Multimedia: Kamelisa
*-----*
Saat Aryn turun dari bus, gadis itu melihat Kamelisa melambai padanya di kejauhan.
Teman kerjanya yang tampak cantik dalam balutan dress ringan serta high heels terlihat begitu berbeda dari Aryn yang memilih untuk menengakan setelan yang tampak manly.
Lihat saja Kamelisa yang memilih untuk mengucir rambut setengah keritingnya menjadi satu di bagian belakang, mengenakan makeup yang tampak ceria, dress ringan tanpa lengan yang ditutup menggunakan kardigan dengan warna putih-biru serta high heels yang warnanya menyerupai kardingan yang ia kenakan.
Hari ini, Aryn memilih untuk mengenakan jas berwarna merah tanpa kemeja. Ia membiarkan rambut panjangnya disisir rapi dan terurai sampai ke punggung sementara sepatu yang ia kenakan adalah sepatu pantofel berwarna hitam yang tampak begitu serasi di antara kaki-kakinya yang jenjang.
Aryn hanya menggeleng guna menanggapi ucapan Kamelisa yang sudah lebih dulu memasuki perusahaan. Meninggalkan Aryn di luar yang tengah berusaha merapikan diri agar tak mendapat nilai minus lagi.
Selang beberapa detik setelahnya, Aryn melangkah menyusul Kamelisa yang sudah selesai dicek. Gadis cantik itu kemudian berdiri tegap di hadapan Gabriel yang tampak gagah dalam balutan kemeja merah serta setelan celana formal berwarna hitam yang sepadu dengan sepatunya.
Lelaki tampan dengan kumis tipis menghiasi wajahnya itu tersenyum ketika Aryn berdiri di hadapannya. Tinggi Aryn yang mencapai angka 167 pun terlihat begitu menggemaskan ketika ia berhadapan dengan Gabriel yang tingginya sampai menyentuh angka 180Cm.
Bak anak kecil yang tak bisa melihat jelas pada lawan bicaranya, Aryn bahkan harus mendongak guna menatap Gabriel yang menunduk ketika melihat Aryn sudah merentangkan tangan tanpa disuruh.
"Berputar" ujar Gabriel dengan nada tenang yang langsung dituruti oleh Aryn.
"Aryn sudah rapi, langsung masuk saja ke dalam ruangan"
Aryn mengerjap. Barusan itu suara Abigail.
Aryn melirik ke seluruh ruangan sebelum kemudian ia melihat CCTV yang bergerak mengikuti pergerakannya dan Aryn yakin betul kalau kekasihnya tengah memperlihatkan ia dari kejauhan.
Aryn mengulum senyum sedikit "Isi tas milik saya belum diperiksa oleh Gabriel, Miss" ujar Aryn pada CCTV yang memancarkan sinar berwarna merah dari bawah kamera besarnya.
Terdengar keheningan selama beberapa saat sebelun kemudian spiker daei CCTV itu kembali mengeluarkan suara milik Abigail "I give you one minute" cahaya merah yang sedari tadi berkedip-kedip hilang dari CCTV dan gadis itu kemudian menyerahkan tas selempang miliknya pada Gabriel yang menggeleng "Masuk saja. Tak apa. Miss Edna bilang kamu boleh masuk ruangan tanpa pengecekan"
Aryn terkekeh "Tak apa. Lakukan saja tugasmu. Miss Abigail tak akan memarahi kamu karena kamu melakukan sesuatu yang benar, kan?" ujar Aryn seraya membuka tas selempangnya di hadapan Gabriel yang langsung mengangguk mengiyakan.
*-GEMINI By Riska Pramita Tobing-*
Aryn hampir saja menjatuhkan telepon di genggamannya ketika ia tiba-tiba berada di dalam sebuah pelukan seseorang.
Gadis cantik bergigi kelinci itu sedari tadi tengah fokus mencari dokumen yang ditanyakan tim administrasi yang katanya disimpan di deretan dokumen yang tertata rapi di dalam rak.
Meski sudah lama mencari, Aryn tak kunjung menemukan barang yang sedari tadi ia cari dan sekarang ia begitu terkejut saat mendapati endusan napas di lehernya yang langsung membuat gadis itu memiringkan kepala ke satu sisi.
Kalau saja Aryn tak ingat ia sedang tersambung dengan teman kerjanya yang lain di telepon yang ia genggam, pasti ia akan mengeluarkan suara desahan lembut karena ulah Abigail.
Oh, Aryn tak harus membutuhkan waktu lama untuk mengetahui kalau lengan-lengan panjang sedikit berisi yang meliliti tubuhnya ini adalah milik Abigail. Gadis itu bahkan sudah tahu dari harum tubuh milik kekasihnya.
"Biarkan saya mencarinya terlebih dahulu. Kalau dokumennya sudah ketemu, nanti saya hubungi lagi" Aryn cepat-cepat menutup telepon saat ia merasakan gigitan lembut dari Abigail yang langsung membuat bulu kuduknya meremang sekatika.
"Hhhh, Aby.." desis Aryn saat ia hampir kehilangan kesadarannya.
"I miss you so much, honey" bisik Abigail di antara lekukan leher Aryn sebelum kemudian wanita cantik itu menjulurkan lidah dan menjilat daun telinga milik Aryn yang langsung membuat gadis cantik bergigi kelinci itu bergetar.
Lutut Aryn terasa lemas entah mengapa, tapi Abigail menahan tubuhnya agar tetap berdiri ketika bibirnya sibuk menggigiti atau bahkan menjilati daun telinga milik Aryn.
"Stoph.." desis Aryn sambil berusaha menarik Abigail dari titik sensitifnya.
Abigail tak berhenti, wanita cantik itu justru menggapai isi dari pakaian yang membungkus Aryn dengan tergesa "Babe, please, no" Aryn mulai bergerak risih ketika Abigail bergerak agresif untuk membuka pakaiannya dan wanita cantik itu menghentikan segala kegiatan menyenangkan barusan dengan satu kali hentakan.
Aryn melirik pada Abigail, iris mata milik kekasihnya itu tampak membara ketika mereka berhadapan dan Aryn memberanikan diri untuk menyatukan kening mereka berdua dengan lembut "Jangan buru-buru" ujar Aryn memberikan peringatan "Meskipun memang aku sudah menjadi kekasihmu. Bukan berarti kamu bisa langsung mengambil ini semua.." Aryn menghentikan ucapannya sambil menggerakkan tangan milik Abigail dari atas rambut milik Aryn sampai pahanya "Dengan mudah" lanjut gadis itu "Aku masih disegel"
Abigail terkekeh seraya mengamit pipi milik Aryn yang berisi "Have fun today?" ujar Abigail seraya mengusap pipi milik kekasihnya dengan lembut "Not really" balas Aryn "Aku rindu kamu"
Abigail bergerak lembut dan menggapai belakang leher milik Aryn untuk menyatukan bibir mereka berdua "Miss you too honey" jawab wanita cantik itu setelah terlebih dahulu memisahkan bibir mereka yang sempat bertaut.
"Makan siang bersama?" ajak Abigail pada Aryn yang menggeleng "Kita tidak boleh terlihat bermesraan di kantor, ingat?" sergah Aryn menolak.
Abigail mendecak "Kalau begitu, masuk ke ruanganku. Kita makan di sana" dan Aryn hanya terkekeh saat mendengarnya.
Aryn bisa melihat Abigail berjalan gontai menuju ruangannya, meninggalkan Aryn yang akan menunggu beberapa saat agar tak menimbulkan kecurigaan karyawan yang lain.
Gadis bergigi kelinci itu kemudian meraba leher serta daun telinganya yang masih terasa basah akibat Abigail.
Pipi milik Aryn terasa panas saat mengingat perbuatan Abigail tadi. Wanita cantik itu membuat Aryn hampir kehilangan akal sehatnya karena perbuatan tak senonohnya tapi Aryn sangat menyukainya.
Aryn merasa.. wanita cantik itu tahu betul cara memperlakukannya dan Aryn tergila-gila karenanya.
*-----*
Riska Pramita Tobing.Si paling tergila-gila :)
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI [BECKYXFREEN]
Teen Fiction"Apa kamu tidak lelah berpura-pura baik-baik saja sementara hatimu membutuhkan pertolongan?" -Aryn Adhrita Herley