Bagian 21

136 4 0
                                    

Hai guyss!
Kayaknya besok aku nggak bisa update karena mau pergi in sya Allah hehe

Jadi aku up sekarang ajaa, klo besok sempet aku bakal update kayak biasanya

***

Happy Reading 🎉

Jodohku Teman Sekolahku
Bab 21. Panggilan Baru

Saat ini mereka telah selesai sholat Sunnah sebelum berjima' Zayyan berdoa dan kemudian ditiupkan di ubun-ubun Haura.

Setelahnya Zayyan menghujani berbagai ciuman di wajah Haura, Haura hanya tertawa geli.

Zayyan yang memang sudah menunggu haknya sebagai suami pun langsung menggendong Haura ala bridal style menuju peraduan malam ini.

Haura hanya bisa tersenyum kecut melihat guratan kebahagiaan di wajah tampan suaminya.

Kemudian Haura pun diletakan dan Zayyan pun mengungkung tubuh mungil istrinya itu.

"Heum, kata Maira temanmu kamu jangan memanggil suami dengan sebutan nama dan itu tidak sopan, bukan?" Ucap Zayyan yang saat ini di atas tubuh Haura.

"I-iya" jawab Haura kikuk.

"Jadi kita harus cari panggilan suami istri yang bagus, bagaimana? Kamu ada usulan?" Tanya Zayyan.

Haura menggerakkan bibirnya mencari nama panggilan yang cocok untuk mereka saat ini.

Jangan salah mereka saat ini masih dalam keadaan tertutup, Haura memakai mukena sedangkan Zayyan masih memakai Koko dan sarungnya.

"Aku bingung, Zay" sahut Haura.

"Bagaimana kalau Hubby dan Honey? Kamu panggil aku dengan sebutan Hubby dan aku panggil kamu dengan sebutan Honey. Kamu setuju?" Ucap Zayyan.

"Eum panggilannya rada alay sih, tapi gapapa alay sama suami sendiri kan ga masalah?" ucap Haura.

"Iya honey!" Ucap Zayyan menggoda.

"Haha alay banget sumpah!" Ucap Haura terkekeh.

"Honey!" Ucap Zayyan melotot.

"Haha iya-iya maaf Zay eh By, aku ngerasa alay" ucap Haura dengan wajah merah.

"Eh bagaimana kita buka kado dari Rayhan dan Layla, aku penasaran tau Honey" ucap Zayyan mengambil kado yang ada di atas nakas.

Seketika Haura kehilangan topik dan membeku di atas ranjang. Malu saja rasanya bila memang isinya seperti yang Haura berikan pada kedua kakaknya.

"Honey, ini kita buka bersama. Kamu duduk dulu oke?" Ucap Zayyan.

"Kamu aja yang buka" ucap Haura malas.

"Kenapa begitu?" ucap Zayyan mulai mengeksekusi kado tersebut.

Saat dibuka Zayyan hanya diam dan kemudian mengangkat ke arah Haura dan tersenyum menggoda.

'Aish, ternyata Zayyan juga mesum! Diamnya dia tak menjamin kepolosan didalamnya huft' batin Haura.

"Honey untuk malam ini kamu pakai ini ya? Ya ya ya?" Ucap Zayyan menggoda.

"Apa pakai ini? Yang benar saja by aku malu!" Ucap Haura dengan wajah memerah.

"Gapapa ga usah malu sama aku, sana gih kamu masuk kamar mandi pakai baju ini dan keluar tanpa cadar ya?" Ucap Zayyan menggoda.

"Hubby mesum!" Ucap Haura bersungut-sungut.

"Mesum sama istri sendiri kan gapapa, Honey" ucap Zayyan terkekeh.

Haura pun memasuki kamar mandi dengan membawa l*ng*rie merah menyala berpadu warna hitam dan terkesan elegan. Mungkin Zayyan akan lebih berga*rah saat mengeksekusi istrinya.

"Apa-apaan sih mas Rayhan dan Layla, kasih l*ng*rie beneran? Haish mereka sungguh pendendam" gerutu Haura.

"Eh tapi tak masalah, mereka tidak memasukkan pengaman didalamnya" ucap Haura mengembuskan napasnya.

Saat hendak memakai baju dinas malam, Haura merasakan seperti ada yang keluar. Haura sempat bersyukur didalam hati karena dirinya tidak jadi dieksekusi oleh suaminya.

Disisi lain Haura merasa bersalah pada Zayyan karena belum bisa memberikan haknya malam ini.

Ya Haura datang bulan malam ini, tepat menit dan detik ini.

Dirinya teringat akan malam pertama Rayhan dan Layla, mungkin Layla pun perasaan sama seperti Haura.

Jadi, Haura memutuskan keluar kamar dengan gamis dan jilbab instan tentunya tak memakai cadar. Haura pasrah pada keadaan dan hanya kepada Allah ia berserah diri.

Ceklek

"Loh honey, kenapa tidak dipakai baju dinasnya, hm?" tanya Zayyan. Ternyata Zayyan tidak terlalu salfok oleh wajah Haura.

"E-eh, kamu cantik sekali? Ma sya Allah" lanjut Zayyan tanpa kedip.

"Maaf by, aku dateng bulan" ucap Haura menundukkan kepalanya.

"Huft, ya udah nanti kalau sudah bersih kita langsung buat Zayyan junior ya?"

"Hubby tak marah?"

"Kenapa harus marah? Ini semua sudah takdir sayang, bagaimana nantinya aku akan meminta hak ku sebagai suami"

"Makasih by"

Cup

Satu ciuman mendarat di kening Haura. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk tidur dan beristirahat.

***

Disisi lain lebih tepatnya disebuah apartemen mewah, seorang lelaki dengan wajah merah padam sedang memukul-mukul tembok dengan tangannya.

Dan tentu tangannya sudah berdarah dialah Zidan, seorang dokter yang terobsesi oleh Haura.

"Argh! Anj*ng! Ban*sat! Bisa-bisanya dia lebih memilih lelaki itu daripada aku? Argh!"

"Awas saja Haura, ada saatnya aku menjadi pengganti Zayyan. Haha!"

Entahlah saat ini Zidan sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Ia sudah terkontaminasi oleh alkohol yang berlebihan, dirinya mabuk tak tau arah.

***

Spam emoticon 🐼🐼🐼

Terus setia sama cerita ini ya? Sampai author buat cerita yang lain hehe

[✓] HAZA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang