Multimedia: Abigail Edna Farah Gwin.
*-----*
Jam sudah menunjukkan hampir pukul satu siang sekarang. Aryn lapar dan Abigail belum bergerak sama sekali dari posisi tidurnya yang nyenyak.
Laporan yang diminta oleh wanita cantik itu bahkan sudah selesai barang beberapa puluh menit yang lalu, tapi Aryn tak sanggup membangunkan putri yang tertidur lelap di atas pangkuannya ini.
Sedikit bergerak untuk membenarkan rambut yang menutupi sebagian dari wajah cantik milik Abigail, Aryn terkekeh saat ia melihat pipi milik wanita cantik itu menggembung.
Dengan gemas, Aryn menusuk-nusuk pipi tembam milik Abigail. Gadis cantik bergigi kelinci itu bahkan menirukan bunyi 'boink-boink' untuk menggoda betapa menggemaskannya pipi milik kekasihnya.
*Ya Tuhan boink boink 🤏🥺
"Aryyn" rengek wanita cantik itu ketika si gadis bergigi kelinci menciumi pipinya.
Aryn terkekeh lembut "Bangun sayang. Aku lapar" ujar Aryn ketika wanita cantik itu justru memeluk perutnya dan menyembunyikan wajah di sana.
"Baby, I'm hunggry" rengek Aryn pada Abigail yang masih betah bergelut di lekukan perutnya.
"Kalau aku nggak makan, kamu akan kehilangan pipiku yang menggemaskan"
Dengan seketika, Abigail terduduk dari posisinya. Wanita cantik itu terbangun, ada jejak kemerahan di sebelah pipinya ketika ia mengerjap beberapa kali untuk menyadarkannya dari alam mimpi.
"Mau makan apa?" suara Abigail sedikit serak ketika ia berbicara, Aryn terkekeh sebentar "Entah. Aku mau yang segar dan pedas"
Wanita cantik itu merapikan rambutnya sebentar sebelum kemudian merentangkan tangan yang sudah beristirahat selama beberapa jam barusan.
Ia berdiri lantas kemudian mengambil ponsel dan menghubungi seseorang dari sana.
"Tolong belikan empat potong dada ayam, delapan potong paha ayam dan delapan potong sayap ayam. Semuanya di
beri sambal geprek yang di campur dengan perasan jeruk nipis. Untuk minumannya belikan saja jus stroberi tanpa gula. Saya tunggu 20 menit"Aryn membelalakkan mata "20 menit?" ujar Aryn berbisik pada Abigail yang tengah menutup sambungan telepon.
"Kenapa?"
"Bukannya dua puluh menit waktu yang sangat singkat?" protes Aryn pada kekasihnya.
Abigail mengangkat bahunya sebentar seolah cuek terhadap protesan kekasihnya "Mana laporan kamu?"
Aryn melipat tangannya di dada "Dua puluh menit, Aby? Seriously?"
"Mana laporanmu, Aryn?"
Aryn menghentakkan napas. Ia tahu kalau dirinya tak bisa memenangkan kuasa yang dimiliki oleh Abigail. Maka, dengan kesadaran diri, Aryn mengambil dokumen miliknya lantas terduduk di hadapan meja kerja milik atasannya sambil lalu menjelaskan laporan per minggu ini.
"Pemasukan hari senin berjumlah sembilan ratus ribu rupiah" Aryn memulai sambil menunjukkan catatan rapinya di atas buku "Ada dua tim yang meminta uang masing-masing dua ratus ribu untuk bensin, serta lima puluh ribu untuk uang jalan. Jumlah setelah dikurangi oleh dua tim pengiriman adalah empat ratus ribu"
Abigail mengangguk sambil lalu mendekat pada Aryn yang menunjuk-nunuk tulisan rapinya untuk menjelaskan "Sisanya, dibelikan ke satu karung beras untuk konsumsi dengan harga tiga ratus lima puluh ribu rupiah. Dan untuk uang lima puluh ribu sisa dari hari senin, saya masukkan ke pemasukan hari selasa"
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI [BECKYXFREEN]
Ficção Adolescente"Apa kamu tidak lelah berpura-pura baik-baik saja sementara hatimu membutuhkan pertolongan?" -Aryn Adhrita Herley