Bagian 29

92 3 0
                                    

Happy Reading 🎉

Jodohku Teman Sekolahku
Bab 29. Hak Zayyan

Setelah urusan masalah kantor Zayyan dan Haura memutuskan untuk pulang karena hari sudah mulai sore. Dalam perjalanan pulang tiba-tiba Haura ingin mampir disebuah warung bakso kesukaannya.

Wanita ber abaya hitam itu langsung duduk manis di kursinya, sementara Zayyan langsung menyusul keberadaan istrinya itu.

"Tumben banget pengen bakso, hm?" tanya Zayyan.

"Iya, tiba-tiba kebayang pengen bakso lava beuh enak bet by" jawab Haura memilih menu-menu bakso lava.

"Ini dua, terus yang original dua ya mas, eum satu lagi sama yang supernya dua" ucap Haura menyebutkan beberapa bakso yang ia minati.

"Ditunggu ya mba"

Setelah pelayan tersebut meninggalkan tempat Haura, Zayyan langsung menatap istrinya seolah-olah tak percaya.

Mana bisa istrinya yang mungil ini bisa menghabiskan enam mangkuk bakso itu.

"Eh By, aku udah bersih loh ekem!" ucap Haura mengedipkan sebelah matanya.

"Memangnya kamu kotor?" tanya Zayyan merasa aneh dengan ucapan istrinya.

Jujur saja, Zayyan sama sekali tidak memikirkan Haura yang sebelumnya sedang masa haid. Jadi ketika Haura mengkode ia tidak tau.

"Ish, masa ngga tau sih by?" ucap Haura tak menyangka.

"Lah aku memang nggak tau, sayang" sahut Zayyan spontan.

Haura mendekatkan diri kepada Zayyan dan menempelkan mulutnya pada telinga Zayyan. Haura membisikan sesuatu disana.

"Aku udah selesai by masa haidnya" bisik Haura tersenyum menggoda.

Reflek Zayyan tersenyum jahil juga pada istrinya, oh ayolah mereka saat ini bak sepasang pelawak yang siap menghibur. Haura paham maksud Zayyan hanya mengangguk-angguk saja.

"Aku sih oke aja by"

"Nanti malam, honey. Rasakan keperkasaan ku" ucap Zayyan tersenyum licik.

"Iya deh iya si paling perkasa" ucap Haura melengos.

***

Malam harinya setelah mereka selesai sholat isya dan telah menghabiskan berbagai menu bakso yang Haura pesan mereka berdua langsung naik ke kamar mereka.

Memilih bersantai dahulu di balkon kamar sembari mengamati bintang-bintang yang indah dan kelap-kelip. Haura duduk dipangkuan Zayyan dengan memainkan jemari tangan Zayyan.

"Memangnya kamu udah siap, honey?" Tanya Zayyan memastikan.

Seharusnya Zayyan langsung main saja. Mereka disini sudah saling menginginkan sesuatu dibalik pernikahan ini yang sangat mereka tunggu-tunggu.

"In sya Allah aku siap by, ambil saja hak mu sebagai suami. Wallahi aku siap lahir batin untuk menjadi istrimu yang seutuhnya" sahut Haura menatap bintang-bintang.

"Aku mulai ya honey..." Bisik Zayyan yang dibalas anggukan oleh Haura.

Setelah menutup pintu balkon kamar Zayyan langsung menggendong Haura ala bridal style tak lupa Zayyan menghujani wajah Haura dengan c1um4n. Hingga sampailah mereka di atas ranjang besar mereka, sepertinya Haura tidak sempat untuk memakai baju dinas dari Rayhan dan Layla.

Seusai membaca doa di ubun-ubun Haura, Zayyan langsung membaringkan Haura secara perlahan dan terakhir ia memberi kecupan di keningnya. Kemudian ditariknya selimut hingga menutupi seluruh tubuh mereka.

Kurang lebih satu jam mereka bermain tiba-tiba suara ponsel membuat Zayyan memberhentikan aksinya.

"By, itu telepon aku bunyi" cicit Haura lemas.

"Udah gapapa, kita selesaikan dulu. Nikmat bukan?" tanya Zayyan tersenyum menggoda didalam selimut.

Satu menit, dua menit, tiga menit dan seterusnya ponsel Haura terus berbunyi membuat Zayyan gagal fokus untuk menanam benih.

"Angkat aja dulu by, siapa tau dari klinik" ucap Haura berusaha menyingkirkan Zayyan.

"Sebentar" ucap Zayyan.

Zayyan keluar dari selimut dan menggambil ponsel Haura yang sedari tadi berbunyi tak mau berhenti. Ia menautkan kedua alisnya, kenapa malam-malam begini Layla menelepon bahkan sampai lima panggilan.

"Siapa by?" Tanya Haura menyembul dari balik selimut.

"Layla" sahut Zayyan singkat.

"Coba mana sini, biar aku telepon ulang" ucap Haura.

Tanpa pikir panjang Haura langsung menelpon ulang Layla yang aneh menelpon malam hari. Tidak biasanya Layla telepon malam hari begini, apalagi sudah hampir tengah malam bahkan ia tengah hamil.

"Ada apa, la?"

'Ra, aku nginep di rumah kamu ya? Ini aku udah didepan rumah kamu bahkan gada yang menyahut udah beberapa kali aku bel bahkan telepon'

"Eee maaf la, sebentar aku turun dulu"

'Maaf ya Ra, ganggu'

Setelah menutup teleponnya Haura mencoba bangkit, tetapi tiba-tiba ia meringis kesakitan.

"Awh..., Perih banget" ringis Haura menyentuh bagian (kalian tau maksud author).

"Maaf honey, itu hal ilmiah sih untuk yang habis___ " Ucapan Zayyan terpotong dengan ucapan Haura.

"Didepan ada Layla, aku harus bukain pintu untuk dia"

"Lah Rayhan dimana? Kok dia sendirian?"

***

[✓] HAZA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang