Multimedia: Abigail Edna Farah Gwin
*-----*
Aryn mengerjapkan mata ketika ada bunyi mengganggu di dekat kepalanya. Suara itu terus-terterusan terulang sehingga membuat Aryn terpaksa membuka matanya.
Tubuh Abigail yang tak tertutup kain adalah pemandangan petamanya pagi ini. Wanita cantik itu terlelap dengan bibir terbuka serta tangan yang terangkat tinggi di atas kepala. Itu terlihat menggemaskan, persis seperti bayi yang masih aktif ketika terlelap.
Aryn bergerak perlahan untuk keluar dari salah satu tangan Abigail yang memeluknya. Gadis cantik itu kemudian beranjak mencari getaran mengganggu itu untuk menemukan ponsel Abigail yang dipenuhi dengan pemberitahuan serta beberapa panggilan tak terjawab.
Nama Farizan Ivanca tampak jelas di atas layar ponsel yang berkedip-kedip dan Aryn memutuskan untuk menolak panggilan si lelaki lantas mematikan ponsel milik kekasihnya agar panggilan tak lagi mengganggu Abigail yang masih pulas terlelap.
Aryn memutuskan untuk pergi membersihkan diri. Gadis cantik itu bergerak perlahan tanpa ingin menimbulkan suara ketika memasuki kamar mandi pribadinya yang sempit.
Beda halnya dengan kamar mandi milik Abigail yang dipenuhi dengan furniture mewah, kamar mandi pribadi milik Aryn hanyalah kamar mandi dengan ukuran 3x3 meter yang isinya hanya shower, toilet duduk, wastafel dengan cermin kecil, serta kabinet-kabinet kecil yang dibiarkan menempel di dinding agar tak terlalu memakan tempat.
Aryn membasuh tubuhnya dengan air hangat sambil sedikit menggumamkan lagu yang belakangan ini menjadi salah satu lagu paforit dari playlistnya.
Sambil sedikit bergoyang, Aryn menggosok seluruh bagian dari tubuhnya menggunakan sabun secara perlahan. Gadis itu meraba lehernya, turun ke bahu, dada, perut dan..
"Astaga!" Aryn tersentak saat tiba-tiba saja sebuah tangan meliliti tubuhnya yang telanjang "Aby! Kamu mengejutkanku" ujar Aryn pada kekasihnya yang terkekeh.
"Kenapa kamu meninggalkanku sendiri?" ujar Abigail seraya ikut mengusapkan sabun pada tubuh milik kekasihnya.
Arin terkekeh saat Abigail menggelitiki pahanya secara sengaja "Kamu tidur tadi. Aku nggak tega bangunin"
"Aw? Lucu sekali. Kamu sudah tidak memakai bahasa formal sekarang" Abigail bergerak lembut ketika ia menjatuhkan kedua kakinya hinga ia berlutut di belakang tubuh Aryn.
Dengan nakal, Abigail kemudian menampar lembut bokong milik Aryn yang langsung membuat gadis itu melirik padanya "Hey! Itu sakit" ujarnya tidak terima.
Abigail menorehkan senyuman "Sepertinya aku harus balas dendam pagi ini" ujar wanita cantik itu sambil lalu memisahkan kedua kaki milik Aryn hingga area kewanitaan milik gadis itu terpampang jelas di hadapan wajahnya.
"Aby.. Kita harus ke kantor sebentar lagi" Aryn mendorong kepala Abigail yang sudah hampir menyentuh area intimnya tapi wanita cantik itu tak menggubris dan justru menguburkan diri di antara apitan kaki jenjang milik Aryn.
"Aby.." kaki Aryn yang sedari tadi berdiri tegap pun sedikit bergetar ketika kekasihnya mengigit paha dalam milik Aryn dengan lembut.
Abigail terkekeh di bawah sana "Persetan dengan kantor! Atasanmu di sini, Aryn. Tak ada yang bisa protes kalau kamu terlambat denganku" ujar Abigail ketika ia menjulurkan lidah guna menikmati kekasihnya.
Aryn menengadah ke atas seraya menggigit bibir agar ia tak mendesah ketika Abigail menikmati dirinya di bawah sana.
Napasnya yang sedari tadi teratur pun kini berubah menjadi terengah karena perlakuan atasannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI [BECKYXFREEN]
Teen Fiction"Apa kamu tidak lelah berpura-pura baik-baik saja sementara hatimu membutuhkan pertolongan?" -Aryn Adhrita Herley