke taman, menikmati sisa hari libur Abigail yang hanya tinggal beberapa saat saja.
*-GEMINI By Riska Pramita Tobing-*
Aryn tersenyum saat angin menerpa wajahnya, wanita cantik itu melambai pada anjing-anjing kecil yang tengah berlarian tanpa terikat di taman khusus peliharaan dan Abigail terkekeh sedikit saat melihat istrinya berjongkok di dekat pagar.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI [BECKYXFREEN]
Teen Fiction"Apa kamu tidak lelah berpura-pura baik-baik saja sementara hatimu membutuhkan pertolongan?" -Aryn Adhrita Herley