Multimedia: Abigail dan Aryn
*-----*Aryn memijit keningnya yang berdenyut sedikit ketika ia tak kunjung selesai dengan pengerjaan laporannya.
Sudah hampir pukul 7 malam sekarang dan gadis cantik bergigi kelinci itu masih saja terfokus pada layar komputer yang menampilkan excel dengan tumpukan hitungan yang tak sesuai.
Perut Aryn rasanya sudah keroncongan karena ia tak makan siang hari ini dan ia belum selesai meski langit sudah gelap di luar sana.
Suara pintu terbuka yang didorong dari luar membuat Aryn mengangkat pandangan pada Abigail yang menenteng dua buah kantung yang mengeluarkan aroma sedap "Hadiah lembur" katanya sambil lalu membuka bungkusan makanan itu.
Ada dua potong burger, beberpa potong paha ayam yang dibungkus lagi di dalam kotak kecil, dua buah gelas kola, serta dua kotak kecil berisi kentang goreng.
"Junk food" komentar Aryn yang membuat Abigail terkekeh ketika wanita cantik itu menata makanan di atas meja kerja milik Aryn.
"Aku sedang bulking sekarang" ujar Abigail pada gadis cantik di hadapannya yang mencomot kentang goreng dan menyuapkan itu tanpa mencelupkannya ke saus.
"Are you four?" ejek Abigail pada kekasihnya karena ia tak memakan kentang dengan saus seperti sebagaimana gadis seumuran mereka.
Aryn terkekeh kecil "Di antara kita berdua, yang terlihat lebih bocah adalah kamu, Aby" balas Aryn sambil lalu membuka saus berukuran sedang dari dalam kotak dan menyimpan itu bersebelahan dengan tumpukan makanan yang lain.
Abigail mengambil salah satu burger dan menggigitnya perlahan "Bagus kalau begitu. Berarti aku awet muda" jawabnya di antara kunyahan yang cepat.
Aryn terkekeh "Kenapa kamu belum pulang?" ujar Aryn setelah lebih dulu menggigit burgernya.
Abigail melirik sedikit ketika ia tengah memisahkan kulit ayam dari dagingnya "Kerjaanku masih banyak" balas Abigail lantas menyerahkan kulit ayam yang barusan sudah ia pisahkan pada Aryn.
Gadis cantik bergigi kelinci itu mengerutkan kening saat melihat perlakuan kekasihnya "Apa ini?" ujar Aryn seraya menunjuk kulit ayam yang ada di hadapannya.
"Kulit ayam" balas Abigail dengan nada polos tanpa mengalihkan pandangannya dari potongan ayam lain yang kulitnya tengah ia pisahkan pula.
Masih dengan kening mengkerut, Aryn mendekatkan diri pada Abigail yang fokus memisahkan kulit ayam dari dagingnya "Sayang?" bisik Aryn.
Abigail melirik cepat "Apa kamu bilang?" matanya yang bulat sedikit berbinar ketika ia bertanya demikian.
"Sayang" ulang Aryn yang langsung saja membuat Abigail menorehkan senyum selebar-lebarnya.
"I swear to God, Aryn. Kamu akan mendapatkan apapun kalau kamu memanggilku seperti itu" balas Abigail berlebihan yang membuat si gadis bergigi kelinci jadi terkekeh karenanya.
"That's cute" timpal Aryn seadanya "Tapi kenapa kamu memberikan kulit ayamnya kepadaku?"
Abigail yang sedari tadi fokus pada kulit ayam yang tengah ia pisahkan, kini menghentikan kegiatannya hanya untuk melirik pada gadis cantik di sampingnya ini "Kamu tidak suka kulit ayam?" ujarnya dengan nada khawatir.
Aryn menggeleng "Siapa yang tidak suka kulit ayam?" ujar gadis itu.
"Lalu? Apa yang menjadi masalah?"
"Kamu.. memberikan aku kulit ayam milikmu?" ujar Aryn tidak percaya.
"Kamu menyukainya kan?"
Senyum Aryn mengembang seketika "Suka sekali. Terimakasih" balas gadis cantik bergigi kelinci itu sebelum kemudian menarik wanitanya ke dalam sebuah dekapan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI [BECKYXFREEN]
Novela Juvenil"Apa kamu tidak lelah berpura-pura baik-baik saja sementara hatimu membutuhkan pertolongan?" -Aryn Adhrita Herley