Multimedia: Aryn setelah nurutin ngidamnya Mommy
*-----*
Aryn memejamkan mata saat ia melihat Clarissa membawa berbagai macam peralatan pewarna rambut.
Adalah Abigail dalang dibalik segala macam yang dilakukan Clarissa sekarang.
Wanita cantik yang perutnya sudah semakin mengembung itu meminta Aryn untuk mewarnai rambut dengan alasan jabang bayi mereka yang menginginkannya.
Dan di sini lah ia sekarang.
Terduduk pasrah dengan kain menutupi tubuhnya sementara Clarissa tengah menunjukkan warna-warna mencolok pada Abigail yang membulatkan mata karena semangat.
"Bagaimana kalau pink?" ujar Abigail seraya mengambil salah satu cat dari wadah kecil yang dijadikan contoh warna untuk rambut Aryn.
Wanita cantik bergigi kelinci itu menggeleng enggan "Jangan pink sayaang. Please"
Abigail mengusap perutnya yang buncit "Lihat? Mama selalu saja protes kalau Mom minta sesuatu. Jangan kayak Mama ya anak-anaak" ia berbisik pada kedua anaknya yang tengah lelap tertidur di dalam perut, membuat Aryn memasang ekspresi tertekan sekarang.
"Bagaimana kalau merah?" ujar Abigail kemudian dan Aryn tak bisa menjawab apapun selain mengelus dada sambil kemudian mengangguk pasrah karena tak ingin di ejek lagi oleh istrinya yang tengah berbadan tiga.
"Mama pasti terlihat lucu seperti Ariel kalau berambut merah iya kan twins?"
Aryn terkekeh, meski ia tak suka rambut hitamnya yang cantik diwarnai dengan warna yang cukup menyala seperti merah, melihat bagaimana Abigail menyebut dirinya dengan bangga sambil lalu menceritakan itu pada anak kembar mereka membuat hati Aryn puas karenanya.
Aryn rela menukar nyawanya jika perlu. Tapi, ia juga ingin menatap empat pasang mata milik buah hati mereka yang sekarang tengah berada di dalam perut Abigail.
Clarissa terkekeh saat ia memoleskan pewarna rambut pada cantiknya rambut milik Aryn. Wanita cantik berambut pendek yang memiliki senyum merekah di pipinya itu tampak puas sekali ketika warna alami yang dimiliki Aryn hilang tergantikan dengan warna pirang.
Meski Aryn memasang ekspresi murung karena wajah putihnya terlihat pucat, Abigail terkekeh kecil di ujung ruangan. Di tangannya yang mulai tampak berisi dan tak mungil lagi seperti kemarin, wanita cantik yang tengah mengandung itu memeluk satu buah wadah berisikan biskuit cokelat khusus untuk memberikan nutrisi pada ibu hamil itu menorehkan senyum penuh arti pada Aryn yang pasrah saja pada segala kegiatan yang tengah dilakukan oleh Clarissa terhadap dirinya.
"Sekarang tinggal mengganti warna dengan merah" ujar Clarissa ketika ia mengangkat dua botol pewarna rambut yang akan digunakan pada Aryn.
Abigail bangkit dari kursinya dengan cukup cepat "Aku mau coba! Aku mau coba!!" teriaknya antusias.
"Mommy. Hati-hati, jangan loncat-loncat sayang. Adek-adek lagi bobo ituu" sergah Aryn ketika melihat Abigail sedikit berdansa dengan perutnya yang bulat.
Dengan kekehan kecil, Abigail menerima kuas serta cat yang sudah dicampur oleh asisten Clarissa.
Pandangan wanita cantik itu terfokus pada warna merah yang pekat di dalam wadah ketika mulai mewarnai rambut Aryn.
"Jangan sampai belang ya mom" ujar Aryn, memperingati Abigail yang sedang memperlakukan rambutnya bak kertas kosong.
Wanita cantik yang tengah berbadan tiga itu terkekeh sedikit ketika tak sengaja mengotori sisi telinga milik istrinya yang hanya bisa mendengus pasrah pada kelakuan si wanita hamil.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI [BECKYXFREEN]
Teen Fiction"Apa kamu tidak lelah berpura-pura baik-baik saja sementara hatimu membutuhkan pertolongan?" -Aryn Adhrita Herley