Multimedia: Aryn Adhrita Gwin
*-----*
Aryn terdiam di sisi pohon yang sejuk seraya menjilati eskrim sambil memperhatikan Bonbon yang tengah bermain di taman khusus peliharaan.
Abigail tak bicara dengannya sejak kejadian roti di dalam pemanggang tadi malam dan wanita cantik bergigi kelinci itu masih tak paham dengan maksud dari perbuatan istrinya semalam.
"Bark!" Aryn tersentak saat ia mendengar gonggongan yang bukan berasal dari Bonbon.
Anjing kecil yang selalu saja menemukan Aryn ketika wanita cantik itu berkunjung ke taman tengah terduduk di depan kakinya "Mochi!!" sapa Aryn yang bahkan sudah tak asing mendapati si anak anjing berbulu putih ditinggalkan oleh si pemilik.
"Dimana ayahmu hmm? Apa dia menelantarkan kamu lagi?" ujar Aryn pada si anjing kecil seraya mengusap bulunya yang sudah tampak gondrong dan butuh perawatan.
Suara derap langkah dari seseorang membuat Aryn mengangkat pandangan pada sosok lelaki yang tak lain dan tak bukan adalah Sena semata. Ia menyerahkan senyum manis dari bibirnya lantas kemudian terduduk di sisi Aryn "Mochi selalu tahu kalau aku mencari kamu" ujar lelaki itu dengan nada menggoda yang membuat Aryn mendecak tak suka.
Wanita cantik bergigi kelinci itu memperlihatkan jemarinya yang sudah dihiasi dengan cincin berlian "Kamu lupa kalau aku sudah beristri?" ujarnya dengan nada penuh penekanan yang langsung membuat Sena menggaruk tengkuk seraya menyerengeh.
"Aku tidak bermaksud menggoda. Tapi aku memang selalu mencarimu jika di taman seperti ini dan Mochi selalu menemukan kamu lebih dulu daripada aku" bela Sena seraya membenarkan poninya yang menutupi mata.
Aryn menghela napas jengkel pada lelaki itu, ia kemudian merogoh tas selempangnya untuk mengambil jepit dengan hiasan hello kitty dan menarik belakang kepala milik si pemuda "Kenapa anak dan ayah sama saja?" ujar Aryn acuh seraya merapikan poni milik Sena dan menjepitnya rapi hingga itu tak menghalangi lagi matanya "Bisa iritasi kalau mata kamu terus-terusan terganggu poni"
Aryn bisa melihat Sena mundur setelah ia melepaskan tangan dari poninya. Lelaki itu berdeham kecil lantas terkekeh "Aku sudah terbiasa dengan poniku" lelaki itu hampir mencabut jepit yang dipasangkan Aryn tapi si wanita cantik melipat tangannya di dada sehingga membuat Sena tak jadi melakukan itu.
"Ngomong-ngomong, kenapa anakmu juga tak terurus seperti ini?" Aryn bergerak perlahan, untuk menggendong Mochi yang tak bergerak sedari tadi.
Sena terkekeh hingga gigi rapinya terlihat dengan jelas oleh Aryn "Belakangan ini aku terlalu fokus dengan kuliah. Jadi kita sama-sama gondrong sekarang" jawabnya disertai kekehan yang membuat Aryn memutar bola mata.
"Oh ya. Tumben kamu sendiri? Biasanya dikawal Abigail kan?"
Aryn mendesah "Istriku sedang marah padaku"
"Oh ya? Kenapa?"
Aryn cemberut, tapi wanita cantik itu tak berhenti mengusapi Mochi yang bergerak-gerak di pangkuannya.
"Sejak semalam dia nggak mau bicara denganku hanya karena roti di dalam oven" ia mendesah frustasi di akhir kata.
Kening Sena mengkerut "Roti di dalam oven?" ulang si lelaki dengan suara yang sedikit berbisik.
"Iya! Aku bahkan nggak tahu kenapa dia marah hanya gara-gara sepotong roti di dalam oven! Ck!"
"Tunggu dulu" sergah Sena dengan cepat.
"Kamu bilang roti di dalam oven?" ulangnya, lagi untuk kesekian kalinya.
"Iya!" jawab Aryn masih dengan nada kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI [BECKYXFREEN]
Teen Fiction"Apa kamu tidak lelah berpura-pura baik-baik saja sementara hatimu membutuhkan pertolongan?" -Aryn Adhrita Herley