GEMINI - 50

403 36 7
                                    

Multimedia: Honeymoon

*-----*

           Aryn terdiam saat melihat deretan beberapa orang tengah mengantri untuk masuk ke penerbangan yang sama dengan dirinya.

Ini pertama kalinya ia akan menaiki pesawat terbang dan ia sedari tadi menggigil karena takut.

Aryn bahkan sempat meminta pada Abigail untuk tak jadi berangkat ke Jepang sementara tiket pesawat mereka dan segala macam persiapan bulan madu keduanya sudah dipesan semenjak beberapa hari yang lalu.

Abigail tak marah ketika Aryn meminta untuk tidak jadi berangkat ke Jepang, wanita itu hanya tersenyum licik dan berkata dengan nada menggoda 'Ini negara impianmu' yang langsung membuat Aryn murung seketika.

Gadis itu menghabiskan tiga hari tiga malam untuk menangguhkan hatinya agar ia tidak gugup ketika akan menaiki pesawat terbang. Tapi, saat ia melihat pesawat sebesar ini di hadapannya, tetap saja tangannya berkeringat karena itu.

Abigail yang berada di sisinya sambil menggusur koper tampak repot karena wanita cantik itu tak membiarkan Aryn menyentuh sedikitpun barang-barang mereka selain barang yang kecil seperti ponsel, dompet, bantal, dan hoodie.

Abigail berkata, kalau Aryn tak boleh kelelahan lagi dan ia bersedia menjadi asisten si gadis cantik bergigi kelinci selama bulan madu berlangsung.

Terdengar lucu dan berlebihan memang. Tapi Aryn tak bisa melawan perkataan istrinya yang selalu saja kukuh terhadap niatnya.

Aryn menarik napas panjang saat ia sudah melihat koper mereka dirapikan dengan koper milik penumpang yang lain. Gadis cantik itu kemudian menarik Abigail mendekat dan menggenggam wanitanya erat-erat "Nggak akan takut kan? Nggak akan terjadi apa-apa kan?" ujar Aryn dengan sedikit panik.

Abigail tersenyum kecil seraya melilitkan lengannya di tubuh Aryn "We're gonna be ok, honey" ia kemudian menaiki tangga tanpa melepaskan Aryn yang tubuhnya semakin bergetar karena takut.

"Ini semua hanya akan terasa seperti naik bus" ia terkekeh saat mulai memasuki pesawat di bagian depan.

Seorang pramugari berperawakan tinggi berkulit hitam menyambut mereka seraya menunjukkan tempat duduk keduanya yang tak terlalu jauh dari pintu utama.

Abigail memesan tempat duduk yang bersebelahan dengan jendela dan membiarkan Aryn terduduk disisinya karena Aryn berkata terlalu takut untuk melihat pesawat mereka melayang di udara.

Wanita cantik itu kemudian terduduk tenang lantas membiarkan Aryn mengikuti dirinya terduduk meski gadis cantik itu masih saja terlihat gugup.

"Mau aku tutup jendelanya biar nggak takut?" ujar Abigail hendak bergerak.

Aryn menggeleng "Kalau ditutup lebih takut nanti. Pikiranku bakal melayang kemana-mana tanpa melihat sisi luar pesawat"

Abigail tersenyum seraya menyerahkan sebotol air minuman pada Aryn "It's okay. Kamu nggak perlu khawatir" ia bergerak lembut guna mengusap lengan Aryn yang masih saja bergetar sesekali ketika mendengar mesin pesawat bergemuruh dari luar.

"Aku akan tetap di sini"





*-GEMINI By Riska Pramita Tobing-*




               Aryn terkekeh saat ia akhirnya bisa turun dari pesawat terbang yang ia naiki selama hampir 20 jam lamanya.

Kakinya sedikit bergetar karena terlalu lama berada di dalam pesawat, lehernya juga pegal, ia juga sedikit mual. Tapi ia bahagia saat sampai di bandara Tokyo.

Senyum gadis itu tak bisa berhenti terukir saat ia melihat hiruk-pikuk manusia yang berjejer rapi dan teratur.

Ini dia yang menjadi alasan mengapa Aryn
mencintai negara matahari terbit. Para masyarakat serta turis-turis yang begitu menghormati terhadap satu sama lain.

GEMINI [BECKYXFREEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang