Multimedia: Aryn ketika berbadan dua
*-----*
Aina benar. Begitu pula dengan Abigail. Kehamilan bukanlah sesuatu yang mudah.
Ada kalanya Aryn bahkan tak bisa makan karena perasaan mual di dalam mulutnya yang kemudian ditindaklanjuti dengan perasaan pusing yang biasanya akan berakhir di kamar mandi selama berpuluh-puluh menit lamanya.
Selain itu, Aryn juga memiliki perubahan mood yang signifikan. Kita ambil saja contoh beberapa saat lalu ketika Aryn marah terhadap Abigail yang menumpahkan kopi secara tak sengaja.
Wanita cantik yang tengah berbadan dua itu sampai menyentak-nyentak pada Abigail yang hanya mampu menyingkirkan karpet yang ternodai kopi sebelum kemudian Aryn menangis karena merasa kasihan terhadap istrinya yang ia bentak beberapa saat lalu.
Selain mood swing, Aryn juga terkadang mengalami ngidam aneh yang lain. Contohnya malam tadi.
Abigail yang malang harus mencari hamster karena istrinya tiba-tiba menginginkan hewan kecil itu jam dua pagi.
Demi Tuhan! Abigail bahkan baru pulang dari kantor ketika Aryn mengutarakan bahwa ia menginginkan hamster untuk peliharaan karena ingat film Hamtaro yang sering ia tonton ketika kecil. Dan wanita cantik kaya raya itu tak mampu berkata tidak pada istrinya yang akan segera menangis jika tak dituruti.
Selama ber jam-jam Abigail mencari di berbagai tempat untuk menuruti keinginan istrinya sebelum kemudian ia teringat kalau ia memiliki teman yang memiliki obsesi terhadap hewan-hewan kecil seperti hamster.
Untungnya, Lilyana --selaku teman masa kuliahnya, bersedia memberikan salah-satu peliharaannya untuk Abigail dan wanita cantik itu akhirnya bebas dari amukan Aryn malam itu.
Kondisi Aryn di bulan pertama kehamilan sangat rentan dan mudah kelelahan. Wanita cantik bergigi kelinci itu tak kuasa untuk berdiri lebih dari satu jam lamanya. Ia biasanya menghabiskan waktu dengan merebahkan diri di atas sofa sambil mengemut camilan asin agar tidak mual seraya menikmati film-film yang terus berganti.
Abigail juga tak dapat sepenuhnya fokus di perusahaan. Kadang, wanita cantik itu kembali ke rumah hanya untuk memberikan susu serta nutrisi pada ibu hamil yang kadang merengek karena mual dengan susu tak enak itu.
Tapi, meski begitu, keduanya bertahan hingga bulan ke tiga kehamilan. Tubuh Aryn yang tadinya kurus, sekarang sudah mulai berisi ketika perutnya semakin membuncit.
Wanita cantik yang tengah berbadan dua itu tak diperbolehkan untuk berkunjung ke perusahaan kecuali di iringi dengan Abigail dan tidak melakukan kegiatan apapun selain yang di anjurkan oleh Aina selaku dokter mereka.
Di bulan ke tiga ini, Aryn masih saja sering merasa mual dan muntah-muntah ketika mencium aroma spesifik seperti vanila.
Padahal, saat Aryn masih gadis, ia menggemari aroma manis yang seperti eskrim itu.
"Hy sayang?" Abigail melambai dari arah belakang. Wanita cantik itu mengambil satu tote bag berwana cokelat tua. Ada kacamata hitam bertengger di hidungnya yang mancung ketika ia mendekat pada Aryn yang lengsung mengangkat tangan meminta Abigail untuk berhenti beberapa langkah di hadapannya.
Abigail menurut, ia tak lagi mendekat pada Aryn yang masih menahan tangan di udara "Apa itu?" ujar Aryn seraya memicingkan mata dengan ekspresi curiga.
Abigail mengangkat tote bagnya lantas mengeluarkan makanan yang belakangan ini digemari si ibu hamil "Cumi goreng pedas dan takoyaki"
Senyuman seketika terpancar di bibir Aryn sebelum kemudian ia merentangkan tangan menyambut Abigail --terutama makanannya.
Dengan gerakan yang terkesan cukup cepat, Aryn mengambil satu wadah cumi goreng yang langsung dilahapnya dengan cepat. Ia memejamkan mata setiap kali rasa pedas menerpa bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI [BECKYXFREEN]
Teen Fiction"Apa kamu tidak lelah berpura-pura baik-baik saja sementara hatimu membutuhkan pertolongan?" -Aryn Adhrita Herley