Multimedia: Kedua mempelai wanita
*-----*
Bukannya satu bulan itu waktu yang cukup lama? Tapi.. kenapa tinggal satu minggu lagi?
Aryn menggigit bibir, sedikit frustasi dengan dress yang tengah ia coba. Dress cantik berwarna merah muda itu sedikit kedodoran di tubuhnya yang kehilangan isi karena belakangan ini si calon pengantin tak memiliki waktu istirahat yang cukup.
Baik Abigail ataupun Aryn, keduanya sama-sama berpartisipasi dalam mengatur pernikahan impian mereka. Seminggu yang lalu, Abigail sudah menyebar undangan dan Aryn merasa mulas saat menghitung hari yang tersisa tinggal beberapa saja.
Hari ini, Aryn serta Abigail menjalani fitting kedua setelah pengukuran busana pertama yang kemudian dijahit dengan sempurna.
Dress milik Aryn merupakan gaun panjang tak berlengan dengan warna merah muda sementara dress milik Abigail adalah gaun berwarna putih dengan rok mengembang yang menelan seluruh kaki mungilnya.
Saat pengukuran pertama sebelum busana dibuat, Aryn serta Abigail memiliki tubuh yang lebih berisi daripada saat ini dan sekarang itulah yang sedang dipermasalahkan Agnes selaku perancang busana mereka karena tiba-tiba harus merubah ukuran dress yang sudah sesuai dengan ukuran saat pertama kali.
"Kalian ini calon pengantin. Kenapa pula harus stres mikir segala macam? Kenapa tidak dibuatkan WO saja sejak penentuan tanggal?" protes Agnes saat ia melihat dress yang dikenakan Aryn melorot di tubuhnya yang kehilangan isi.
Abigail terkekeh kecil "WO baru disewa beberapa minggu setelah penentuan tanggal. Makanya saat awal kami kehilangan beberapa jam untuk beristirahat. Ditambah juga stres pengurusan soal kerjaan dan lain sebagainya. Dan akibatnya adalah ini, kami kehilangan bobot"
Agnes mendengus saat mendengar jawaban dari Abigail "Kalau ukuran dress diperkecil, aku bakal butuh waktu yang lama. Tapi kalau cuma dijahit di beberapa bagian, mungkin aku bisa mengatasinya dalam dua atau tiga hari" ujar wanita cantik berambut keriting itu masih saja dengan nada mendumel karena sebal.
"Sorry. Jadi merepotkan" ujar Aryn saat ia melepaskan dress yang barusan ia coba.
"Tak masalah. Lagipula aku bahagia tiba-tiba dikunjungi teman lama seperti Edna hanya karena dia secara kilat ingin menikah dengan gadis secantik kamu" Agnes terkekeh sedikit "Aku bahkan heran. Bagaimana mungkin kamu bertahan dengan sikapnya yang gila kuasa dan protektif tingkat dewa?" ia mengerling sedikit seraya menggulung ekor panjang dari dress yang dimiliki oleh Aryn.
Si gadis cantik bergigi kelinci terkekeh sedikit "I don't know" jawabnya dengan nada bercanda "Mungkin istilah cinta itu buta memang benar-benar nyata. Who knows?" lanjut Aryn di akhiri dengan kekehan yang dibalas tawa renyah oleh Agnes dan Abigail.
"Jadi? Satu minggu lagi?" ujar Agnes menggoda pada Abigail dan Aryn yang mengangguk kompak.
Wanita cantik itu mendekat pada Aryn "Kamu masih bisa merubah pikiran kalau kamu mau" ujarnya dengan bisikan yang cukup keras hingga Abigail mengerlingkan mata dengan sebal sebagai jawaban dari ucapan sobatnya.
"Sayangnya, undangan sudah tersebar dan aku tak bisa kabur dari ini" gadis cantik bergigi kelinci itu kemudian memamerkan cincin berlian di tangannya yang diberikan Abigail beberapa saat lalu.
Agnes menggeleng lantas tertawa "Tentu Edna akan menyuapimu dengan hartanya" ujar wanita cantik itu "Tapi aku bersyukur Edna sudah memiliki seseorang untuk berlabuh setelah sekian lama berkelana kesana dan kemari" Agnes mendekat pada Aryn dan mengusap rambut panjang milik gadis cantik bergigi kelinci itu dengan perlahan "Kamu beruntung tidak jadi salah satu dari mereka yang dicampakkan oleh Edna"
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI [BECKYXFREEN]
Teen Fiction"Apa kamu tidak lelah berpura-pura baik-baik saja sementara hatimu membutuhkan pertolongan?" -Aryn Adhrita Herley