GEMINI - 48

351 40 1
                                    

Multimedia: Aryn yang memilih sakit daripada disiksa Abigail di atas ranjang. Lol

*-----*

               Suara bising itu, bunyi yang terus-terusan berulang kali terdengar di gendang telinganya. Itu sangat mengganggu.

Tak ada apapun lagi selain itu yang bisa didengar oleh dirinya. Tapi, ia bisa merasakan usapan lembut di keningnya, atau genggaman erat di tangannya yang terasa sakit.

Ujung lidah miliknya terasa pahit dan bibirnya terasa kering. Matanya terasa berat, tapi isi kepalanya terasa lebih berat daripada matanya sekarang.

"Bagaimana keadaannya?" Aryn mendengar suara asing dari kejauhan.

"Detak jantungnya sudah mulai stabil sekarang. Kupikir aku sudah tak perlu khawatir lagi" itu suara Abigail. Wanita cantik itu terdengar begitu dekat dengannya sekarang.

Aryn mencoba membuka matanya yang berat, tapi suara bising itu sangat mengganggu hingga membuat isi kepalanya terasa berputar dan membuat Aryn kesulitan untuk membuka mata.

Sesaat, Aryn mencoba menggerakkan jemarinya sebelum kemudian ia merasakan usapan lembut dari seseorang "Cepat membaik, aku rindu" Aryn ingin sekali tersenyum saat ia merasakan usapan lembut dari seseorang yang suaranya seperti Kamelisa.

"Sudah berapa lama Aryn tak sadar?" ujarnya lagi.

"Hampir dua hari"

Hah? Selama itu?

Aryn mengerang kesakitan saat ia memaksakan diri untuk membuka mata, tapi, bulu matanya bergetar dan jarinya bergerak secara perlahan sebelum kemudian ia bisa melihat sosok Abigail terduduk di sisinya.

Wanita cantik yang adalah istrinya itu tampak berantakan dengan kantung mata yang berlapis-lapis disertai dengan rambut tergulung secara acak.

"Hay honey, kamu sudah sadar sayang?" ada senyum haru saat wanita cantik itu bisa melihat iris mata berwarna kecoklatan milik Aryn.

Wanita cantik itu bergerak cepat untuk menekan tombol di dekat kepala ranjang yang ditempati oleh Aryn. Tangannya bergerak meraba pipi Aryn yang pastinya kehilangan isi.

"Capek ya?" ujar Abigail dengan nada lembut seraya mendekat dan mengecup kening milik Aryn.

Sedikit tersenyum, Aryn kemudian mengangguk mengiyakan. Gadis cantik bergigi kelinci itu berdeham "Mau minum" ujar Aryn dengan suara bergetar.

Kamelisa mendekat sambil menyerahkan satu botol air mineral dengan sedotan tertancap di dalamnya. Gadis itu tampak cantik seperti biasanya. Tapi, sedang apa dia di sini?

Suara pintu yang didorong dari luar membuat seluruh perhatian teralihkan pada seseorang. Dan itu adalah seorang perawat yang terlihat tengah buru-buru.

"Syukurlah akhirnya kamu sadar" ujar wanita cantik itu seraya mulai mendekat pada Aryn sehingga membuat Abigail harus menghindar dari sisinya untuk sementara agar dokter cantik itu bergerak dengan leluasa.

Aryn bisa melihat nama yang terukir di seragam berwarna putih yang dikenakan oleh si dokter cantik. Lilyana Agustin, itu nama yang cantik, sesuai dengan dokter itu sendiri.

"Suhu kamu sudah normal, pernapasan juga sudah lebih baik" ujarnya dengan nada lembut "Pastikan setelah ini jangan banyak bergadang dan melakukan aktifitas malam hari ya?" ia tersenyum seraya melirik pada Abigail.

"Aku tahu kalian pasti akan memprotes karena harusnya kalian tengah menikmati masa-masa malam yang hangat dan bergairah karena sudah pernikahan. Tapi jangan terlalu berlebihan ya? Aryn butuh waktu yang banyak untuk istirahat sampai sekiranya satu bulan lamanya" Aryn tersenyum dan mengangguk pada Lily sementara Abigail terlihat cemberut meski sesaat.

GEMINI [BECKYXFREEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang