GEMINI - 32

439 50 5
                                    

Multimedia: Abigail dan Aryn

*-----*

               Aryn terdiam mematung saat ia melihat rumah dinas yang cukup sederhana terlihat begitu rapi di depannya.

Abigail yang saat ini mengenakan setelan serba hitam begitu senada dengan Aryn yang sama-sama mengenakan warna serupa.

Keduanya terdiam di hadapan halaman rumah mungil yang terlihat cantik dan terawat tanpa ingin berbicara.

Abigail bahkan enggan mengenakan mobil miliknya dan lebih memilih untuk menggunakan taksi online untuk berkunjung kemari. Aryn tak tahu alasannya, ia hanya ikut serta dengan menyediakan kelapangan dada kalau-kalau dirinya ditampar oleh Ibunda Abigail.

Aryn melirik pada kekasihnya yang tampak tenang sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Wanita itu mengangkat dagu sebentar seolah menandakan pada Aryn kalau dirinya boleh melangkah lebih dulu.

Ada perasaan gugup di dalam dada Aryn ketika ia mendorong pintu pagar yang sudah tua. Bunyi besi yang mengganggu membuat Aryn merinding entah mengapa.

Tapi, saat gadis itu menapakkan kakinya di halaman sempit yang dipenuhi dengan rumput ilalang terawat, hatinya terasa tenang secara tiba-tiba.

Angin yang menghembus tercium persis seperti aroma di sekitar perumahannya dan Aryn merasa bahwa ini membawanya ke memori lama yang terasa familiar.

"Ibu?" Aryn melirik saat ia mendengar Abigail berseru lembut "Ibu, ini Aby" wajah Aryn memerah saat wanita cantiknya menggunakan nama kecil dari dirinya ketika ia menyebutkan dirinya sendiri.

Selang beberapa saat kemudian, seorang wanita jangkung yang cantik menawan membukakan pintu.

Wanita cantik itu tampak muda, dengan lesung di salah satu pipi serta mata bulat persis seperti Abigail. Ia menyerahkan senyum pada putri sematawayangnya dan membawa wanita cantik itu ke dalam dekapan "Halo anak Ibu" ujar wanita cantik itu sambil sesekali mengecup pucuk kepala milik Abigail.

"Aby kangeeeen banget sama Ibu" rengeknya yang langsung saja dibalas kekehan oleh si wanita cantik.

Setelah pelukan saling terlepas, Abigail membawa Aryn ke dalam rangkulannya "Bu" ujar Abigail hingga menarik perhatian Ibundanya "Cantik kan? Aryn. Pacarku"

Wajah cantik milik Ibunda Abigail mencetak keterkejutan bukan kepalang, tapi ia kemudian tersenyum lantas membawa Aryn ke dalam pelukan "Yaampun, akhirnya Ibu dapat calon mantu" ujar wanita cantik itu yang langsung membuat Aryn merasa bahagia karenanya.

Beban yang sempat ia tahan sedari tadi seolah terangkat ketika ia merasakan hangatnya pelukan Ibunda Abigail serta harumnya lekukan leher milik wanita senja itu.

"Bu, bu. Udah bu, Aryn pacarku loh. Bukan pacar Ibu" ejek Abigail pada Ibundanya yang langsung melepaskan pelukan Aryn.

"Ngomong-ngomong, nama kita hampir sama" ujar wanita cantik itu.

Aryn mengerutkan alis saat ia mendengar itu. Terlalu penasaran dengan siapa sekiranya nama wanita cantik nan ramah ini.

"Irene" ujar si wanita cantik, menjawab kebingungan Aryn yang langsung membelalakkan mata.

"Aryn dan Irene?" ujar Aryn mengulang perkataan Ibunda Abigail.

Wanita senja itu mengangguk "Betul. Ayo masuk. Kebetulan, Ibu sedang masak" Irene menarik tangan Aryn ke dalam rumahnya meninggalkan Abigail yang hanya melongok melihat keduanya tiba-tiba selengket ini. Bahkan lebih lengket daripada dirinya dengan Ibundanya sendiri.





*-GEMINI By Riska Pramita Tobing-*



               Baru kali ini Aryn merasakan kehagantan sambutan keluarga Abigail. Sosok Irene yang bersahabat dan juga murah senyum membuat gadis cantik itu merasa begitu mudah untuk dekat dengannya.

GEMINI [BECKYXFREEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang