Multimedia: Aryn Adhrita Herley
*-----*
Ahhhhh... akhir minggu yang menenangkan. Suasana taman yang baru saja dikunjungi Aryn begitu ramai oleh pengunjung. Tapi, Aryn menyukai sejuknya bekas hujan semalam.
Hari ini, Aryn memutuskan untuk jalan-jalan ke taman terdekat dari kediaman Abigail sementara kekasihnya itu masih terlelap di alam mimpi.
Sempat Aryn kira, kekasihnya pasti akan mengamuk jika mengetahui Aryn keluar tanpa dirinya. Tapi, ia kemudian memikirkan bahwa ia juga ingin menikmati kesendirian seperti ini. Jadilah ia pergi begitu saja tanpa memikirkan Abigail yang hanya ditinggali sebuah catatan di atas nakas agar kekasihnya tak panik ketika tak mendapati dirinya di atas kasur yang sama dengannya.
Aryn memejamkan mata saat mendengar suara bising dari banyaknya orang yang berlalu-lalang di sekitarnya.
Suara ricau dari bibir-bibir manusia yang sesekali membicarakan sesuatu yang tak bisa Aryn tangkap seluruhnya membuat gadis itu merasa tenang entah bagaimana.
Sesekali, Aryn terkekeh saat melihat anak anjing yang berlarian bersama majikannya sebelum kemudian ia mendapati seekor anjing tiba-tiba saja terduduk di sisinya.
Anjing jenis puddle berwarna putih itu tidak di ikat seperti kebanyakan anjing yang lain dan Aryn mengerutkan kening karena itu.
Tak mungkin anjing semenggemaskan ini tidak bertuan. Tapi, kenapa ia tidak di ikat?
Anjing menggemaskan berukuran kecil itu melirik padanya. Matanya bulat berwarna cokelat dan lidahnya sedikit keluar menambah kelucuan. "You look so cute" ujar Aryn ingin membelai bulu halus berwarna putih milik si anjing.
"Mochi!! Mochi!!" ujar seseorang di kejauhan dan anjing itu melirik ke arah suara.
Si anjing kecil menggonggong menimpali "Mochi!" ujar seseorang itu lagi dan anjing kecil di bawah kakinya ini kembali menimpali.
"Ah! There you are!"
"Sena?" ujar Aryn saat mendapati seseorang menghampiri dirinya.
Lelaki itu mengerutkan kening "Loh? Aryn?" ia terkekeh sebelum kemudian mendekat dan membawa anjing puddle yang ia panggil 'Mochi' tadi ke dalam dekapan.
"Bagaimana mungkin Mochi menemukan gadis se cantik kamu?" ujar Sena yang hanya dibalas kekehan kecil semata.
Mochi bergerak tak sabar dari dekapan Sena dan saat Aryn menjulurkan tangannya, anjing itu melompat ke dalam lengannya hingga membuat Aryn tersentak kaget karena itu. "Loh? Akrab banget?" ujar Sena yang lalu dibalas gelengan kepala tanda tak tahu dari Aryn yang tiba-tiba sudah memeluk seekor anjing.
Sena terkekeh seraya mengusap kepala kecil milik Mochi "Mochi, C'mon, Dad harus pulang"
Anjing kecil itu tak bergerak dan justru bersembunyi di antara lengan Aryn yang terkekeh "Awww so cute" ia menggaruk punggung Mochi dengan pelan hingga si anjing menggeram keenakan.
"Bagaimana mungkin Mochi lebih akrab dengan kamu dibanding aku?" ujar Sena dengan nada iri yang mebuat Aryn terkekeh.
"Mochi menggemaskan" jawab Aryn.
"Apa aku kurang menggemaskan?" goda Sena pada Aryn yang menjawabnya dengan gelengan kepala.
"Lihat! Kita memiliki rambut yang sama" ujar Sena menunjuk rambut jabrignya yang tak tertata dengan bulu Mochi yang sama-sama berantakan.
Aryn tertawa kecil "Ok, ok. Kalian cocok jadi ayah dan anak"
Sena menyunggingkan senyuman di bibirnya yang tipis. Mata sipit milik lelaki itu sedikit mengkerut saat ia menorehkan senyum "Tapi sayang sekali, Mochi tak punya ibu" ujar Sena dengan nada murung "Mungkin kamu cocok jadi ibunya"
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI [BECKYXFREEN]
Teen Fiction"Apa kamu tidak lelah berpura-pura baik-baik saja sementara hatimu membutuhkan pertolongan?" -Aryn Adhrita Herley