Jangan jadi pembaca gelap yaa guyss?
Nanti ditanyain waktu di akhirat, kenapa jadi pembaca gelap? Kan ga mungkin kalian jawab gini:
"Males nge-voting ya Allah"
"Males komen ya Allah"
100 votinggggg, bisa?
Happy Reading 🎉
Jodohku Teman Sekolahku
Bab 03. Flashback 3Bis pun mulai membelah jalan ibukota untuk menuju tempat yang ingin kami jumpai. Selama perjalanan aku hanya bermain ponsel dan sesekali membaca novel di aplikasi.
Ting!
Suara dentingan ponsel membuat Zayyan menoleh ke arahku, namun setelah aku membuka aplikasi hijau Zayyan tidak lagi melirikku.
[Ajak ngomong kek, malah diem aja?] Pesan dari mas Rayhan membuatku kesal.
Padahal kan jantungku sedang tidak aman, jangankan mengobrol dengannya sekedar saling sapa saja jantungku seakan ingin copot.
"Jantungku ga aman, mas!" Balasku disusul dengan emoticon mata bergaris.
[Terserah kamu saja!] Balasnya.
Setelah selesai berbalas pesan singkat dengan mas Rayhan aku melanjutkan membaca novel. Baru beberapa lembar aku membaca suara dentingan ponsel kembali membuyarkan ku.
Ku lihat Zayyan tidak menoleh ataupun melirik. Sepertinya ia tidak terganggu.
[Ya ampun Haura! Lo duduk berdua ga ada ngobrol-ngobrol nya apa? Heh]
[Parah Lo Ra, masa diem diem aja?]
Denting ponsel itu berasal dari grup persahabatan kami. Trio Bobrok.
"Andai Lo pada tau, jantung gue serasa mau copot anj" balasku cepat dan langsung beralih menuju novel lagi.
Setelah aku bosan bermain ponsel, aku memutuskan untuk mengambil Snack dalam tas ranselku. Setelah aku mendapatkan Snack ku, aku juga mendapati Zayyan merogoh tas ranselnya.
Betapa bahagianya aku ia mengambil tasbih pemberianku kemarin. Dan dia pun berdzikir ku lihat mulutnya komat-kamit seperti membaca mantra.
Aku tersenyum dibalik cadar dan aku menatap kearah jendela bus. Aku berniat memberikan pesan kepada dua temanku dan mas Rayhan.
"Hey, kalian tau? Zayyan berdzikir menggunakan tasbih pemberianku"
Ku kirim pada dua temanku dan mas Rayhan.
[Kita udah tau! Soalnya keliatan]
[Gue juga ngerti pasti Lo senyum-senyum kan? Makanya natap luar jendela bus]
[Hilihh, suka banget pasti kau ya?]
Tidak ku balas pesan mereka, aku kembali ke posisi semula. Menatap Naura, Layla dan mas Rayhan mereka tersenyum menggoda kearah ku.
Aku membuka Snack kemudian aku melirik sedikit ke arah Zayyan dan benar saja Zayyan masih berdzikir menggunakan tasbih pemberianku.
"Zay, kamu mau?" Tawar ku pada Zayyan.
Zayyan menoleh dan dengan kekuatan yang besar jantungku tak sekuat sebelumnya.
"Makanlah!" ucapnya kembali ke arah depan.
Aku hanya mengangguk dan melanjutkan memakan Snack.
***
Akhirnya studi tour kami terlaksana juga dengan baik. Kami sudah jalan-jalan dan kemana-mana, tinggal beberapa jam lagi kami akan pulang.
"Eh gue ke toko buku itu dulu ya?!" ucapku pada Naura dan juga Layla.
"Ya, Sono!" ucap Layla.
Aku mulai menyebrangi jalan untuk mencapai toko buku tersebut. Setelah mendapatkan dua buku novel aku pun bergegas keluar dari toko buku itu.
Baru beberapa langkah keluar toko, ada suara seseorang yang sangat aku kenali memanggil namaku.
"Haura!" Panggil seseorang itu.
Jantungku berdetak kencang seakan-akan ingin copot begitu saja. Dengan tubuh yang merasa panas dingin aku menoleh kearahnya.
"Ya, ada apa Zay?" Tanyaku menoleh padanya.
"Tidak ada. Kita bisa jalan bersama menuju bis?" ucapnya yang sekarang sudah berada di sampingku.
Aku mengganguk. Sebab mulutku terasa kaku untuk berbicara dengannya. Hal yang wajar bagi orang yang sedang kasmaran.
Tinggal beberapa langkah menuju bis, langkahku terhenti kala mendengar ucapannya.
"Ra, aku janji suatu saat nanti aku akan melamar mu dan menikahi mu!" ucapnya.
Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba Zayyan berkata seperti itu? Aneh saja menurutku. Atau memang cintaku padanya tak bertepuk sebelah tangan.
"Zay, jangan pernah mengumbar janji sebab kita tidak tau takdir akan mempertemukan kita atau tidak"
"Untuk masalah tasbih kemarin, memang benar apa adanya anggap saja itu sebagai hadiah perpisahan dan juga aku mencintaimu karena Allah. Bagaimanapun hanya Allah yang tau kisah kita selanjutnya" ucapku pada Zayyan.
Zayyan diam seribu bahasa. Sesaat kemudian ia mengganguk dan kemudian ia berkata.
"Haura, aku harap kita ditakdirkan untuk bersama" ucapnya.
"In sya Allah Zay, apapun takdir Allah kita harus terus menerima dengan lapang dada. Dan sampai bertemu dititik terbaik menurut takdir" ucapku.
Zayyan mengganguk dan kami pun langsung berjalan menuju bis. Banyak sorot mata yang melihat kami, aku hanya setia menundukkan pandangan sedangkan Zayyan sibuk dengan tasbih pemberianku.
•••
Yuk semangat dukung author dengan cara votmen ya ges ya, makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] HAZA || END
RomanceSEBELUM BACA UTAMAKAN FOLLOW! SUDAH ENDING 🎀 ROMANSA ISLAMIC🎀 🎀CINTA DALAM DIAM🎀 JODOHKU TEMAN SEKOLAHKU "Ra, aku janji suatu saat nanti aku akan melamar mu dan menikahi mu!" ucapnya. Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba Zayyan berkata sepert...